Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik telah merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III 2025.
Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan III 2025 mencapai Rp6.060,0 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3.444,8 triliun. Dengan kata lain, ekonomi nasional tumbuh mencapai 5,04% year-on-year (yoy) pada triwulan III 2025.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Edy Mahmud menyatakan tingkat pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024.
Secara spasial, perekonomian nasional pada triwulan III 2025 menunjukkan pertumbuhan yang relatif stabil. Hampir seluruh provinsi mencatat pertumbuhan positif, kecuali Papua Barat dan Papua Tengah yang justru terkontraksi masing-masing sebesar 0,13% dan 16,11%.
Pertumbuhan tertinggi terlihat pada Provinsi Maluku Utara, yakni mencapai 39,10% yoy. Angka ini jauh di atas rata-rata pertumbuhan nasional. Pertumbuhan yang pesat ini ditopang oleh hilirisasi industri tambang dan pengolahan mineral, dengan komoditas unggulan seperti nikel.
Sektor Pertambangan dan Penggalian bahkan tumbuh hingga 77,33% yoy. Sektor Industri Pengolahan serta Pengadaan Listrik dan Gas juga berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Maluku Utara, yang masing-masing tumbuh sebesar 70,06% dan 61,27%.
Dari segi pengeluaran, sumber pertumbuhan terbesar berasal dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yaitu sebesar 15,54% yoy. Ini menjadi indikasi adanya ekspansi aktivitas industri khususnya pertambangan di Maluku Utara.
Kendati demikian, Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda menekankan agar pertumbuhan ini tidak berhenti di sektor tambang saja, tetapi juga mengalir ke bawah agar setiap masyarakat dapat merasakan capaian pertumbuhan ini.
Adapun provinsi dengan pertumbuhan tertinggi berikutnya yaitu Sulawesi Tengah (7,79%) dan Kepulauan Riau (7,48%). Sama seperti Maluku Utara, sektor Industri Pengolahan serta Pertambangan dan Penggalian menjadi penopang pertumbuhan di kedua provinsi tersebut.
Sejumlah provinsi lain di Sulawesi juga mencatatkan nilai pertumbuhan di atas 5%. Beberapa di antaranya bahkan melengkapi daftar 10 besar provinsi dengan pertumbuhan tertinggi. Hal ini menjadikan Pulau Sulawesi sebagai wilayah dengan pertumbuhan paling pesat, yakni mencapai 5,84%. Namun, kontribusi Sulawesi terhadap perekonomian nasional masih berada di kisaran 7,36%.
Kontribusi terbesar masih berasal dari Pulau Jawa, yang menyumbang sebesar 56,68% dengan pertumbuhan 5,17% yoy.
Tidak dapat dipungkiri bahwa Pulau Jawa memang masih menjadi poros perekonomian nasional. Meskipun berbagai upaya pemerataan pembangunan telah dilakukan, sebagian besar aktivitas bisnis masih berpusat di Jawa. Ini menjadi tantangan pemerintah ke depan untuk mewujudkan pembangunan yang merata di seluruh wilayah.

2 hours ago
1

















































