BANDA ACEH (Waspada.id): Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, menjadi keynote speaker dalam Semiloka Banda Aceh Kota Parfum yang digelar di Universitas Syiah Kuala (USK), Sabtu (6/9).
Pada kesempatan tersebut, Illiza menyoroti potensi ekonomi yang sangat besar dari industri parfum global, yang nilainya diproyeksikan mencapai US$77,5 miliar pada 2032. Sebagai penyumbang 90% patchouli (nilam) terbaik dunia, Aceh memiliki peluang emas untuk mengambil bagian yang lebih besar dalam rantai nilai industri ini.
“Kita punya Nilam Aceh, yang sejak lama diakui sebagai patchouli terbaik dunia. Selama ini kita hanya menjual dalam bentuk bahan mentah, sementara nilai tambah besar dinikmati negara lain. Hari ini kita sepakat, bahwa Banda Aceh tidak hanya pemasok, tapi kita akan bertransformasi menjadi produsen parfum dunia,” tegas Illiza.
Illiza menekankan bahwa mewujudkan visi ini memerlukan kolaborasi erat antara Pemerintah Kota, dunia akademik (khususnya ARC USK sebagai pusat riset nilam), UMKM, petani, dan pelaku industri. Konsep “Kota Kolaborasi” yang diusungnya menjadi fondasi utama.
“Adapun bukti nyata kemajuan yang telah dicapai, yaitu ekspor 1 ton minyak nilam senilai Rp1,5 miliar ke Prancis oleh PT U Green Aromatics International (unit bisnis ARC USK) pada April lalu, dengan permintaan rutin yang sangat tinggi,” sebut Illiza.
Wali Kota yang akrab disapa Illiza ini juga menyoroti peran strategis perempuan Aceh dalam menggerakkan ekonomi kreatif berbasis nilam, mulai dari mengelola perkebunan, mengolah minyak atsiri, hingga menciptakan brand UMKM.
“Tangan perempuan Aceh akan mengharumkan dunia. Dengan memberdayakan perempuan, kita membangun ekonomi, memperkuat keluarga, dan mengangkat harkat masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, industri parfum berbasis nilam juga sejalan dengan prinsip ekonomi hijau (green economy) yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, menjadikannya sebagai pembangunan yang tangguh dan berwawasan lingkungan.
Sebagai pijakan menuju visi besar tersebut, Illiza melaporkan keberhasilan pemerintahannya dalam 100 hari kerja pertama. Seluruh utang kota kepada pihak ketiga senilai Rp89 miliar telah dilunasi 100% lebih cepat dari rencana.
“Pelunasan utang terakhir di RSUD Meuraxa sebesar Rp48,6 miliar telah diselesaikan pada 21 Agustus 2025 tanpa sisa apa pun. Ini membuktikan komitmen kami terhadap tata kelola yang sehat, transparan, dan akuntabel,” jelasnya Illiza.
Pemko juga telah mendistribusikan bantuan sosial seperti 13.500 paket sembako, 54 ton daging meugang, dan santunan untuk ribuan yatim, fakir miskin, dan difabel sebagai bentuk quick wins yang langsung dirasakan rakyat.
Wakil Rektor I USK, Agussabti, menyambut baik deklarasi identitas baru Banda Aceh sebagai Kota Parfum. Ia menyatakan bahwa langkah ini mampu mengangkat kembali keunikan lokal Aceh yang sempat tenggelam.
“Dulu, komoditas nilam nyaris terlupakan, namun kini berhasil bangkit dan terkenal kembali. Kini, upaya ini tidak hanya menjadi concern USK, tetapi telah menjadi gerakan global yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah kota, pengusaha, jejaring bisnis, hingga masyarakat luas untuk menjadikan Banda Aceh sebagai ikon baru,” katanya.
Acara semiloka ini dihadiri oleh Wakil Rektor I USK Agussabti, Kepala Atsiri Research Center (ARC)- PUTPT USK Syaifullah Muhammad, Direktur Utama PT Global Mandiri USK Rizalsyah, Iconpeori Chairman Iskandar Abdul Samad, Pembina Yayasan Razma Jayana Agrikultur Teungku Razuan, berserta para mahasiswa. (id65)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.