
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
MEDAN (Waspada.id) : Fenomena perilaku anak-anak pejabat kerap menjadi sorotan publik, terutama di era media sosial yang serba cepat dan transparan. Tak jarang mereka tampil dengan gaya hidup mewah, sikap arogan, bahkan terlibat kasus hukum.
Publik pun mempertanyakan integritas, moralitas, serta sumber kekayaan yang mereka nikmati, mengingat gaji dan tunjangan pejabat negara punya batas jelas.
Perilaku ini dinilai mencerminkan kegagalan orang tua dalam memberi teladan. Ketika jabatan publik bercampur dengan urusan pribadi, dampaknya bukan hanya merusak citra keluarga, tetapi juga kepercayaan masyarakat terhadap institusi negara.
Kasus Siswa Anak Polisi di Sinjai
MF, 18, pelajar SMA di Sinjai, Sulawesi Selatan, nekat memukul gurunya yang juga wakil kepala sekolah, Mauluddin. Pemicu kejadian adalah laporan sang guru ke Bimbingan Konseling (BK) karena MF kerap bolos pelajaran.
Ironisnya, insiden itu terjadi di hadapan sang ayah, Aiptu Rajamuddin, anggota Polres Sinjai, yang hanya diam menyaksikan anaknya melakukan kekerasan.
“Begitu guru dipanggil masuk, langsung dipukul siswanya sendiri. Ayahnya hanya berdiri, tidak melerai,” ujar Kepala SMA Negeri 1 Sinjai, Muh Suardi (17/9).
Atas perbuatannya, MF dikeluarkan dari sekolah. Sementara Rajamuddin diperiksa Propam karena dianggap lalai memberi teladan.
Anak Wali Kota Prabumulih
Kasus lain menimpa Wali Kota Prabumulih, Arlan, usai mencopot Kepala Sekolah SMPN 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah. Pemicu dugaan pencopotan adalah teguran kepada anak Arlan yang membawa mobil ke sekolah.
Video haru perpisahan Roni bersama siswanya viral di media sosial, memantik simpati publik. Kasus ini juga sampai ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
“Hasilnya, mutasi Saudara Roni tidak sesuai dengan ketentuan Permendikdasmen Nomor 7 Tahun 2025,” jelas Irjen Kemendagri Mahendra Jaya.
Atas pelanggaran prosedur, Arlan mendapat teguran dari partai politiknya, Gerindra, serta sanksi administrasi dari Kemendagri.
Mario Dandy, Simbol Hedonisme dan Kekerasan
Kasus paling menyita perhatian publik adalah Mario Dandy Satriyo, anak pejabat Ditjen Pajak. Bersama rekannya, Mario menganiaya David Ozora hingga koma pada Februari 2023.
Tak hanya kekerasan brutal, publik juga disuguhi pameran kemewahan Mario melalui mobil Jeep Rubicon dan motor besar, yang dianggap tak selaras dengan penghasilan orang tuanya sebagai aparatur negara.
Atas aksinya, Mario divonis 12 tahun penjara. Kasus ini mempertebal ketidakpercayaan masyarakat terhadap moralitas keluarga pejabat.
Tiga kasus di atas hanyalah sebagian dari fenomena “anak pejabat bermasalah” yang terus berulang.
Masyarakat menilai perilaku anak-anak ini bukan sekadar kenakalan remaja biasa, melainkan cermin kegagalan keluarga pejabat memberi batasan dan teladan.
Lebih jauh, fenomena ini menimbulkan pertanyaan fundamental: sejauh mana integritas pejabat publik mampu dipertahankan ketika lingkaran terdekatnya justru memperlihatkan wajah sebaliknya.(Id23)
Sumber : Liputan6.com
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.