Modal Rp 10 Juta: Lebih Cuan Mana Beli SBN Ritel, Emas dan Saham Emas?

2 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Persaingan instrumen Surat Berharga Negara (SBN) ritel, emas dan saham emas menarik dicermati.

Penjualan Surat Berharga Negara (SBN) terbaru yang dijual pemerintah tidak memenuhi target. Turunnya minat investasi ini berbarengan dengan lonjakan harga emas. Meski keduanya dianggap sebagai instrumen investasi yang konservatif, nyatanya kedua memiliki imbal hasil yang berbeda.

Seperti diketahui, pemerintah baru saja menjual SBN Sukuk Ritel seri Sukuk Ritel SR023. 

Penawaran SR023 resmi berakhir Senin (15/9/2025).

SR023 menawarkan imbal hasil (kupon) per tahun yang menarik di tengah suku bunga rendah dan dengan dua pilihan tenor. Kupon sebesar 5,8% untuk tenor 3 tahun atau SR023T3 dan 5,95% untuk tenor 5 tahun atau SR023T5. Kupon SR023 bersifat tetap (fixed rate) atau pasti hingga jatuh tempo.

Berdasarkan data dari Bibit pada Senin (15/9/2025) pukul 10.00 WIB, SR023 tenor 3 tahun hanya mampu diserap sebesar 90,2% atau sekitar Rp 13,53 triliun dari kuota nasional Rp15 triliun. Sementara untuk SR023 tenor 5 tahun terserap sebesar 91,3% atau sekitar Rp4,57 triliun dari kuota nasional Rp5 triliun.

Dengan melihat kupon, investor yang berinvestasi senilai Rp10 juta hanya mendapatkan pembayaran kupon sebesar Rp580 ribu per tahun untuk SR023 tenor 3 tahun dan Rp595 ribu per tahun untuk SR023 tenor 5 tahun.

Lesunya serapan SR023 disebabkan sejumlah alasan, salah satunya tren penurunan suku bunga obligasi di pasar keuangan. Saat suku bunga acuan Bank Indonesia melandai maka kupon yang ditawarkan akan lebih kecil. Sebagai perbandingan, SBN ritel pertama yang ditawarkan pemerintah tahun ini adalah ORI.

Pada Januari 2025, ORI027T3 dijual dengan kupon 6,65% dan ORI027T6 dengan kupon 6,75% per tahun. Kupon di atas 6% diberikan dengan pertimbangan BI rate masih di 5,75%. 

Sementara SR023 dijual saat BI rate ada di 5,00%. 

Penetapan kupon SBN ritel ini tentu saja berbeda dengan pemegang emas, baik emas future (XAU) ataupun logam mulia Antam.

Disepanjang tahun ini, harga emas dunia (XAU) telah melesat 40% hingga perdagangan intraday Selasa (16/9/2025) di level US$3.682,99 per troy ons.
Harga emas melesat sejalan dengan proyeksi pemangkasan suku bunga The Fed hingga gejolak geopolitik.

Begitu juga dengan harga emas logam mulia Antam yang melesat 38,5% di sepanjang tahun hingga perdagangan Selasa (16/9/2025) di harga Rp2.105.000 per gram.

Sehingga jika kita samakan memiliki investasi senilai Rp10 juta, maka seorang investor memiliki cuan lebih tinggi dibandingkan dengan imbal hasil SBN sebelumnya.

Kenaikan harga emas dunia dan batangan juga sejalan dengan kenaikan harga saham-saham emas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sehingga investor yang berinvestasi di saham-saham emas juga berlimpah cuan di sepanjang tahun ini.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |