Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menegaskan komitmennya untuk memperkuat perikanan skala kecil yang selama ini menjadi tulang punggung produksi ikan nasional. Sekitar 95% hasil tangkapan ikan di Indonesia berasal dari perikanan skala kecil, namun sektor ini masih dihadapkan pada berbagai persoalan mendasar, seperti kesejahteraan nelayan hingga keselamatan kerja mereka.
Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap KKP, Ridwan Mulyana menyebut kontribusi perikanan skala kecil terhadap total produksi nasional mencapai sekitar 10%, dengan mayoritas kapal penangkap berukuran di bawah 5 gross ton (GT).
"Tantangan ada, karena memang skala kecil ini umumnya rentan ya. Rentan baik itu menghadapi lingkungannya, tekanan terhadap sumber daya ikan maupun terhadap lingkungan pesisir. Sehingga mereka harus kita harus memberikan strategi ya," kata Ridwan usai acara Rangkaian Peluncuran Rencana Aksi Nasional Pengelolaan Perikanan Skala Kecil di kantor KKP, Jakarta, Rabu (5/11/2025).
Menurutnya, pemberdayaan nelayan kecil tak hanya berfokus pada kegiatan penangkapan ikan, tetapi juga pada perlindungan sosial serta pengembangan alternatif mata pencaharian. KKP mendorong pembangunan kawasan produktif seperti Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) sebagai pusat kegiatan ekonomi baru di sektor kelautan dan perikanan.
"Jadi membangun fasilitas pokok yang diperlukan, juga meningkatkan kapasitas mereka untuk bagaimana memiliki jiwa entrepreneurship atau melakukan bisnis di bidang perikanan tangkap," ujarnya.
Sebagai langkah konkret, KKP meluncurkan Rencana Aksi Nasional Pengelolaan Perikanan Skala Kecil (RAN PPSK). Program ini diharapkan dapat meningkatkan kepastian pendapatan nelayan, memperkuat keselamatan kerja, serta memperbaiki mutu dan nilai tambah hasil tangkapan.
Foto: Suasana aktivitas warga di dekat tanggul laut Dadap, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (2/7/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Suasana aktivitas warga di dekat tanggul laut Dadap, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (2/7/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Selain itu, KKP melalui Ditjen Perikanan Tangkap juga menjalin kemitraan strategis dengan berbagai pihak, untuk memperluas dampak program. Beberapa diantaranya dengan WWF Indonesia, BPJS Ketenagakerjaan, dan PT Moores Rowland Bali Starling Resources.
"Dengan Starling Resources, jadi ini mitra terkait dengan pengelolaan perikanan rajungan yang berkelanjutan. Kemudian juga kita dengan WWF, kita bisa mengakses hibah untuk pengolahan perikanan skala kecil di pesisir. Kemudian juga kita ada juga beberapa hal terkait kerja sama ini untuk bagaimana tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan tentunya," tutur dia.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut, Hendra Yusran Siry menekankan pentingnya rencana aksi ini sebagai langkah nyata menuju pengelolaan perikanan yang lebih inklusif dan berbasis ilmu pengetahuan.
"Ukurannya bukan pada tebalnya dokumen, tetapi pada perubahan yang dirasakan nelayan, yaitu pendapatan yang lebih pasti, keselamatan kerja yang lebih baik, mutu hasil yang meningkat, ekosistem yang pulih, dan ketahanan pangan yang makin kuat," kata Hendra dalam kesempatan yang sama.
Dengan demikian, melalui langkah ini KKP ingin memastikan manfaat pembangunan kelautan dirasakan langsung oleh nelayan kecil, yang menjadi garda terdepan ketahanan pangan nasional.
(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article KKP Ingatkan Pembangunan Kampung Nelayan Bisa Terancam, Ini Masalahnya

2 hours ago
3

















































