Ahmad Pasundan Tarigan Cucu Pelopor Islam Tanah Karo Tunaikan Ibadah Haji

3 months ago 46

MEDAN (Waspada): Ahmad Pasundan Tarigan mantan Pimpinan Cabang Bank Sumut Sei Rampah, menyampaikan rasa bahagianya berangkat ke Tanah Suci menunaikan ibadah haji, bersama Maya Novita Sari (isteri),Hj. Rosmaniar (mertua) dan Sri Muhayya (ipar).

Mereka tergabung dalam Kelompok terbang (Kloter) 11 Jamaah calon haji (Calhaj) Embarkasi Medan, yang bertolak ke Tanah Suci pada Selasa malam (13/5).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Ahmad Pasundan Tarigan adalah cucu Pelopor Agama Islam di Tanah Karo Juan Tarigan bin Kisar Tarigan lahir 1800 an kemudian masuk Islam tahun 1902, beliau disyahadatkan di wilayah Aceh Tenggara oleh seorang saudagar Aceh bernama Tengku Muda.

“Saat yang ditunggu dan dirindukan akhirnya tiba. Insha allah kami jemaah yg tergabung di dalam kloter 11 ini akan menuju Madinah,” kata Tarigan.

Menurutnya, masa menunggu selama lebih kurang 12 tahun, yakni mendaftar haji tahun 2013 masih aktif bekerja dan mendaftar bersama isteri di Lubuk Pakam dan diikuti oleh ibu mertua dan adik ipar yang mendaftar di Medan pada waktu yang sama.

“Alhamdulillah kami semua masih tetap sehat dimasa penantian haji tersebut. Sehingga saat mengetahui kami bisa berangkat bersama tahun ini, saya dan isteri mutasi ke Medan agar bisa berangkat bersama-sama,” ujarnya.

Motivasi Keluarga

Dijelaskannya, melaksanakan ibadah haji di lingkungan keluarganya, bukan hal baru. Karena orang tua, terdahulu juga sudah berhaji dan begitu juga dengan abang, kakak dan adik semua sudah berhaji dan minimal sudah pernah umrah.

“Itulah yang membuat niat saya dari dulu untuk melaksanakan haji begitu menggebu gebu, dan karena cerita pengalaman mereka bagaimana ketika berkunjung ke rumah Allah dan juga cerita bagaimana kisah perjuangan para nabi ketika ingin membawa umatnya menegakkan islam sungguh sangat berkesan dan luar biasanya utk dapat diteladani bahkan diteruskan,” ujarnya.

Cucu Pelopor Islam di Karo

Lanjut Ahmad Pasundan berbicara mengenai haji dan bercerita tentang perjuangan menegakkan Islam, sebenarnya hal itu juga sejalan dengan apa yg telah dilakukan kakek buyutnya terdahulu.

Adalah Juan Tarigan bin Kisar Tarigan yang tercatat sebagai Tokoh Pelopor Islam dan pengembang Islam yang pertama di Tanah Karo.

Beliau lahir pada tahun 1800 an kemudian masuk Islam tahun 1902, beliau di syahadatkan di wilayah Aceh Tenggara oleh seorang saudagar Aceh bernama Tengku Muda karena berbagai peristiwa dan rahasia yang diciptakan Allah sehingga mendapatkan hidayahnya.

Setelah pengislamannya di Sungai Alas, Aceh Tenggara lalu beliau diajarkan syariat Islam dan lainnya, ia pulang kampung di Desa Tiga Beringen Tiga Binanga untuk mengislamkan keluarganya sebagai orang terdekat dan juga beberapa sahabatnya.

Pada thn 1905 beliau wafat dan perjuangannya pada saat itu diteruskan oleh anak anaknya seperti H. Sulaiman Tarigan, Langgis Tarigan, Tumbak Tarigan dll dan tentunya hal itu tetap dilanjutkan sampai sekarang oleh anak cucunya.

Mungkin secara histori dan masih agak simpang siur apakah untuk yg pertama sekali islam masih ada yg lain walahualam,  tetapi berbicara pengembang islam di Tanah Karo dipastikan beliau adalah Juan Tarigan dan keturunannya.

Sampai sekarang makam beliau Juan Tarigan beserta anak anaknya selalu dikunjungi oleh orang orang yang tau akan perjuangannya, seperti beberapa ulama dari jawa timur, jawa barat,  jakarta dan dari  beberapa daerah lainnya.

Mohon Perbaikan

Saat Ahmad Pasundan ditanyakan bagaimana perhatian pemerintah pusat dan daerah untuk kemudahan para calon jemaah haji, beliau menjawab bahwa untuk pelaksanaan haji tahun ini, alhamdulillah pemerintah pusat dan daerah telah memberikan perhatian luar biasa terutama untuk kenyamanan,  keamanan dan juga penurunan biaya haji yang sudah 2 kali diturunkan unruk keberangkatan thn 2025 ini.

“Mudah mudahan allah memberikan kesehatan dan kemudahan untuk seluruh aparat pemerintah khususnya yg terkait meringankan pelaksanaan haji,” sebutnya.

Namun begitu lanjut adik dari Hj Erma Tarigan yang pernah jadi Wartawati Harian Waspada, masih ada yang harus diperbaiki terkait pelayanan untuk jamaah calon haji dari pihak Bank Sumut Syariah.

Kata dia, Bank Sumut sebagai tempat bayar awal untuk pergi haji, memberi pelayanan kurang memuaskan.

“Pengalaman saya beserta isteri selain mertua dan ipar sungguh sangat kurang layak karena tidak mendapat perlengkapan haji dan fasilitas lainnya.  Walaupun kami berangkat dikatakan cadangan,  tapi kami sudah jelaskan porsi nomor berangkat yang masih hitungan minimal dalam arti kata sangat memungkinkan,” katanya.

Lanjutnya, terkadang memang sedikit aneh dengan stigma cadangan ini,  seolah olah kalau dikatakan cadangan seperti barang siluman.

Padahal porsi cadangan dan aturannya itu diciptakan oleh pemerintah, terus edukasi dibawah kok seperti nya kurang jelas posisinya.

“Kami daftar haji melalui Bank Sumut Syariah dan kebetulan pada saat berangkat masuk daftar cadangan, namun pada akhirnya tidak mendapat perlengkapan dan fasilitas lainnya,” ungkapnya.

Selalu dijanjikan bisa diberikan tapi ditunggu sampai menjelang hari H nya tetap nggak jelas sampai merasa kesal. Akhirnya terpaksa beli dan mengeluarkan biaya utk segitu banyak.

Di sini bukan persoalannya karena ada aturan bahwa cadangan tidak mendapat fasilitas,  tapi justru ada juga informasi di sesama KBIHU saya bahwa dia justru mendapatkan fasilitas padahal mereka cadangan juga.

“Apa karena faktor kedekatan? Kalau karena faktor kedekatan, harusnya saya yang lebih dekat karena saya orang dalam yg pernah mengabdi selama puluhan tahun di bank sumut walau tahun kemarin saya sudah pensiun,” pungkasnya sambil tertawa.(m22)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |