
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
LANGKAT (Waspada): Kementerian Pertanian melalui Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan turut terlibat dalam kegatan Bootcamp Organic Youth Movement Batsch II, di Pusat Pelatihan Lingkungan Hidup (PPLH) Bahorok Bukit Lawang, Langkat, Sumatera Utara, Selasa (29/4/2025).
Kegiatan ini merupakan program penguatan kapasitas generasi muda untuk Region Sumatra, dalam menghadapi tantangan perubahan iklim melalui pendekatan pertanian organik.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
Ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk melibatkan mahasiswa sebagai strategi khusus yang akan menjadi contoh pertanian modern di masa mendatang.
“Saat ini yang bisa dilakukan dalam mengenalkan sektor pertanian bagi kaum milenial adalah mengubah paradigma bahwa sektor pertanian itu adalah sektor yang menjanjikan dengan pengoperasian berbagai macam teknologi” kata Amran.
Senada hal itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian – Kementerian Pertanian RI [BPPSDMP] Idha Widi Arsanti mengatakan, mahasiswa Polbangtan merupakan kandidat petani milenial dan wirausahawan muda pertanian terdidik yang menjadi harapan bangsa dan negara.
“Mulai saat ini harus kita didik dan mempersiapkan dan menggenjot mental, ilmu, keterampilan dan lain-lain, agar mereka menjadi petani yang terampil, tangguh dan profesional,” katanya.
Direktur Polbangtan Medan, Nurliana Harahap mengatakan, krisis pangan akibat perubahan iklim dan krisis regenerasi petani muda adalah dua isu yang saling terkait.
“Adanya pergeseran hujan atau kemarau mengakibatkan perubahan iklim yang mengganggu produksi pertanian dan menghambat akses masyarakat terhadap pangan yang aman dan bergizi,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Direktur III, Tience Pakpahan yang hadir sebagai narasumber dalam kegiatan itu menyebutkan kegiatan ini juga untuk menggiatkan pangan lokal sebagai strategi ketahanan pangan regional menjadi langkahpenting karena daya tahannya yang baik dan potensinya untuk beradaptasi pada perubahan iklim.
“Untuk memastikan ketahanan pangan di masa depan, penting bagi Indonesia untuk mendorong regenerasi petani muda dengan dukungan yang diperlukan serta memanfaatkan teknologi modern, ramah lingkungan dalam pertanian,” jelasnya.
Tema ini, sambung Tience, diangkat sebagai respon terhadap krisis pangan global dan kebutuhan mendesak untuk meregenerasi petani milenial yang adaptif dan berkelanjutan.
“Materi yang disampaikan yaitu pengelolaan ekologi tanah yang baik merupakan dasar pertanian organik berkelanjutan, perlu pelatihan lanjutan tentang pembuatan pupuk hayati dan pengelolaan bahan organik lokal dan perlu didorong praktik berbasis komunitas untuk menjaga kualitas tanah di tingkat petani,” uajrnya.
Peserta dalam kegiatan ini sangat antusias, ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan dan diskusi aktif. Peserta juga memberikan tanggapan positif terhadap pentingnya regenerasi petani dan pertanian organik dalam merespons krisis iklim.
Hal ini bermanfaat sebagai pendidikan kepada pemuda (termasuk perubahan iklim) agar dapat menjadikanpertanian organik sebagai pilihan yang menarik dan layak.
“Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam mencetak kader petani organik muda yang siap menjadi agen perubahan dalam menjawab tantangan pangan dan iklim,” tandasnya.(m31)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.