Oleh: Lailatul Badri, A.Md
KESEIMBANGAN dalam dunia politik merupakan hal yang sangat perlu dicapai, demi menjalankan roda demokrasi yang adil bagi seluruh kalangan Masyarakat. Keterwakilan seluruh kalangan menjadi kewajiban dalam upaya menciptakan demokrasi yang sehat, adil, dan transparansi.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
Salah satu kalangan yang harus menjadi perhatian dalam dunia politik adalah mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, atau biasa kita sebut Gen Z. Gen Z menjadi kelompok demografis terbesar dengan angka 27,94% dari total populasi Masyarakat di Indonesia.
Keterlibatan dan keberadaan Gen Z dalam dunia politik dapat menjadi salah satu faktor pengubah iklim politik di Indonesia menjadi lebih modern.
Keterlibatan dan kebeperanan Gen Z dalam dunia politik hari ini tidak cukup besar.
Hal demikian dipengaruhi kurangnya partai politik membuka ruang untuk mereka karena dianggap belum berpengalaman. Padahal partai politik bisa menjadi tempat bagi Gen Z untuk semakin mengenal politik dan mengetahui dinamika yang terjadi di dalamnya.
Memahami kondisi demikian, PKB hadir menjadi Solusi bagi Gen Z untuk menjadi wadah belajar dan memahami dunia politik dan dinamikanya. Selain itu, Gen Z dapat menjadi peluang untuk membantu partai lebih dekat dengan seluruh kalangan masyarakat.
Oleh karena itu, PKB mulai bergerak untuk terus merekrut dan mengumpulkan Gen Z manjadi bagian penting dalam tubuh partai.
Mengenal Gen Z
Gen Z merupakan kelompok Masyarakat yang lahir pada 1997-2012 dan merupakan kelompok demografis terbesar saat ini dengan angka 27,94% dari total populasi masyarakat Indonesia.
Dengan angka yang cukup besar tersebut, Gen Z dapat menjadi bagian penting dalam dunia demokrasi Indonesia. Menurut data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada tahun 2024 didominasi oleh generasi milenial dan generasi Z dengan angka 56,45% dari Keseluruhan DPT.
Gen Z sendiri menyumbang DPT sebanyak 22,85% atau sekitar 46.800.161 dari keseluruhan DPT pada tahun 2024. Di urutan pertama, masih ditempati oleh generasi milenial dengan angka 33,60% atau sekitar 66.822.389 dari seluruh DPT.
Melihat angka tersebut Gen Z menjadi salah satu bagian paling penting dalam siklus perpolitikan Indonesia.
Sebagai generasi yang lebih melek teknologi dan adaptif terhadap teknologi dapat menjadi nilai plus bagi Gen Z untuk membantu meningkatkan angka partisipasi dalam perhelatan pemilu ataupun pilkada mendatang.
Berdasarkan data dari litbang Kompas, angka pasrtisipasi pemilu tahun 2024 hanya sebesar 81,78%, artinya ada sekitar 18,22% Masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya.
Bahkan pada pilkada 2024, angka pasrtisipasi pemilu hanya sekitar 70%. Angka partisipasi yang rendah ini dapat dipengaruhi oleh banyak hal terutama pada Gen Z. Hingga saat ini masih banyak Gen Z yang enggan untuk ikut serta dalam kontestasi politik.
Kenapa Gen Z enggan untuk ikut serta dalam dunia politik?
Pada dasarnya Sebagian besar Gen Z masih perduli dengan dunia politik dan tidak apatis. Namun, ada banyak hal yang mendasari Gen Z enggan ikut serta. Adapun beberapa faktor yang sering menjadi alasan utama, di antaranya:
Ketidak Percayaan Terhadap Politik dan Politisi
Gen Z pada umumnya cenderung pro-transparansi, anti-diskriminasi, dan peduli pada isu lingkungan, gender, serta HAM. Tidak transparannya para politisi menjadi alasan kuat bagi Gen Z.
Menurut mereka transparansi merupakan hal paling penting dalam menjalankan roda pemerintahan. Tidak hanya soal transparansi, isu lingkungan juga menjadi salah satu alasan kuat.
Banyak politisi yang enggan menyuarakan isu-isu terkait lingkungan, sehingga mereka yang pro terhadap lingkungan merasa tak terwakilkan. Maka PKB harus peka terhadap isu-isu yang sering menarik perhatian agar dapat meningkatkan kepercayaan Gen Z.
Kurangnya Pemahaman dan Pengetahuan Tentang Politik Formal
Kurangnya informasi yang kredibel mengenai politik formal dan masih kurangnya pendidikan politik diterima.
Meskipun jumlah Partai Politik di Indonesia cukup banyak, yaitu 18 Parta Nasional dan 6 Partai Aceh, namun Sebagian besar dari mereka masih enggan untuk merekrut dan memberikan posisi strategis partai kepada Gen Z, karena dianggap masih kurang berpengalamn. Maka PKB harus membuka diri selebar-lebarnya untuk kalangan Gen Z.
Merasa Tidak Terwakilkan
Minimnya politisi yang berasal dari kalangan Gen Z membuat mereka merasa tak terwakilkan. Menganggap tidak ada yang mampu menyampaikan aspirasi mereka. Maka sangat diperlukan langkah untuk memperbanyak kebeperanan Gen Z dalam dunia politik dan melahirkan politisi dari kalangan Gen Z agar mereka dapat merasa terwakilkan.
Kampanya Negatif dan Trauma terhadap Politik
Kampanye negatif yang sering terjadi menjelang pemilihan membuat Gen Z berpikir politik hanya dunia yang kotor, penuh kebencihan, fitnah, dan saling menjatuhkan.
Sehingga hal demikian membuat mereka trauma terhadap segala hal kegiatan politik. Maka diperlukan kegiatan kampanye yang lebih dekat dengan Gen Z dengan cara-cara yang lebih bisa diterima, menggunakan konten yang sedang viral, tidak melakukan uacaran kebencian, dan melakukan penyampaian informasi yang lebih komunikatif.
Bukan kegiatan yang menyenangkan
Pengenalan politik yang cenderung kaku dan kolot terhadap Gen Z membuat mereka menganggap politik bukanlah kegiatan yang menyenangkan.
Banyak di antara mereka beranggapan politik hanyalah kegiatan yang membosankan dengan segala drama yang ada. Maka diperlukan kegiatan-kegiatan politik yang lebih ringan dan menyenangkan agan Gen Z dapat berminat untuk bergabung.
Menghadapi permasalahan diatas, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) melakukan langkah-langkah strategis. Menyadari semakin surutnya minat Gen Z untuk ikut serta dalam dunia politik, PKB harus melakukan langkah-langkah strategis untuk menumbuhkan minat mereka.
Mengusung isu yang dekat dengan Gen Z
PKB melakukan pendekatan yang langsung menyasar pada Gen Z, dengan mengangkat dua isu krusial di lingkungan Gen Z yaitu isu lingkungan dan kesetaraan hak.
Untuk langsung dapat menyentuh Gen Z, PKB meluncurkan PKB ECOGEN sebagai bagian dari upaya merespons tantangan perubahan iklim melalui pendekatan yang lebih progresif, kreatif, dan dekat dengan kaum muda.
Eco Generation (ECOGEN) sebuah komunitas yang diluncurkan Partai Kebangkitan Bangsa pada 12 Juli 2025. Komunitas ini fokus pada penanganan krisis iklim, yang sudah berada pada level kritis dengan melakukan Gerakan kultural yang langsung menyentuh masyarakat. ECOGEN diisi oleh Gen Z yang perduli terhadap isu lingkungan.
Partai Kebangkitan Bangsa juga meluncurkan PKB institute, yang sering melakukan Pendidikan Pemimpin Muda Profesional. Yang diharapkan dapat menciptakan pemimpin-pemimpin muda yang dapat memimpin bangsa dengan profesional serta membuka kesempatan untuk Gen Z ikut bersaing dalam kontestasi politik.
Menyuntikan figur Gen Z dalam struktur partai
Pada 18 September 2024, PKB melantik susunan pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa) sekaligus jajaran Ketua Harian DPP PKB.
Langkah kongkrit yang dilakukan PKB untuk melibatkan Gen Z pada struktural partai. Ketua Harian DPP PKB Ais Shafiyah Asfar yang baru berusia 23 tahun dan dibantu oleh 6 wakil ketua harian untuk menjalankan tugasnya.
Keseluruhan jajaran ketua dan wakil ketua harian adalah Gen Z, ini merupakan langkah konkrit yang dilakukan PKB untuk langsung menyentuh masyarakat.
Kaderisasi intensif lewat LKN
Pada harlah ke-27 PKB meresmikan Lembaga Kaderisasi Nasional (LKN) yang dilantik pada 14 Juli 2025 di Jakarta. LKN menargetkan merekrut hingga 270 ribu kader hingga akhir 2025.
Di antaranya 900 angkatan kader struktural dan 2.700 angkatan kader nonstruktural, banyak di antaranya Gen Z dan milenial.
Kaderisasi dianggap sebagai “tulang punggung” partai, penyambung ideologi dan energi perjuangan di seluruh organ PKB. Gen Z merupakan target utama yang disasar oleh Lembaga Kaderisasi Nasional, langkah ini ditempuh untuk dapat terus mempertahankan regenerasi kader. Sehingga diharapkan PKB dapat terus berkembang mengikuti setiap perubahan zaman.
Pendekatan Digital via “Politainment”
Mengadaptasi gaya komunikasi Gen Z di media sosial, PKB secara aktif menggunakan TikTok—dengan pendekatan politainment—di mana konten politik dibalut ringan dan menghibur. Kader dilatih menggunakan bauran pemasaran 4P (Product, Promotion, Price, Place) agar visi dan program mudah diterima oleh Gen Z.
Semua strategi dan langkah yang diambil oleh Partai Kebangkitan Bangsa merupakan upaya untuk meningkatkan partisipasi Gen Z di dunia politik, sehingga regenerasi kepemimpinan dapat terjadi dengan baik dan sebagaimana mestinya.
Sebagai partai yang terus berusaha menjadi penyeimbang, PKB akan terus berupaya agar seluruh kalangan masyarakat merasa terwakilkan, termasuk Gen Z.
Dengan segala upaya untuk merekrut Gen Z, diharapkan semakin banyak figur-figur politisi dari Gen Z. Sehingga semakin banyak pula firgur yang dapat menjadi role model bagi para kaum muda.
Upaya untuk terus dekat dan memberikan kesempatan kepada Gen Z untuk berperan dan berpartisipasi, merupakan cara PKB untuk menciptakan dunia politik yang jujur, bersih dan transparan sebagaimana yang menjadi cita-cita seluruh masyarakat Indonesia.
Gen Z juga diharapkan dapat membawa angin segar untuk segala kegiatan politik di Indonesia.
Langkah-langkah ini harus segera di eksekusi agar PKB tidak kehilangan momentum untuk merekrut Gen Z sebanyak-banyaknya. Upaya ini sesuai dengan komitmen ketua umum PKB, Muhaimin Iskandar atau cak imin.
Cak imin menyampaikan bahwa PKB merupakan partai yang berjiwa muda dan relevan dengan generasi zaman sekarang. Talenta-talenta muda yang berbakat dalam dunia politik harus segera direkrut kedalam tubuh partai dan harus menjadi bagian penting dalam pengurusan PKB.
Agar segera menghapuskan stigma bahwa partai politik jauh dari kalangan muda dan dianggap kuno atau tidak kekinian. (Penulis Anggota DPRD KOTA MEDAN-Partai Kebangkitan Bangsa)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.