Terdampak Menyulitkan Siswa Batalkan Sekolah Lima Hari

1 month ago 15
Medan

8 Agustus 20258 Agustus 2025

Terdampak Menyulitkan Siswa Batalkan Sekolah Lima Hari Penggiat dan Pemerhati Pendidikan Sumatera Utara, Ali Nurdin MA. Waspada.id/ist

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

MEDAN (Waspada.id): Terdampak menyulitkan siswa Pemprovsu diminta sekolah lima hari dibatalkan. Hal itu disampaikan Penggiat dan Pemerhati Pendidikan Sumatera Utara, Ali Nurdin MA, Jumat (8/8).

Menurutnya, persoalan lima hari sekolah harus segera dibatalkan karena tidak memberi solusi mengatasi problematika  pendidikan yang ada bahkan menimbulkan berbagai masalah baru.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

“Kita tidak memahami apa maksud dan tujuan Pemprovsu buat kebijakan macam ini. Tidak ada sesuatu yang prinsipil jika sekolah harus lima hari dan gari Sabtu siswa diliburkan atau dilakukan kegiatan ekstra kurikuler,” katanya.

Lanjut Ali Nurdin, jika siswa harus Pulang sampai sore karena materi di full kan 5 hari akibatnya tingkat stress mereka lebih tinggi, faktor lelah, asupan makan dan gizi juga menjadi masalah.

Siswa itu sebagian besar tinggal di pedesaan bahkan di dusun-dusun. Apalagi untuk tingkat SMA yang berada di ibukota kecamatan.

Dapat dibayangkan dari segi transportasi, sarana dan prasaran infrastruktur juga berpengaruh pada proses pembelajaran mereka di sekolah.

Seharusnya mereka bisa sampai di rumah pada siang hari dan setelah itu mereka bisa membantu orang tua di sawah atau di ladang, enggembala hewan ternak, dan kegiatan positif lainnya, namun berkat kebijakan Gubsu yang membuat aturan Lima hari sekolah akibatnya berdampak pada masalah sosial lain.

“Oleh karena itu saya sebagai praktisi pendidikan berharap sangat kepada gubernur agar mengkaji ulang kebijakan lima hari sekolah ini.

Sebagaimana diberitakan Kebijakan sekolah lima hari yang diterapkan sejak 15 Juli 2025 dikhawatirkan mengancam keselamatan siswa di Tabagsel, khususnya yang pulang sekolah menggunakan perahu atau sampan hingga malam hari.

Anggota DPRD Sumut dari Fraksi PKS, Abdul Rahim Siregar (ARS), mendesak evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan ini, termasuk penyesuaian jadwal sekolah dan kesiapan sumber daya manusia.

ARS juga menyoroti potensi masalah lain seperti kurangnya pengawasan orang tua saat libur Sabtu-Minggu, yang bisa membuat anak-anak rentan terhadap pengaruh negatif seperti narkoba dan judi online.(id18).

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |