Tega! Amerika Sunat Anggaran Makanan Bergizi Gratis Hingga Triliunan

13 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia- Pemangkasan anggaran tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di Amerika Serikat (AS). Pemangkasan anggaran bahkan menyentuh dana pengadaan makan di sekolah.

Melansir dari Reuters, kali ini, Departemen Pertanian AS (USDA) memangkas lebih dari US$ 1 miliar atau sekitar Rp 16,4 triliun (US$1=Rp 16.400) dana untuk program makan bergizi di sekolah dan bantuan pangan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Keputusan ini dikhawatirkan akan memperburuk akses pangan bagi anak-anak dan keluarga yang bergantung pada bantuan ini.

Sebagai catatan, program makanan bergizi gratis memakan anggaran sekitar US$ 17,8 miliar atau sekitar Rp 291,92 triliun.

Menurut laporan School Nutrition Association (SNA), USDA menghentikan pendanaan sebesar US$660 juta untuk program Local Food for Schools Cooperative Agreement pada 2025.

Selain itu, program Local Food Purchase Assistance Cooperative Agreement, yang seharusnya memberikan dana sekitar US$500 juta untuk mendukung bank makanan, juga dibatalkan. Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya pemerintahan Presiden Donald Trump untuk mengurangi ukuran dan belanja federal.

Sebelumnya, kedua program ini diperluas di bawah pemerintahan Joe Biden untuk menciptakan rantai pasokan pangan yang lebih tangguh, mengurangi ketergantungan pada perusahaan makanan besar, dan mendukung petani lokal.

Tahun lalu, USDA mengalokasikan lebih dari US$1 miliar tambahan untuk program-program ini melalui Commodity Credit Corporation, sebuah dana era New Deal yang digunakan untuk membeli komoditas pertanian.

Namun, pada hari pertama menjabat, Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang menghentikan pencairan dana dari Inflation Reduction Act (IRA), yang mencakup US$19,5 miliar untuk program konservasi pertanian.

Selain itu, pendanaan senilai US$3,1 miliar untuk proyek pertanian berbasis lingkungan juga dibekukan. Pemangkasan dana ini terjadi di tengah kebijakan proteksionisme perdagangan yang diterapkan Trump, termasuk tarif baru terhadap Kanada, Meksiko, dan China, yang berisiko memperburuk kondisi petani AS.

Pemangkasan dana ini berdampak luas pada sektor pertanian dan penyediaan makanan bagi sekolah serta keluarga berpenghasilan rendah. Beberapa petani melaporkan bahwa proyek mereka terhenti karena kehilangan pendanaan dari USDA. Misalnya, Nate Powell-Palm, seorang petani organik di Montana, harus menghentikan pembangunan pabrik pakan senilai US$648.000 yang akan menjadi sumber ekonomi utama bagi 150 petani gandum di wilayahnya.

"Kami hanya ingin dana yang sudah disetujui benar-benar dicairkan. Kami sudah merancang strategi bisnis berdasarkan janji pemerintah sebelumnya," kata Powell-Palm kepada Reuters.

Selain petani, sekolah-sekolah yang bergantung pada dana federal untuk membeli makanan sehat dari petani lokal juga terancam. Massachusetts, misalnya, kehilangan US$12 juta yang seharusnya disalurkan ke distrik sekolahnya. Gubernur Massachusetts, Maura Healey, mengkritik keputusan ini dengan menyebutnya sebagai "pemotongan yang berdampak nyata pada keluarga di seluruh negara bagian."

Fundamental Keuangan Petani Terancam

Tanpa dukungan federal, banyak petani menghadapi ketidakpastian finansial. Data Pengadilan AS menunjukkan bahwa kebangkrutan petani meningkat 55% pada 2024 dibanding tahun sebelumnya. Selain itu, kelompok advokasi seperti Lawyers for Good Government menyatakan bahwa sekitar 100 penerima hibah USDA sedang menghadapi kesulitan akibat pembekuan dana.

Selama masa jabatan pertamanya, Trump memang memberikan bantuan besar kepada petani, dengan total sekitar US$217 miliar, termasuk subsidi, bantuan bencana, dan program pendukung lainnya. Namun, pemangkasan terbaru ini menimbulkan tanda tanya besar tentang keberlanjutan dukungan pemerintah bagi sektor pertanian ke depan.

Langkah USDA untuk memangkas dana lebih dari US$1 miliar memicu efek domino yang luas, mulai dari petani yang kehilangan pendanaan hingga sekolah yang kesulitan menyediakan makanan bagi siswa. Dengan latar belakang perang dagang dan kebijakan fiskal yang lebih ketat, sektor pertanian AS kini menghadapi tantangan besar. Ketidakpastian ini dapat memicu tekanan lebih lanjut terhadap harga pangan dan stabilitas ekonomi pedesaan, terutama bagi keluarga berpenghasilan rendah yang bergantung pada bantuan pangan federal.

National School Lunch Program (NSLP)

The National School Lunch Program (NSLP) adalah program bantuan makanan yang dikelola oleh pemerintah Amerika Serikat untuk menyediakan makan siang bergizi kepada siswa di sekolah umum dan non-publik. 

Program ini pertama kali dimulai pada tahun 1946 dan sekarang dioperasikan oleh United States Department of Agriculture (USDA). Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa semua anak, terutama yang berasal dari keluarga dengan pendapatan rendah, memiliki akses ke makanan sehat selama jam sekolah.

Anak-anak dari keluarga dengan pendapatan rendah hingga menengah biasanya dapat mengakses program ini. Ada beberapa kategori kelayakan:

  • Makanan gratis: Anak-anak dari keluarga dengan pendapatan di bawah 130% dari ambang batas kemiskinan.
  • Makanan dengan harga diskon: Anak-anak dari keluarga dengan pendapatan antara 130% hingga 185% dari ambang batas kemiskinan.
  • Makanan penuh harga: Anak-anak dari keluarga dengan pendapatan lebih tinggi dari 185% dari ambang batas kemiskinan, tetapi mereka dapat membeli makanan dengan harga yang lebih terjangkau.

NSLP menyediakan makan siang di hampir 100.000 sekolah publik dan swasta nirlaba (dari tingkat pre-kindergarten hingga kelas 12) serta lembaga perawatan anakl. Pada anggaran 2023, program ini menyediakan paket untuk 4,6 miliar makan siang dengan total biaya US$17,2 miliar.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |