Cerita Pagi: Saat Ibu-ibu JASLAG Berolahraga

2 weeks ago 17
 Saat Ibu-ibu JASLAG Berolahraga KAUM ibu anggota Komunitas Jalan Sehat Lapangan Gajah Mada Medan sesaat berfoto bersama usai menjalani jalan santai pagi, berbaur bersama masyarakat lainnya. (Waspada/Diurna Wantana)

DEMAM jalan kaki dan jogging tengah menjangkiti masyarakat Kota Medan. Ruang-ruang publik yang bertebaran di penjuru kota menjadi sarana menyalurkan hobi. Ada yang berjalan-jalan, lari-lari kecil (jogging) dan mengimplementasikan kegemaran berolahraga.

Gairah warga berolahraga semakin meningkat. Itu pula yang dilakukan kaum ibu rumah tangga yang tergabung dalam Komunitas Jalan Sehat Lapangan Gajah Mada. Para ibu ini turut serta mendampingi suami-suami mereka yang juga ambil bagian dalam kegiatan jalan pagi di komunitas ini.

Ruang publik terbuka hijau baru terus bermunculan di Kota Medan. Selain untuk bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungan yang asri, ruang-ruang itu juga menjadi tempat untuk sejenak melepas beban hidup.

Sejumlah ruang terbuka di sekitar Kota Medan, menjadi primadona masyarakat untuk beraktivitas. Beberapa kawasan itu, seperti Taman Cadika Medan Johor, Stadion Kebun Bunga, Taman Ahmad Yani, termasuk Lapangan Gajah Mada Jalan Gunung Krakatau, hampir selalu ramai oleh warga. Sebagian ruang-ruang itu telah direvitalisasi oleh Pemerintah Kota Medan.

Seperti pada Jumat (21/2) pagi, misalnya, beberapa warga tampak mendatangi Lapangan Gajah Medan. Di antara mereka yang penulis kenal-ada Pak Fonda, Pak Syam Herman, dan Pak Zaidun Ali, bersama kaum bapak lainnya yang tengah menikmati suasana pagi di lapangan yang dibangun (revitalisasi) pemerintah daerah menjadi ruang terbuka hijau.

Tak mau ketinggalan, ibu-ibu sebagai bagian dari komunitas ini juga turut serta. Kaum ibu rumah tangga ini menyempatkan diri berolahraga, sebelum memulai aktivitas “kodrat kewanitaan” mereka mengelola rumah tangganya masing-masing.

Itu adalah aktivitas yang dilakukan anggota komunitas Jalan Sehat Lapangan Gajah Mada. Awalnya hanya berkumpul-kumpul setelah berolahraga, namun, sejak akhir 2024, berkembang menjadi sebuah komunitas, dengan anggota yang berasal dari berbagai latar belakang. Tak hanya dari kalangan intelektual, ada ibu rumah tangga, pensiunan, pengusaha, semuanya ikut.

Arti JASLAG adalah tempat berkumpulnya para pegiat olahraga yang sehat dan bahagia. Jalan sehat itu menyehatkan, jogging itu harus bahagia. Jalan sehat untuk sejenak melepas penat dan beban setelah seharian beraktivitas.

Hingga saat ini, anggota komunitas JASLAG terus berkembang. Berawal hanya beberapa orang hitungan jari tangan, sekarang bertambah menjadi lebih 50 orang. Dari jumlah tersebut, sebagian besar merupakan para lansia, di atas 60 tahun. Tapi semangat dan dorongan untuk hidup sehat mengalahkan usia-usia renta itu.

Komunitas JASLAG yang terbentuk sejak jelang akhir 2024 memiliki agenda rutin berolahraga yang tidak mengikat, setiap pagi mulai pukul 06.00 hingga 08.00. Setiap aktivitas fisk ringan seperti jalan santai mengitari area jogging track Lapangan Gajah Mada diselingi dengan obrolan-obrolan santai dan ringan sesama anggota komunitas. Tawa canda juga mewarnai di sela-sela menggerakan kaki di pagi yang cerah.

Setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk melepaskan penat, namun bagi komunitas JASLAG menyatu dengan “alam” adalah salah satu cara terbaik untuk mereset pikiran dan tubuh. Komunitas ini juga menyarankan bahwa untuk sesekali meluangkan waktu berada di alam (ruang publik).
Bersama JASLAG, sosok-sosok ini menyadari bahwa hidup bukan hanya tentang bekerja dan memenuhi tanggung jawab, tetapi juga tentang menemukan keseimbangan. Suasana ruang publik di Lapangan Gajah Mada telah mengajarkan kepada mereka bahwa ada saatnya manusia bekerja keras, dan ada saatnya untuk beristirahat dan menikmati angin-angin sepoi pagi, kicau burung dan menyatu dengan komunitas ini.

Bagi Pak Rudi Pama, Bang Niko dan Pak Yan, ruang publik JASLAG bukan hanya sekadar tempat untuk “berpetualang”, melainkan juga tempat di mana ia bisa menemukan ketenangan dan kedamaian. Dengan situasi yang dihadapinya, ia memutuskan bahwa sudah saatnya ia melepas penat dengan cara yang paling ia sukai—jalan-jalan pagi.

Setelah beberapa saat berada di ruang publik, mereka pun kembali ke rumah dengan semangat yang baru. Ia merasa segar dan siap untuk menghadapi tugas-tugasnya lagi. Komunitas ini percaya bahwa menyempatkan waktu untuk diri sendiri adalah hal yang penting, agar dapat melayani diri sendiri dengan lebih baik. Komunitas JASLAG juga mengajak masyarakat untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta tidak ragu untuk melepaskan penat di tengah kesibukan.

Mengutip Hippocrates- “Jika suasana hatimu sedang buruk, jalan-jalanlah. Jika kamu masih dalam suasana hati yang buruk, berjalan-jalan lagi.” Atau “Berjalan membuat kaki bergerak, darah bergerak, pikiran bergerak dan gerakan adalah kehidupan.” – Terri Guillemets.

Diurna Wantana

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

 Saat Ibu-ibu JASLAG Berolahraga

 Saat Ibu-ibu JASLAG Berolahraga

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |