Pantas Banyak Warga RI Berobat ke Malaysia-SG, Ini Sebabnya

5 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak warga kelas menengah dan atas Indonesia yang lebih memilih Malaysia dan Singapura untuk mendapatkan perawatan kesehatan. Penang, Malaysia, misalnya, sejak lama jadi tujuan wisata kesehatan. 

Alasan di balik banyaknya warga RI yang berobat ke luar negeri ternyata bukan cuma masalah harga yang lebih murah, tapi juga kenyamanan dan kemudahan proses. Hal tersebut diungkapkan mantan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Adib Khumaidi.

"Kami sekarang selalu mengatakan kemampuan komunikasi pada dokter di Indonesia harus ditingkatkan, karena salah satu dasar pasien berobat ke luar negeri, berobat ke Malaysia, atau Singapura, itu salah satunya karena faktor komunikasinya yang mereka anggap lebih enak di sana daripada di Indonesia," kata Adib seperti dikutip detikcom.

"Kenapa pembiayaan murah? Karena ada kebijakan negara, regulasi negara soal free tax khususnya pelayanan kesehatan kepada masyarakat," pungkas dr Adib.

Sebelumnya, Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkap bahwa jumlah masyarakat Indonesia yang bolak-balik ke luar negeri untuk berobat ada lebih dari 1 juta orang. Indonesia jelas dirugikan dari kondisi ini. Sebab, ada potensi nilai ekonomi yang hilang.

"Kita kehilangan US$11,5 miliar, kalau dirupiahkan itu Rp 180 T hilang karena warga kita tidak mau berobat di dalam negeri," ujar Jokowi, pada 2024 lalu.

Indonesia krisis dokter spesialis

Masalah lain yang juga membuat banyak warga Indonesia 'kabur' ke luar negeri untuk berobat adalah kurangnya tenaga medis ahli di dalam negeri. Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengakui bahwa Indonesia mengalami krisis dokter spesialis yang akut. Penyebabnya adalah sistem pendidikan dokter spesialis yang sangat memberatkan peserta didik.

Menkes menyoroti perbedaan besar dalam sistem pendidikan dokter spesialis di Indonesia dibandingkan dengan negara lain. Ia menyebut, Indonesia menjadi satu-satunya negara di mana calon dokter spesialis harus berhenti bekerja dan membayar biaya pendidikan yang sangat tinggi untuk melanjutkan studi.

"Kita ini unik sendiri di dunia. Di luar negeri, dokter spesialis tetap bekerja dan digaji selama pendidikan. Kita malah harus berhenti kerja, bayar mahal, dan baru bisa praktek lagi setelah lulus," kata Budi pada Raker dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (29/4/2025).


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Resistensi Bisnis Wewangian di Tengah Pelemahan Daya Beli

Next Article Pantas Banyak Warga RI Berobat ke Malaysia-Singapura, Ini Alasannya

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |