
KUTACANE (Waspada): Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Tenggara menghibahkan tanah untuk pembangunan Balai Pemasyarakatan (Bapas) dan Pembangunan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas II A Kutacane.
Diuraikan, seluas 4,1 hektare direncanakan untuk pembangunan Bapas berlokasi di
Desa Purwodadi Kecamatan Badar, sedangkan seluas 5,9 hektare untuk pembangunan Lapas kelas II A Kutacane di Desa Kumbang Indah Kecamatan Badar Aceh Tenggara, kata Bupati Aceh Tenggara, HM Salim Fakhry kepada Waspada.id, saat dikonfirmasi di lokasi, Kamis (13/3).
Lanjutnya didampingi Kepala Lapas Kelas II B Kutacane, Andi Hasyim, Ketua DPRK Aceh Tenggara, Denny Febrian Roza, Sekda Yusrizal, Asisten I, Muhammad Riduan, kabid aset Bintang Terang dan sejumlah pejabat lainya baik dari lapas dan pemkab, bupati lanjut mengatakan , kita berharap dan harapan masyarakat Aceh secepatnya membangun Bapas dan pembangunan Lapas kelas II A menggantikan Lapas kelas II B Kutacane.
Yang saat ini Lapas Kelas IIB Kutacane yang kini kondisinya kelebihan kapasitas. Bupati mengaku prihatin dengan kondisi Lapas Kutacane. Lapas Kelas IIB tersebut dihuni sebanyak 362 narapidana dan tahanan. Sementara, kapasitas lembaga pemasyarakatan tersebut hanya 100-an orang terangnya.
Bupati Salim Fakhry yang juga mantan anggota komisi V DPR RI ini merespon cepat keributan yang terjadi pada hari Senin, 10 Maret 2025, sekira pukul 18.15 WIB, di dalam Lapas Kelas II B Kutacane. Yang menyebabkan 52 tahanan (warga Binaan) melarikan diri.
Keributan tersebut dipicu oleh pembagian makanan berbuka puasa yang memakan waktu lama, yang menyebabkan desak-desakan di antara para warga binaan. Menurut keterangan dari pihak Lapas, insiden bermula saat proses pembagian makanan berbuka puasa dilakukan secara satu persatu, yang memicu ketidakpuasan para warga binaan.
Pada sekira pukul 18.25 WIB, sejumlah warga binaan secara serentak melakukan keributan dan mendobrak pintu besi pembatas wilayah aman dalam Lapas. Setelah pintu besi roboh, warga binaan langsung berlarian menuju pintu gerbang utama dan melakukan perlawanan terhadap petugas Lapas dalam upaya melarikan diri.
Proses pelarian dilakukan melalui ruangan staf Lapas dengan membobol plafon dan naik ke atas atap. Dari sana, mereka berhasil mendobrak seng atap kantor Lapas dan keluar melalui atap Lapas.
Melihat kejadian tersebut, petugas Lapas berusaha mengejar para tahanan dengan membuka pintu gerbang utama, namun pintu tersebut belum sempat ditutup sehingga dimanfaatkan oleh warga binaan untuk melarikan diri secara beramai-ramai.(cseh)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.