Tuahman Purba: FORMAPSU Dorong Perkuat Program Stunting Di Sumut

3 hours ago 1
Medan

15 November 202515 November 2025

 FORMAPSU Dorong Perkuat Program Stunting Di Sumut Dalam diskusi terkait stunting di Medan, Sabtu (15/11/2025), dr. Tuahman Purba, MKes (kanan) menekankan bahwa stunting bukanlah masalah yang dapat diselesaikan oleh satu sektor saja. Waspada.id/Ist

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

MEDAN (Waspada.id): Ketua Forum Masyarakat Peduli Stunting Sumatera Utara (FORMAPSU), dr. Tuahman Purba, M.Kes, menyerukan agar program penanganan dan pencegahan stunting di daerah ini diperkuat secara signifikan.

Menurutnya, meskipun telah banyak upaya dilakukan, angka stunting masih memerlukan perhatian serius dan kolaborasi yang lebih intensif dari berbagai pihak.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Dalam diskusi terkait stunting di Medan, Sabtu (15/11/2025), dr. Tuahman Purba menekankan bahwa stunting bukanlah masalah yang dapat diselesaikan oleh satu sektor saja.

Forum mendorong agar seluruh elemen masyarakat, mulai dari pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), pihak swasta, akademisi, hingga keluarga, terlibat aktif dalam gerakan percepatan penurunan stunting.

“Kita tidak bisa hanya mengandalkan program dari dinas kesehatan. Stunting terkait erat dengan masalah sanitasi, gizi, pola asuh, dan ekonomi. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama yang solid antara Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA), Dinas Pertanian, Dinas Pendidikan, bahkan sampai ke tingkat desa/kelurahan,” ujar dr. Tuahman.

Lebih lanjut, dr. Tuahman Purba menegaskan komitmen FORMAPSU untuk menjadi mitra strategis dalam upaya penurunan stunting di Sumatera Utara.

“Kami dari Forum Masyarakat Peduli Stunting siap berkolaborasi dengan berbagai pihak, dan utamanya dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu), untuk penguatan dan perluasan program stunting di seluruh wilayah. Kami siap mendukung intervensi gizi spesifik dan sensitif agar benar-benar menjangkau kelompok sasaran,” tegas dr. Tuahman.

dr. Tuahman juga menyoroti pentingnya fokus pada periode 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), yang dimulai sejak konsepsi hingga anak berusia dua tahun. Ia meminta adanya peningkatan edukasi dan pendampingan bagi ibu hamil dan ibu yang memiliki balita.

“Periode emas ini adalah kunci. Pemerintah daerah harus memastikan setiap ibu hamil mendapatkan layanan kesehatan yang memadai, termasuk pemberian tablet tambah darah dan pemeriksaan rutin. Setelah anak lahir, penting sekali untuk menggalakkan kembali pemberian ASI eksklusif dan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi,” tambahnya.

FORMAPSU mengapresiasi langkah-langkah yang telah diambil oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Namun, dr. Tuahman mengingatkan bahwa tantangan ke depan masih besar, terutama dalam hal akuntabilitas data dan pemerataan intervensi gizi spesifik dan sensitif.

“Intervensi yang sudah ada harus tepat sasaran dan berkelanjutan. Kita harus memastikan bahwa alat ukur seperti antropometri di Posyandu berfungsi dengan baik, dan hasilnya digunakan untuk mengambil kebijakan yang responsif. Mari bersama-sama wujudkan generasi emas Sumatera Utara yang sehat dan bebas dari stunting,” pungkasnya.

Dengan adanya penegasan kolaborasi dari FORMAPSU ini, diharapkan program stunting di Sumatera Utara akan semakin terarah, meluas, dan mencapai target penurunan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

FORMAPSU merupakan sebuah organisasi forum yang hadir dalam rangka untuk memperkuat dan memperluas gerakan peduli terhadap persoalan stunting. Berbagai latar belakang aktivis kesehatan dan aktivis sosial telah bergabung dalam forum ini.(id96)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |