SUBULUSSALAM (Waspada): Kecelakaan (laka) mobil Avanza, terjun bebas ke jurang/sungai (lae) Kombih menelan korban tiga jiwa serta hanyut di alur sungai, Rabu 23 April 2025, menyisakan catatan duka, dll.
Seorang korban ditemukan saat pencarian masih dalam batas waktu yang ditentukan pihak kepolisian, tujuh hari. Seorang lainnya, dua hari pasca berakhir masa pencarian dan kini tersisa satu korban belum ditemukan.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
Fenomena mobil masuk jurang dengan memakan korban di sejumlah titik jalan nasional, persis di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat, Sumut dan Kota Subulussalam, Aceh itu bukan pertama, tetapi nyaris tak lagi terhitung, dan mungkin masih akan terjadi.
Cerita laka menimpa mobil avanza hitam Nomor Polisi D 1217 SHJ, diketahui pemandu ambulance BL 9001 SW dari Seumeule, Aceh menuju Jambi, membawa jenazah, Kiagus Haryanto, 45 warga Kecamatan Jambi Selatan masuk jurang puluhan meter ke arus sungai yang cukup deras itu, terasa menyayat.
Betapa tidak, tiga penumpang di dalam mobil itu adalah juru jalan ambulance membawa rekan mereka, jenazah menuju Jambi. Nyaris beberapa saat pasca kejadian, sang sopir ambulance terpana, juru jalan hilang, hilang pula radar arah tujuan. Untung, komunikasi via selular dengan pihak keluarga korban di Jambi dipastikan menjadi solusi.
Selain jenazah, tiga pengantar itu tentu ditunggu ahli keluarga. Namun naas, fakta jenazah tiba selamat di tujuan, justru nasib tiga pengantar dikhawatirkan akibat laka itu. Pihak kepolisian, tim Basarnas dan pihak terkait melakukan pencarian korban
Satu korban atas nama Herry Purnomo, 53 ditemukan saat mengapung dibawa arus sungai pada pencarian hari keempat, Minggu (27/4) pagi.
Kondisi korban warga Dusun V Gang Hidayat, Desa Buntu Bedimbar, Kecamatan Tanjung Morawa, Deli Serdang saat ditemukan sudah menjadi mayat. Usai dievakuasi ke RSUD setempat, jenazah dibawa keluarga korban ke kampung halaman untuk pemakaman, dll.
Hari ke-9 pasca kejadian, Jumat 2 Mei 2025 malam, seorang warga Jontor, Kamal Tumangger ‘Rajo Kedabuhen’ menemukan sesosok mayat di kawasan Air Terjun Kedabuhan, Kampong Jontor, Kecamatan Penanggalan, Subulussalam.
Aparat Kepolisian dan Tim SAR Komunitas Arung Jeram Sikelang turun ke lokasi dan evakuasi korban menggunakan perahu karet ke hilir sungai menuju kawasan wisata Sikelang.
Korban yang ditemukan adalah Zuato Balkiah (37), warga Desa The Hok, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi. Setelah dievakuasi ke RSUD, disusul pemulangan, pengantaran korban ke kampung halaman di Jambi, Sabtu 3 Mei 2025, usai serah terima jenazah dari pihak RSUD kepada Polres Pakpak Bharat, disaksikan Polres Subulussalam.
Dengan penemuan ini, tersisa satu korban belum ditemukan, Kiki Permadi (51), warga Jalan Enggang, Desa Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Sumut.
Peristiwa demi peristiwa tragis inipun menjadi isu nasional dan masih menyisakan persoalan. Keangkeran jalan nasional lintas Aceh – Sumut ini juga tak cuma sebatas informasi, bahkan menjadi momok bagi sebagian sopir atau pengendara yang lintas, terlebih pada musim penghujan yang rawan longsor.
Bukan tak mungkin, telah atau akan terjadi laka lantas di titik itu lepas dari pantauan, korban ditemukan terapung dibawa arus sungai, kondisi sulit dikenal atau mungkin lenyap tanpa bekas.
BUPATI Pakpak Bharat, Franc Bernhard Tumanggor saat memberi keterangan kepada wartawan. (Waspada/Ist)
Rentetan kejadian laka demi laka yang mendapat kritik dari berbagai pihak, termasuk minta pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur pengaman jalan, pelebaran jalan hingga membuat tebing atau batas pengaman guna mengurangi resiko terjadi laka yang pastinya merenggut nyawa selama ini, terkesan diabaikan pemerintah.
Namun boleh jadi peristiwa laka avanza itu menjadi puncak barometer. Pasalnya, saat Bupati dan Wakil Bupati Pakpak Bharat, Wakil Wali Kota Subulussalam dan kepolisian dua daerah itu turun ke lokasi kejadian tercetus satu komitmen, sepanjang jalan rawan laka itu akan dilakukan perbaikan.
Menurut Bupati Pakpak Bharat, Franc Bernhard Tumanggor pihaknya mendorong dilakukan penataan jalan nasional tersebut untuk meminimalisir kecelakaan yang sudah terjadi berulang di sana.
“Melalui PUPR, Perhubungan kita sementara kasih rambu-rambu,” jelas Bupati, Franc Tumanggor kepada wartawan saat turun ke lokasi kejadian.
Tentu komitmen ini, meski tidak tertulis, adalah harapan banyak pihak dan realisasinya sangat dinantikan.***
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.