
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
MEDAN (Waspada.id): Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) melalui Dinas Ketapang TPH (Tanaman Pangan dan Hortikultura) Sumut, bersama Bulog dan sejumlah stakeholder terus menggalakkan Gerakan Pangan Murah (GPM) guna menstabilkan harga beras yang masih tinggi di pasaran.
Wakil Gubernur Sumut, Surya menyampaikan program ini digelar serentak di 354 titik di seluruh kabupaten/kota. Khusus di Medan, pelaksanaan dipusatkan di halaman Kantor Dinas Ketahanan Pangan Sumut pada Sabtu (30/8).
“Kita sudah melaporkan kepada Menteri melalui zoom meeting. Dari 33 kabupaten/kota, saat ini GPM baru menjangkau sekitar 85 persen kecamatan. Kami berharap 15 persen sisanya bisa segera menyusul agar seluruh wilayah Sumut merasakan dampaknya,” ujar Surya.
Menurut Surya, GPM diharapkan mampu menekan harga beras secara bertahap hingga kembali normal di kisaran Rp13.100 per kilogram. Meski sudah lebih dari sebulan berjalan, ia mengakui harga beras di pasaran masih tinggi.
“Kita tetap optimis, dengan keterlibatan semua pihak harga beras bisa stabil. Saat ini harga sudah turun sekitar Rp500 per kilogram, meski masih perlu diturunkan lebih jauh,” jelasnya.
Surya juga menekankan pentingnya perhatian khusus terhadap daerah Nias yang selama ini kerap masuk kategori daerah tertinggal. Menurutnya, program pangan murah harus mampu menjangkau wilayah kepulauan agar masyarakat tidak semakin terbebani.
“Kenaikan harga beras ini salah satunya dipicu oleh naiknya harga gabah. Namun, Bulog sudah mendapat instruksi Presiden untuk menyerap hasil panen petani, sehingga kesejahteraan petani tetap terjaga dan ketersediaan beras di pasaran terjamin,” tambahnya.
Kepala Bulog Sumut, Budi Cahyanto, menegaskan bahwa pihaknya telah membuka 474 titik distribusi pangan murah, melampaui jumlah kecamatan di Sumut yang mencapai 455 wilayah. Distribusi melibatkan Bulog, RPK, kepolisian, TNI, serta pemerintah daerah.
“UHET (Harga Eceran Tertinggi) beras medium di Sumut ditetapkan Rp14.000 per kilogram. Saat ini harga pasar berkisar Rp15.100. Dengan panen raya dan GPM yang digelar setiap hari, kami optimis harga akan turun dalam satu hingga dua pekan ke depan,” ujar Budi.
Ia menjelaskan, beras Bulog untuk program ini dijual dengan harga khusus Rp11.300 per kilogram di gudang Bulog, berkat subsidi ongkos angkut dari Bank Indonesia. Total beras yang disalurkan melalui GPM di Sumut mencapai lebih dari 1.000 ton per hari, jauh melampaui target awal 414 ton.
“Khusus daerah kepulauan seperti Nias Selatan, termasuk Pulau Batu dan Pulau Telo, distribusi dibantu oleh TNI AL menggunakan kapal perang karena kapal pengangkut sebelumnya mengalami kerusakan. Kami juga mengajukan perpanjangan distribusi hingga 10 September,” jelasnya.
Pemprov Sumut menegaskan bahwa Gerakan Pangan Murah bukan sekadar upaya jangka pendek, tetapi bagian dari strategi menjaga ketahanan pangan dan menekan inflasi daerah. Dukungan lintas sektor mulai dari pemerintah daerah, Bulog, hingga Bank Indonesia diharapkan mampu memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
“Kita harus optimis. Dengan panen yang berjalan baik, pasokan lancar, dan distribusi merata, harga beras di Sumut akan segera stabil,” pungkas Budi.
Hadir pada giat itu, Kepala Dinas Ketapang TPH (Tanaman Pangan dan Hortikultura) Sumut, Rajali, Sekretaris Dinas Ketapang TPH (Tanaman Pangan dan Hortikultura) Provinsi Sumatera Utara adalah Yusfahri Paranginan-Angin, jajaran pegawai Dinas Ketapang TPH.
Sementara itu, tampak masyarakat begitu antusias dengan hadirnya Gerakan Pangan Murah ini. (Id23)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.