Kepala Pelaksana BPBD Pidie Muhammad Rabiul memantau pembersihan Krueng Tukah Pascabanjir, Minggu (14/12).Waspada.id/Muhammad Riza
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
PIDIE ( Waspada.id): Pascabanjir bandang yang melanda Kabupaten Pidie pada 26 November 2025, pemerintah daerah terus bekerja keras memulihkan kondisi kota dan kawasan pertanian.
Salah satu fokus utama adalah pembersihan Krueng Tukah, sungai yang melintasi pusat Kota Sigli, yang selama ini menjadi titik rawan banjir.
Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pidie, Muhammad Rabiul, menjelaskan bahwa pembersihan Krueng Tukah dimulai pada Minggu (14/12). “Hari ini baru satu alat berat yang beroperasi di Krueng Tukah. Alat berat lain masih difokuskan pada penanganan dampak banjir bandang di Kecamatan Tangse, Blang Pandak, dan jembatan Blang Bungong,” ujar Rabiul.
Pembersihan dilakukan bersamaan dengan aksi gotong royong yang melibatkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten Pidie. Mereka membersihkan rumah-rumah warga, jalan lingkungan, dan fasilitas umum yang terdampak lumpur dan sampah banjir.
Menurut Rabiul, pemerintah menargetkan penyelesaian Segmen IV Krueng Tukah sepanjang 1.500 meter. Segmen ini menjadi prioritas karena tanggulnya rendah dan selama banjir 26 November lalu, air luapan mencapai 70 cm di atas tanggul, merendam permukiman warga hingga ketinggian 150 cm. Luapan ini juga merusak sawah, tambak, dan berbagai prasarana pertanian, menyebabkan kerugian signifikan bagi warga.

Warga terdampak menyambut baik langkah cepat pemerintah. Nuraini, seorang warga Sigli yang rumahnya sempat terendam, mengatakan, “Kami sangat terbantu dengan pembersihan Krueng Tukah ini. Semoga tidak terjadi banjir besar lagi. Kami juga bisa mulai menata kembali lahan pertanian yang sempat rusak.”
Selain pembersihan fisik, BPBD Pidie juga melakukan pemantauan tanggul secara berkala, memperbaiki titik-titik kritis, dan mempersiapkan alat berat cadangan jika terjadi hujan lebat di masa mendatang. Rabiul menambahkan, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci untuk mengurangi risiko banjir dan memulihkan kehidupan warga secepat mungkin.
Sejarawan lokal mencatat, Krueng Tukah memang sering meluap pada musim hujan. Namun, banjir November 2025 termasuk salah satu yang terbesar dalam 10 tahun terakhir. “Pembersihan, penguatan tanggul, dan edukasi masyarakat menjadi langkah preventif penting agar bencana serupa tidak kembali terjadi,” ujar Rabiul.
Dengan langkah-langkah ini, pemerintah berharap warga bisa kembali beraktivitas normal, lahan pertanian bisa ditata ulang, dan risiko kerugian akibat banjir dapat diminimalisir. Penanganan ini juga menjadi bagian dari program tanggap darurat dan mitigasi bencana jangka panjang yang terus digenjot oleh Pemkab Pidie. (id69)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.






















































