Ketua Tim Pengabdian Prof. Dr. dr. Juliandi Harahap, MA, Sp.KKLP dan anggota tim, Pimpinan Pesantren Darul Arafah Raya Dr. H. Harun Lubis, S.T., M.Psi., dan guru pendamping berfoto bersama sebelum pelaksanaan pelatihan kader kesehatan sekolah. Waspada.id/ist
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
DELISERDANG (Waspada.id): Tim Dosen dari Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (USU) melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat bertema “Model Peer Educator dalam Pencegahan Stunting pada Remaja Putri melalui Pemberdayaan Kader Kesehatan Sekolah.
Kegiatan ini berlangsung di SMA Pesantren Darul Arafah Raya, Deliserdang, dengan melibatkan puluhan siswi sebagai peserta. Pemilihan remaja putri atau siswi sebagai target kegiatan pengabdian ini, dikarenakan remaja putri merupakan kelompok yang berisiko yang merupakan salah satu faktor risiko pada proses awal terjadinya stunting.
Oleh karena itu remaja putri juga sekaligus merupakan kelompok potensial yang perlu diintervensi sedini mungkin dalam upaya pencegahan stunting tersebut.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, Prof. Dr. dr. Juliandi Harahap, MA, Sp.KKLP, memimpin pelaksanaan kegiatan ini bersama anggota tim, yaitu Nenni Dwi Aprianti, SP, M.Si, Dr. Lita Sri Andayani, S.K.M., M.Kes, dan Dr. Ernawati Nasution, SKM, M.Kes. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini mendapat dukungan sepenuhnya dari Lembaga Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Sumatera Utara.
Dalam pembukaan kegiatan tersebut, Pimpinan Pesantren Darul Arafah Raya, Dr. H. Harun Lubis, S.T., M.Psi., menyambut baik kegiatan ini dan menyampaikan apresiasi atas kolaborasi dengan USU dalam meningkatkan kesadaran gizi dan kesehatan di kalangan santriwati.
Menurut Prof. Dr. dr. Juliandi Harahap, MA, Sp.KKLP, pencegahan stunting harus dimulai sejak remaja.
“Jika remaja putri sehat, bebas anemia, dan memiliki pengetahuan gizi yang baik, maka mereka akan menjadi calon ibu yang mampu melahirkan generasi sehat dan cerdas,” ujarnya.
Beliau juga meyakini kegiatan pemberdayaan remaja putri ini melalui metode atau pendekatan model peer educator ini, remaja putri yang telah dilatih ini bisa menjadi agen perubahan (agent of change) bagi para remaja lainnya, baik yang ada di lingkungan sekolah atau pesantren maupun remaja di masyarakat umum.
Kegiatan ini menjadi sangat penting mengingat prevalensi stunting di Indonesia pada 2023 masih sebesar 21,5% (SSGI, 2023), dan salah satu faktor risiko utamanya adalah anemia pada remaja putri, yang prevalensinya mencapai 32% (Riskesdas, 2018).
Anemia pada remaja putri dapat menyebabkan gangguan konsentrasi belajar, penurunan produktivitas, dan berisiko tinggi melahirkan anak stunting di masa depan.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan bagi remaja putri, dimana kegiatannya berlangsung dalam dua tahap.
Tahap pertama, dilakukan Training of Trainers (ToT) pada Kamis(24/7) kepada 20 remaja putri SMA sebagai Kader Kesehatan Sekolah. Mereka mendapatkan pelatihan intensif mengenai stunting, pencegahan anemia, gizi seimbang, kesehatan reproduksi remaja, serta keterampilan skrining anemia melalui pemeriksaan hemoglobin (Hb) dan pengukuran status gizi.
Tahap kedua, berlangsung Kamis(31/7) dimana para kader tersebut menjadi peer educator yang melatih 80 remaja putri lainnya di sekolah. Metode ini dipilih agar edukasi berjalan lebih efektif karena disampaikan oleh teman sebaya yang memiliki kedekatan emosional.
Selain edukasi, seluruh peserta menjalani pemeriksaan tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas, dan kadar Hb. Hasil pemeriksaan digunakan sebagai dasar konseling gizi personal, khususnya bagi yang berisiko anemia atau kurang gizi.
“Dengan pendekatan ini, diharapkan upaya pencegahan stunting dapat dilakukan sejak usia remaja, sekaligus membentuk lingkungan sekolah yang peduli gizi. Kegiatan ini juga diharapkan menjadi model yang dapat direplikasi di sekolah-sekolah lain, baik di Sumatera Utara maupun wilayah Indonesia lainnya,”pungkas Prof. Dr. dr. Juliandi Harahap, MA, Sp.KKLP. (id18)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.