Jakarta, CNBC Indonesia - Kita mengenalnya sebagai bumbu yang sederhana. Tapi siapa sangka, di balik tiap butir garam, tersembunyi kisah panjang tentang budaya, ritual, dan ketekunan. Ada garam yang lahir dari pembakaran bambu sembilan kali, ada pula yang dibentuk dari esensi kecap berusia tiga tahun. Di meja makan orang-orang terpilih, garam bukan sekadar asin, tapi rasa, juga aroma.
Berikut delapan jenis garam paling mahal di dunia, yang membuktikan bahwa kemewahan tak selalu hadir dalam bentuk emas dan permata.
1. Amethyst Bamboo Korean Sea Salt - US$ 43,75 / Rp712.125 per ons
Di Korea, garam ini tak sekadar bumbu. Ia warisan budaya. Dipanggang sembilan kali dalam batang bambu berusia tiga tahun, lalu disegel dengan tanah kuning dan dimasukkan ke dalam tungku selama berjam-jam. Proses panjang ini menghasilkan garam kaya mineral dengan aroma tanah dan asap yang mendalam.
Dulu, garam ini digunakan oleh biksu Buddha untuk penyembuhan. Kini, ia hadir di dapur-dapur restoran paling eksklusif di dunia. Kandungan antioksidannya dipercaya dapat membantu detoks tubuh, dan rasanya konon lebih dalam dari sekadar asin.
2. Black Truffle Sea Salt - US$ 16 / Rp260.800 per ons
Truffle hitam dari Italia tak butuh pengantar. Ia adalah simbol kemewahan kuliner, dan ketika dipadukan dengan garam laut murni, hasilnya adalah ledakan rasa yang kompleks. Aromanya tajam dan membumi, seperti hutan setelah hujan.
Garam ini bukan untuk semua orang. Ia digunakan sebagai sentuhan akhir-taburan kecil di atas pasta, telur, atau kentang goreng yang berubah jadi sajian fine dining dalam sekejap.
3. Saffron Salt - US$ 15 / Rp244.500 per ons
Saffron telah mewarnai sejarah sejak zaman Persia kuno. Dipetik satu per satu dari putik bunga crocus saat matahari belum naik sepenuhnya, rempah ini menyatu dengan garam laut dan menciptakan warna emas yang tak tertandingi. Garam ini bukan hanya mahal karena prosesnya yang sulit, tapi karena ada semacam kemuliaan dalam tiap serbuknya.
Cocok untuk paella, daging panggang, atau makanan yang membutuhkan sentuhan mewah yang tak berteriak.
4. Icelandic Birch Smoked Sea Salt - US$ 11,11 / Rp181.093 per ons
Islandia adalah negeri api dan es, dan garam ini adalah hasil sempurna dari keduanya. Ia diasapi perlahan dengan kayu birch lokal, lalu dikeringkan dengan energi panas bumi dari geyser alami. Hasilnya adalah garam asap dengan rasa bersih, murni, dan dalam.
5. Parmesan Truffle Salt - US$ 10 / Rp163.000 per ons
Bayangkan keju Parmigiano Reggiano yang tua dan gurih, bertemu dengan aroma truffle musim panas yang tajam. Garam ini adalah pertemuan dua ikon rasa dari Italia. Gurihnya meledak di lidah, dan cocok ditaburkan ke atas telur rebus, pasta buatan rumah, atau popcorn di malam yang tenang.
6. Kilauea Onyx Black Hawaiian Sea Salt - US$ 10 / ons
Lahir dari pertemuan garam laut dan batuan vulkanik aktif Hawaii, garam ini tampil menawan dengan warna hitam pekat. Kilauea bukan hanya gunung berapi, tapi juga energi yang menciptakan kehidupan. Di garam ini, abu vulkanik memberi tambahan mineral sekaligus kandungan detoks yang dipercaya membersihkan tubuh.
Sempurna untuk sajian laut, sushi, atau daging panggang dengan twist eksotis.
7. Kala Namak Rock Salt - US$ 9 / Rp146.700 per ons
Di India, Kala Namak bukan hanya bahan masakan, tapi juga bagian dari ayurveda dan filosofi makanan. Dengan warna abu kemerahan dan aroma sulfur yang tajam, garam ini sering digunakan dalam masakan seperti chutney, raita, hingga buah potong.
Ia mungkin tidak cocok untuk semua orang, tapi bagi mereka yang tumbuh dengan masakan India, aroma ini membangkitkan kenangan rumah dan masa kecil.
8. Soy Salt - US$ 8,93 / Rp145.019 per ons
Dari Jepang, datang garam yang tidak berasal dari laut, melainkan dari kecap. Fermentasi selama tiga tahun menciptakan kecap beraroma dalam, lalu dikeringkan hingga menjadi kristal. Rasa umaminya begitu kuat, menyatu dengan masakan Jepang-modern dan fusion yang kini digemari generasi muda.
Garam ini menunjukkan bahwa umami, rasa kelima dalam kuliner, bisa dihadirkan dalam satu taburan sederhana.
Di dunia gastronomi, garam telah berevolusi. Dari sekadar bumbu dapur menjadi simbol kemewahan, identitas budaya, dan perpanjangan tangan dari sejarah manusia. Garam termahal bukan hanya mahal karena prosesnya, tapi karena cerita yang ia bawa dari asalnya.
Dan siapa tahu, suatu hari nanti garam dari Indonesia entah dari Sumenep, Rote, atau Bali juga bisa menembus meja makan para "bangsawan" dunia.
CNBC Indonesia Research
(emb/emb)