Kondisi Listrik Pasca Banjir Sumatra Ternyata Lebih Parah dari Tsunami

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) mengungkap dampak kerusakan infrastruktur kelistrikan akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda wilayah Sumatra, khususnya Provinsi Aceh. Di mana, skala kerusakan yang terjadi kali ini disebut jauh lebih parah dibandingkan bencana tsunami Aceh 2004.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo secara blak-blakan membandingkan tingkat kerusakan infrastruktur listrik saat ini dengan kejadian tsunami Aceh tahun 2004. Sebaran kerusakan akibat banjir kali ini justru lebih masif dan merusak ratusan titik vital kelistrikan yang tersebar di berbagai wilayah.

"Untuk bencana kali ini dibanding dengan tsunami 2004 itu sangat berbeda. Pada saat tsunami 2004, kerusakan sistem kelistrikan ada di 8 titik, sedangkan bencana kali ini di Aceh ada 422 titik. Jadi skalanya sangat berbeda, kali ini sangat masif," ungkap Darmawan dalam Rapat Koordinasi Satgas Pemulihan Pasca Bencana, disiarkan daring, dikutip Rabu (31/12/2025).

Adapun, pemulihan sistem kelistrikan saat ini bergantung pada akses evakuasi material ke lokasi terdampak. Selain kendala akses, pihaknya juga menemui situasi dilematis di mana jaringan listrik desa sudah berhasil dipulihkan, namun listrik belum bisa dialirkan ke rumah warga karena kerusakan bangunan yang parah.

Kondisi rumah yang hancur atau masih tertimbun lumpur membuat penyalaan aliran listrik ke rumah-rumah menjadi sangat berbahaya dan beresiko tinggi.

"Jadi desanya sudah menyala tetapi rumah-rumah pelanggan PLN juga masih tertimbun dengan lumpur sehingga kami belum berani menyalakan Bapak, karena nanti bisa tersengat," katanya.

Dengan begitu, PLN terus berupaya memulihkan kelistrikan tidak hanya di pemukiman, tetapi juga di fasilitas pelayanan publik seperti Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan Puskesmas.

Tim di lapangan pun terus membantu membersihkan instalasi listrik di dalam gedung fasilitas umum yang terdampak lumpur agar pelayanan kesehatan dan ibadah dapat segera berfungsi kembali.

Berikut adalah rincian kondisi kelistrikan terkini di berbagai wilayah terdampak bencana, berdasarkan catatan PLN:

Aceh Tengah: Tingkat pemulihan desa mencapai 70,8%. Evakuasi material masih mengandalkan jalur udara karena akses darat yang sulit.

Bener Meriah: Sebanyak 83,6% atau 194 desa sudah menyala, menyisakan 38 desa yang masih padam. PLN mengerahkan pesawat Hercules untuk mengangkut 510 tiang listrik ke wilayah ini dan Aceh Tengah.

Gayo Lues: Rasio desa menyala baru mencapai 69,9%, dengan 41 desa masih padam. Kabar baiknya, jalur darat dari Langsa hingga Blangkejeren mulai terbuka sehingga pengiriman 210 tiang listrik sedang dalam perjalanan.

Aceh Tamiang: Pemulihan jaringan hampir total di mana dari 299 desa, hanya tersisa 7 desa yang padam. Namun, lebih dari 30.000 rumah pelanggan rusak sehingga listrik belum bisa dinikmati sepenuhnya.

Aceh Utara: Pemulihan jaringan sangat tinggi, dari 850 desa hanya 2 yang padam. Namun, wilayah ini mencatat kerusakan rumah pelanggan terbesar se-Aceh, yakni lebih dari 80.000 rumah terdampak.

Bireuen: Sebanyak 607 dari 609 desa sudah menyala. Kendalanya adalah kerusakan pada sisi pelanggan yang mencapai lebih dari 31.000 rumah.

Pidie Jaya: Secara jaringan desa sudah pulih 100%. Namun, aliran listrik belum bisa dinyalakan ke lebih dari 10.000 rumah warga karena masih tertimbun lumpur dan berisiko tersengat listrik.

Darmawan menegaskan bahwa meskipun jaringan listrik desa sudah menyala, namun suplai listrik ke rumah warga harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Pihaknya tidak akan memaksa untuk menyalakan listrik jika kondisi rumah pelanggan masih tergenang air atau tertimbun lumpur demi keselamatan jiwa.

"Jadi mohon izin, ada daerah-daerah yang pemulihan listriknya berjalan dengan cepat tetapi sedangkan kerusakan rumah pelanggan kami itu sangat tinggi sekali," tandasnya.

(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |