
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
PEMATANGSIANTAR (Waspada.id): Harga cabai merah menjadi penyebab utama inflasi di Kota Pematangsiantar pada September 2025. Inflasi tahunan (year on year/yoy) mencapai 5,84%, tertinggi kedua di Sumatera Utara setelah Deliserdang (6,81%).
Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Setdako Pematangsiantar, Sari Dewi Rizkiyani Damanik, menjelaskan bahwa kenaikan harga cabai merah (0,50%), emas perhiasan (0,09%), dan cabai hijau (0,07%) memengaruhi inflasi kota.
“Pada bulan September ini telah melewati periode waktu panen, khususnya di wilayah sentra produksi seperti Simalungun, Karo, dan Batubara. Kombinasi faktor cuaca, biaya produksi, dan ketidakseimbangan pasokan-permintaan menjadi pemicu utama inflasi,” terangnya, Jumat (17/10/2025).

Inflasi bulanan (month to month/mtm) Kota Pematangsiantar tercatat 0,47%. Sementara itu, inflasi Provinsi Sumut adalah 0,65% (mtm) dan 5,32% (yoy), sedangkan inflasi nasional lebih rendah, yaitu 0,21% (mtm) dan 2,65% (yoy).
Sari menambahkan bahwa harga cabai merah yang fluktuatif dan sensitif terhadap cuaca buruk, biaya transportasi yang meningkat, serta distribusi yang tidak lancar menjadi penyebab utama inflasi. Kenaikan harga cabai sangat memengaruhi kelompok bahan makanan karena merupakan komoditas pokok.
Untuk menekan inflasi, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Pematangsiantar menggelar Pasar Murah dan Gerakan Pangan Murah (GPM) di setiap kecamatan, menyediakan bahan pokok termasuk cabai merah.
“Cabai merah sebagai komoditi yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi di Kota Pematangsiantar tentunya menjadi perhatian berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kota Pematangsiantar bersama TPID,” ujarnya. Ia berharap inflasi dapat terkendali seiring penurunan harga cabai merah di bulan Oktober.

Wali Kota Pematangsiantar, Wesly Silalahi, mengajak masyarakat memanfaatkan pekarangan untuk menanam tanaman pangan, termasuk cabai merah, guna mengurangi pengeluaran rumah tangga. Ajakan ini disampaikannya di sela-sela peringatan Hari Pangan Sedunia di Lapangan Adam Malik, Kamis (16/10/2025).
“Terbukti, cabai merah tumbuh subur dan sudah bisa dipanen. Bisa dilihat langsung ke rumah. Jadi, mari kita manfaatkan pekarangan untuk menanam berbagai tanaman pangan,” kata Wesly, yang juga telah menanam berbagai tanaman di pekarangan rumah dinasnya.
Wesly juga mengapresiasi kegiatan Lomba Memasak Menggunakan Pasta Cabai sebagai bagian dari peringatan Hari Pangan Sedunia. “Sudah ada cabai dalam bentuk pasta. Ini upaya menyimpan cabai untuk jangka waktu lebih lama dibandingkan menyimpan cabai segar. Semoga pasta cabai bisa mengurangi ketergantungan masyarakat menggunakan dan mengonsumsi cabai segar,” pungkasnya. [***]
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.