JAKARTA (Waspada.id): Menteri Kebudayaan, (Menbud), Fadli Zon, menekankan perlunya museum Batak sebagai pusat edukasi dan literasi. Pernyataan ini disampaikannya saat menghadiri Apresiasi I Batak Center dalam rangka HUT ke-7 berdirinya Batak Center, sekaligus syukuran HUT ke-80 RI, di Ballroom NTV Tower, Jakarta, Senin (18/8/2025)
Acara yang mengangkat tema “Merajut Keberagaman Budaya Nusantara Menuju Indonesia Emas 2045” ini, dihadiri Inspektur Jenderal Kementerian Kebudayaan, Fryda Lucyana, Ketua Umum Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN), A.A. Mapparessa, Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Batak Center Ir. Sintong M. Tampubolon, Sekjen Drs. Jerry Sirait, serta pendiri sekaligus Presiden Komisaris NT Corp, Dr. Ir. Nurdin Tampubolon, M.M., Sedangkan dari kalangan seniman, turut hadir keluarga Sidik Sitompul—pencipta lagu O Indonesia yang kini diubah menjadi O Tano Batak.
Menurut Fadli Zon, manuskrip Batak harus diangkat dan dikenal, diambil pengetahuannya, dimanfaatkan, dan dikembangkan. Kementerian Kebudayaan sangat
mendukung berbagai upaya kolaborasi dalam pemajuan kebudayaan.
Menbud juga membahas pentingnya sebuah museum. “Seharusnya ada yang namanya museum Batak. Museum ini bukan tempat sekedar etalase akhir, tapi museum ini harus hidup menjadi pusat edukasi, narasi, literasi, dan bisa menimbulkan satu ekosistem,” ungkap Menbud, dikutip dari relisnya yang diterima waspada.id
Pada sambutannya Menteri Kebudayaan mengucapkan dirgahayu Batak Center yang ke-7, sekaligus hari ulang tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Ini menurutnya adalah hari yang sangat istimewa, delapan dasawarsa Indonesia memperingati kemerdekaannya.
Menbud mengatakan tema Merajut Keberagaman Budaya Nusantara Menuju Indonesia Emas, menurutnya adalah tema yang sangat sejalan sekali dengan visi dari Presiden Prabowo Subianto, yang telah mendirikan Kementerian Kebudayaan.
Dia menjelaskan, pertama kali dalam sejarah 79 tahun Indonesia merdeka, baru ada Kementerian Kebudayaan yang berdiri sendiri, yang bukan
merupakan gabungan dengan kementerian yang lain.
“Ini juga bukti bahwa Pak Prabowo sangat peduli, sangat concern dengan pemajuan kebudayaan sebagai fondasi jati diri kita. Selain kita ini kaya dan beragam, yang kemudian diikat dalam Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi tetap satu juga. Budaya itu menjadi perekat, menjadi binding power, menjadi kekuatan perekat, bukan kekuatan pemecah belah,” terangnya.
Ketua Umum DPN Batak Center Ir. Sintong M. Tampubolon, menegaskan kembali cita-cita yang melatarbelakangi berdirinya Batak Center tujuh tahun lalu. “Didirikan oleh 136 tokoh lintas puak, Batak Center lahir dengan visi menjadi ruang pemersatu dan pusat pengembangan budaya Batak dalam kebhinnekaan Indonesia,” ungkapnya.
Misi itu diwujudkan melalui program pelestarian habatakon, peningkatan literasi budaya, pemberdayaan masyarakat Batak, serta kontribusi bagi peradaban dunia. “Hari ini kita menyaksikan semangat itu terus menyala, dalam seni, pendidikan, literasi, hingga kerja nyata lintas generasi,” tambah Sintong.
Sementara Drs. Jerry R. Sirait, membacakan manifesto kebudayaan yang menegaskan pentingnya budaya dalam membangun karakter bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Manifesto itu merujuk pada amanat Pasal 32 UUD 1945 yang menegaskan negara untuk memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia.
Ketua Panitia, Dr. Freddy Pandiangan, menekankan acara ini bukan hanya syukuran, tetapi momentum memperkokoh persaudaraan dan identitas budaya. Tema yang diusung, Merajut Keragaman Budaya Nusantara Menuju Indonesia Emas 2045, menjadi payung semangat seluruh rangkaian kegiatan.
Sebagai bentuk komitmen nyata, Batak Center memberikan Apresiasi I kepada 9 anak sekolah dasar dan menengah yang mampu berbahasa Batak. Langkah ini bertujuan menumbuhkan kebanggaan generasi muda terhadap bahasa ibu di tengah arus globalisasi.
Penghargaan juga diberikan kepada 13 pegiat budaya, 5 lembaga keagamaan, dan 5 organisasi mitra kerjasama. Semua penerima dianggap sebagai penjaga nilai-nilai luhur, pelaku tradisi, dan pelestari aksara Batak.
Dalam kesempatan itu, Batak Center dan FSKN sepakat menjalin kemitraan strategis dalam promosi nilai-nilai budaya Batak dan Nusantara.
“Batak Center siap bergandengan tangan dengan semua pihak dalam menjaga dan memajukan warisan budaya demi Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan,” tegas Sintong.
Acara ditutup dengan nuansa syukur dan harapan. Bagi Batak Center, tujuh tahun perjalanan bukan hanya refleksi, melainkan deklarasi tekad untuk memperkuat jati diri budaya Batak dalam bingkai kebangsaan.(id.87/id.10)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.