Tolong bantu kami pak, ujar Irma, anak korban banjir Kecamatan Putri Betung, rumah kami telah hanyut, kampung kami terkurung. Beras dan kebutuhan lainnya susah dicari. Semua jalan telah putus.
Kami terpaksa berjalan kaki dan mendaki serta menuruni bukit bersama orang tua kami, agar bisa sampai ke desa Simpur Jaya ini, demi mendapatkan beras dan kebutuhan lainnya,
Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN
Belum ada bantuan apa pun yang sampai ke desa kami. Sampai saat ini, kami hanya mendapatkan bantuan pangan dari posko pengungsian Desa Simpur Jaya, Aceh Tenggara, kata Sarifah, salah seorang Ibu rumah tangga dari Kecamatan Putri Betung.
Selain persediaan pangan yang semakin menipis dan bakal habis, akibat tak kunjung terbukanya akses jalan yang putus, gelap gulita akibat listrik putus, jaringan komunikasi yang menghilang juga, menambah deretan panjang penderitaan warga Kecamatan Putri Betung.
Itulah, secuil dari sekian banyak penderitaan yang disampaikan anak korban banjir dari Desa Marpunge dan beberapa desa lainnya di Kecamatan Putri Betung Gayo Lues kepada Bupati Aceh Tenggara HM Salim Fakhry, saat meninjau perbaikan jalan tembus yang menghubungkan Desa Simpur Jaya dengan Rumah Bundar, Sabtu (13/12).
Tak ayal, Kedatangan anak usia sekolah korban banjir sungai dan tanah longsor tersebut, menjadi pusat perhatian bagi Forkopimda dan pejabat teras Aceh Tenggara yang mendampingi kunjungan Bupati Salim Fakhry ke Kute Simpur Jaya kecamatan Ketambe.
Wajar saja demikian, karena bencana alam banjir dan tanah longsor, kata Ishak, warga kecamatan Putri Betung , sangat parah dan membuat beberapa desa terkurung, terisolir dan luluh lantak. Ratusan rumah penduduk hanyut dan rusak berat digerus arus sungai alas.
Bahkan banjir dan tanah longsor, juga membuat warga Putri Betung sempat mengkonsumsi kates, pisang dan umbi-umbian untuk bertahan hidup menghindari kelaparan yang setiap saat mengancam warga Putri Betung.
Ke Blangkejeren tak bisa. Ke Kutacane juga tak bisa ditembus, karena banyaknya badan jalan yang amblas dan putus, ditambah tanah longsor yang menutup akses jalan dari dan ke Putri Betung.
Karena itu, demi mendapatkan beras, minyak goreng, mie instan, telur dan kebutuhan pokok lainnya, warga Desa Marpunge, Desa Kute Lengat dan warga beberapa desa lainnya di Kecamatan Putri Betung, harus berjalan kaki puluhan kilometer menuju Desa Rumah Bundar dan Desa Simpur Jaya.
“Belum ada bantuan apa pun yang sampai ke desa kami. Sampai saat ini, kami hanya mengandalkan bantuan dari Posko korban banjir di Simpur Jaya Aceh Tenggara,” kata Inen Alimah, ibu rumah tangga warga Kecamatan Putri Betung.
Alat berat milik Pemkab Agara, terus bekerja keras menimbun jalan penghubung Simpur Jaya- Rumah Bundar menuju Putri Betung Gayo Lues, uang putus digerus banjir 27 Nopember lalu.(Waspada.id/Ali Amran).Keprihatinan yang mendalam. Sedih, terharu dan dengan mata berkaca-kaca. Itu lah yang tergambar ketika melihat raut wajah Bupati HM Salim Fakhry, yang dikenal sangat akrab dengan berbagai elemen masyarakat Aceh Tenggara, ketika bersalaman dan mendengar keluh kesah anak sekolah dan orang tua warga Marpunge dan beberapa warga desa lainnya di Kecamatan putri Betung yang jadi korban banjir Sungai Alas atau Aih Agusen, yang akrab disebut warga Gayo Lues.
“Kita bersaudara, ada ikatan adat, budaya, agama dan sejarah panjang antara Aceh Tenggara dengan Gayo Lues. Karena itu, penderitaan dan kesusahan yang anak-anakku dan kaum ibu rasakan, juga kami rasakan, Sebab kalian juga adalah bagian dari kami,” kata Bupati Salim Fakhry, sambil mengelus kepala anak korban banjir dari Kecamatan Putri Betung.
Hanya kabupaten kita yang berbeda. Tapi pada dasarnya masih satu dan tak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Karena itu, selain kepada warga korban banjir Kecamatan Ketambe, sejak awal Pemkab Aceh Tenggara juga membantu logistik bagi warga Putri Betung yang datang ke Aceh Tenggara.
“Kalian semua adalah saudara kami, karena itu, bantuan pangan dari Aceh Tenggara tetap kami berikan pada saudara kami dari Kecamatan Putri Betung, semoga kita semua tetap tabah menghadapi pascabencana ini,” ucap Bupati Salim Fakhry, sembari memerintahkan agar bantuan minyak tanah segera disalurkan kepada warga desa dari Gayo Lues tersebut.
Bak gayung bersambut. Selain memberikan bantuan pangan bagi warga Kecamatan Putri Betung, Bupati Salim Fakhry yang dikenal familiar dan gemar bersilaturrahmi, melihat langsung warganya di berbagai pelosok Aceh Tenggara ini mengutarakan, perbaikan jalan nasional yang menghubungkan Simpur Jaya menuju Rumah Bundar, bukan hanya membuat seluruh wilayah Aceh Tenggara terhubung usai dihantam banjir.
Namun, jika akses jalan ini terbuka dan bisa dilewati kenderaan roda empat dan truk, juga akan memudahkan pendistribusian bahan pangan dan kebutuhan pokok lainnya menuju beberapa desa di Kecamatan Putri Betung yang masih terkurung dan terisolasi akibat banjir sungai yang terjadi 27 dan 28 Nopember lalu.
“Jika akses jalan ke Kecamatan Putri Betung sudah terbuka, warga kabupaten tetangga dipastikan akan terhindar dari ancaman krisis pangan,” ujar Salim Fakhry.
Bila dalam 2 hari ini, debit air sungai Alas tak naik dan tak bertambah , penimbunan akses pembuka jalan Simpur – Rumah Bundar dan pemindahan arus sungai ke jalur semula berjalan sesuai rencana, hubungan Aceh Tenggara – Gayo Lues kembali akan terbuka. “Saat ini kita telah menurunkan 7 unit alat berat memperbaiki jalan penghubung Simpur Jaya- Rumah Bundar,” tutup Bupati Salim Fakhry.
Semoga akses jalan Aceh Tenggara ke Gayo Lues segera terbuka dan terhubung. Semoga warga Kecamatan Putri Betung segera terlepas dari ancaman krisis pangan dan keterisoliran.
(Ali Amran/WASPADA.id)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.




















































