DOLOKSANGGUL (Waspada): Mencegah kerusakan lingkungan atas perubahan iklim, Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) kembali menyerukan merawat alam dan menjaga moral. Merawat alam dan menjaga moral dilakukan dari Humbahas lewat “Paskah Doa Bersama Merawat Alam Humbahas” dipusatkan di Aula HKBP Pargodungan, Jl. Letkol GA Manullang, Doloksanggul, Jumat (24/4).
Hadir pada kesempatan itu, Kadep Diakonia HKBP Pdt Dr. Deonal Sinaga, Praeses HKBP Distrik III Humbahas Pdt Robinsarhot Lumban Gaol, para pendeta HKBP dari 29 Ressort se-Distrik III Humbahas, Bupati Humbahas Oloan Nababan, Kajari Noordien Kusumanegara, Ketua DPRD Parulian Simamora, Anggota DPRD Humbahas Indra Nainggolan, Kapolres diwakili Kabag Ren AKP Asian Parhusip, Dandim 0210/TU diwakili Danramil 05/DS Kapten Inf Sahat Simanullang, dan ribuan masyarakat, remaja dan pemuda lintas gereja.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
Paskah doa bersama merawat alam itu diawali dengan kebaktian yang diikuti Bupati Oloan dan unsur Forkpomda, serta sedikitnya 2500 orang umat nasrani dari denominasi gereja hadir pada kesempatan itu.
KETUA DPRD Humbahas menandatangani kesepahaman bersama merawat alam dan menjaga moral yang baik di Tano Batak. Waspada/Andi Siregar
Pdt Dr. Deonal Sinaga dalam kotbahnya mengatakan, bahwa saat ini dunia memandang ke HKBP. Bahkan gereja dri luar negeri memandang ke HKBP. Karena HKBP peduli kerusakan akan lingkungan. HKBP empati kepada umat yang tertimpa musibah.
Merawat alam, HKBP bertindak melalui suaran kenabian, melakukan penanaman pohon serta aksi sosial dan doa bersama. Doa bersama dan penanaman pohon sudah dilakukan di beberapa daerah kawasan danau toba.
“Pada kegiatan saat ini, mata tertuju ke Humbahas. Dalam Paskah doa bersama merawat alam, mari peduli dan tanam pohon. Kalau kita tidak mulai dari sekarang, kita akan menyesal karena mewariskan bencana,” ujarnya.
Dia juga menyampaikan, dalam momen paskah ada kebangkitan. Tuhan Yesus bangkit dari mati untuk kehidupan kekal dan membawa keselamatan bagi dunia. “Melalui Paskah doa bersama, ayo bangkit membawa perubahan. Pelataran Tuhan adalah lingkungan kita. Lingkungan sudah tercemar, hutan sudah rusak sehingga banyak longsor dan banjir,” katanya.
Deonal juga menyoroti persoalan penyakit sosial masyarakat (judi, narkoba, human trafficking) dan perusakan lingkungan adalah penyakit sosial masyarakat. “Kita adalah utusan Tuhan membawa transformasi perubahan di lingkungan kita masing-masing untuk menggalang kekuatan besar. Karena dengan kekuatan yang besar adalah tanggung jawab yang besar,” terangnya.
Katanya, Tuhan memberikan kuasa kepada manusia untuk menjaga alam ciptaanNya. Melalui kuasa besar dari Tuhan, umat manusia harus memberikan tanggungjawab besar. Tidak terkecuali remaja, pemuda.
Pemuda adalah pemimpin bangsa dimasa mendatang melanjutkan estafet kepemimpinan di tengah bangsa dan negara.
“Jangan rusak mental dan ragamu hanya kesenangan sesaat. Katakan, say no to drugs. Katakan tidak pada narkoba, judi dan trafficking. Yes merawat alam,” pintanya.
Pdt Dr Deonal mengajak satu orang tanam satu pohon. Maka 10 tahun kedepan banyak yang berteduh dalam kesejukan. Martin Luter mengatakan, “Sekalipun besok dunia akan berakhir, hari ini saya akan tetap menanam pohon”. Untuk itu mari kita menanam pohon dari Humbahas untuk dunia.
Dalam doa bersama merawat alam ditandai penyerahan tanaman (pohon) produktif, penandatanganan komitmen kesepahaman ‘merawat alam dan menjaga moral yang baik di tanah batak’ oleh HKBP, Bupati Humbahas dan Forkopimda, serta pawai obor dan seruan terbuka dari PPN (Persekutuan Pemuda Naposo) Distrik III Humbahas untuk menolak pekat (penyakit masyarakat), dan merawat alam.
Ketua Panitia Paskah Doa Bersama Merawat Alam Humbahas, Laberto Simanullang kepada wartawan mengatakan, bahwa yang melatari pelaksanaan kegiatan itu adalah empati terhadap alam dan lingkungan sosial yang semakin tergerus. Apalagi menyikapi perubahan iklim, banyak bencana baik longsor, banjir menimpa. Hal itu tidak terlepas dari alam yang sudah terganggu dan terusik oleh ulah manusia.
“Melalui kegiatan kita ingin menyentuh hati setiap insan. Agar berbuat dan berpartisipasi serta peduli terhadap kehidupan generasi mendatang. Peduli terhadap pekat yang menimbulkan dampak sosial masyarakat serta mengancam mental dan karakter generas muda,” jelasnya.
Kata Laberto, kegiatan itu melibatkan 2500 lebih umat nasrasi lintas gereja, remaja dan pemuda. “Mengapa kita mengarahkan remaja dan pemuda berpartisipasi. Karena saat ini merekalah pioner penjaga lingkungan dan akan menjadi pelopor menyuarakan penjaga alam dimasa mendatang,” tukasnya.
Ditambahkan, dalam Paskah Doa Bersama merawat alam, pihaknya membagikan 5000 bibit tanaman produktif untuk ditanam di lahan-lahan kritis atau tempat yang layak. Jenis tanaman yg diberikan yakni Alpukat, ingul, jengkol dan andaliman. Bibit tersebut dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (cas/a08)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.