RI Kaya Gas, Kok Bisa Terancam Krisis?

4 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia diketahui kaya akan sumber daya gas bumi. Namun belakangan, tanah air justru berpotensi mengalami kekurangan (defisit) gas di mulai pada tahun 2025 hingga tahun 2035.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Direktur Utama PGN Arief S. Handoko, yang menyatakan bahwa pada tahun 2035 terdapat beberapa wilayah terancam defisit pasokan gas. Misalnya seperti wilayah Sumatera dan Jawa Barat yang diperhitungkan akan mengalami kekurangan gas hingga 513 juta kaki kubik standar per hari (MMSCFD).

"Profil gas balance PGN periode 2025 sampai 2035 mengalami tren penurunan. Di sini yang akan sedikit lebih mengkhawatirkan di mana sejak 2025 short dari gas balance kita dari 2025 sampai ke 2035 itu shortage-nya semakin membesar sampai minus 513 (MMSCFD)," ujar Arief dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XII DPR RI, Jakarta, dikutip Selasa (29/4/2025).

Dia menyebut, kondisi kekurangan pasokan gas sejatinya sudah terjadi saat ini dan akan terus berlanjut hingga tahun 2035 mendatang. Penyebab utamanya, kata Arief, adalah karena penurunan produksi gas dan belum ditemukannya sumber gas baru untuk mengimbangi penurunan produksi tersebut.

"Nah, kondisi defisit ini sudah terjadi sejak tahun 2025 dan ini dipengaruhi atau disebabkan utamanya karena penurunan natural atau natural declining dari pemasok yang belum dapat diimbangi dengan temuan cadangan dan produksi dari lapangan gas bumi baru," tambah Arief.

Cadangan Gas Bumi RI

Mengacu Buku Outlook Energy Dewan Energi Nasional (DEN) disebutkan bahwa, total cadangan gas bumi Indonesia pada tahun 2022 sekitar 55 Triliun Standard Cubic Feed (TSCF). Namun demikian cadangan gas bumi terbukti hanya sebesar 36 TSCF.

Seperti halnya perhitungan cadangan minyak bumi, perhitungan gas bumi juga mengalami perubahan sejak tahun 2019, sehingga perkembangan cadangan dalam 10 tahun terakhir tidak dapat dibandingkan.

Sementara itu, cadangan gas bumi terbukti terbesar pada tahun 2022 berada di Maluku (lapangan Masela) dengan total potensi sekitar 10 TSCF diikuti oleh Papua sebesar 9,8 TSCF dan Sumatera Bagian Selatan sebesar 4,2 TSCF

Di tahun itu juga, Indonesia memiliki kapasitas kilang LNG mencapai 31,2 juta ton per tahun. Sementara itu, total produksi LNG pada tahun 2022 dari ketiga lapangan tersebut adalah 14.993,2 ribu metrik ton.

"Sebagian besar LNG dimanfaatkan untuk keperluan ekspor dan hanya sekitar 23% digunakan di dalam negeri terutama untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik," mengutip Buku Outlook Energy DEN.

Realisasi Lifting Gas RI

Mengacu data Kementerian ESDM di awal tahun 2025, lifting gas bumi tahun 2024 mencapai 5.749,5 million standard cubic feet per day (MMSCFD) dengan target APBN sebesar 1.033 MMSCFD. Realisasi pada akhir tahun lalu sebesar 1.201 MMSCFD.

Detilnya 67% untuk konsumsi gas digunakan domestik dan 33% untuk ekspor dengan volume pemanfaatan 5.786 BBTUD. Pemanfaatan gas domestik pada 2019 mencapai 3.985 BBTUD, sementara 2024 mencapai 3.881 BBTUD.

Permintaan Meningkat

Merujuk data Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) sebagaimana dirilis Reforminer Institute, volume kebutuhan gas nasional diproyeksi meningkat dari sekitar 5.353 MMSCFD pada tahun 2023 menjadi 11.339 MMSCFD pada tahun 2030. Kemudian meningkat lagi menjadi 25.869 MMSCFD pada tahun 2050.

RUEN menetapkan porsi gas dalam bauran energi Indonesia meningkat dari 22% pada 2030 menjadi 24% pada 2050. "Pemanfaatan gas bumi tercatat telah menjadi bagian dari garis kebijakan pemerintah Indonesia dalam menuju pemanfaatan energi bersih dan implementasi kebijakan transisi energi," jelas Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro, dikutip Selasa (29/4/2025).


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Amankan Gas Untuk Pembangkit PLN, Impor Jadi Solusi?

Next Article Harga LNG Dunia Naik, Impor LNG Dinilai Bukan Solusi

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |