Ukuran Font
Kecil Besar
14px
JAKARTA (Waspada) : Tinggal hitungan hari, kita meninggalkan tahun 2025 dan memasuki tahun baru 2026. Menyambut detik-detik pergantian tahun biasanya, dan tak sedikit, yang merayakan dengan euforia bahkan ada yang terjerumus pada hal-hal negatif.
Hal ini biasanya dilakukan anak-anak muda atau Gen Z yang lupa diri bahwa apa yang harus ia lakukan malah sebaliknya; bisa menjadi penyesalan bahkan gagal dalam meraih cita-cita sebagai masa depan generasi Bangsa.
Apalagi, saat ini bencana begitu dahsyat melanda sebagian wilayah di Indonesia, yang merupakan saudara kita saat ini tengah berjuang dalam “hidup mati” karena harus berjibaku dengan kepedihan, kesedihan, karena kehilangan ayah, ibu, anak, kakak, saudara, bahkan kehilangan kampung halaman karena bencana dahsyat di Sumatera.
Bencana Sumatra akibat banjir longsor yang melanda Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, telah merenggut 1.140 jiwa meninggal dunia, 163 orang masih hilang, 399.172 orang mengungsi dan lebih dari 7.000 orang luka luka (data BNPB per Senin 29 Desember 2025).
Di penghujung akhir tahun 2025 ini, Pulau Jawa juga tengah menghadapi rangkaian bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, dan cuaca ekstrem), dalam status Siaga Darurat di wilayah Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah Jawa Timur, akibat cuaca ekstrem, angin kencang, banjir rob hingga longsor.
Total korban dan dampak bencana di Pulau Jawa berdasarkan data akumulatif BNPB periode Januari – Desember 2025 (Senin 29 Desember 2025), sebanyak 26 jiwa meninggal dunia, puluhan ribu kepala keluarga terdampak lansung.
Bencana di Kalimantan yang melanda Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah hingga kini telah dari 38 ribu korban’ terdampak banjir besar dan banjir rob, yang disebabkan kombinasi antara faktor alam (cuaca ekstrem) dan penurunan daya dukung lingkungan (faktor manusia).
Empati Generasi Muda
Mencermati berbagai peristiwa alam yang melanda tanah air belakangan ini, ada sebuah “pesan sunyi” yang perlu kita maknai bersama.
Saya menghimbau, momentum pergantian tahun ini kita lalui dengan penuh kesederhanaan. Langkah ini adalah manifestasi nyata dari rasa empati kita terhadap duka yang dialami saudara-saudara kita di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Kebersamaan sejati tidak selalu dirayakan dalam kemegahan, namun dalam kemampuan kita untuk merasakan kepedihan sesama.
Perayaan kali ini bukan tentang kemeriahan kembang api, melainkan tentang kedalaman hati. Jadikan momen ini sebagai bentuk “empati kolektif” atas duka dan perjuangan saudara-saudara kita di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan wilayah lainnya yang sedang diuji bencana.
Menahan diri dari euforia berlebih adalah cara kita menghormati air mata saudara-saudara kita, menjaga api empati tetap menyala, menumbuhkan harapan baru saat melangkah masuk ke gerbang tahun baru.
Agent of Change
Lebih dari sekadar berempati, generasi muda dan Gen Z memegang peran krusial sebagai “agent of change” atau agen perubahan. Di tangan kalianlah tongkat estafet masa depan diletakkan. Kalian bukan hanya penonton sejarah, melainkan kreator dan inovator untuk mengubah tantangan menjadi solusi nyata bagi Bangsa Indonesia.
Kalian, anak-anak muda, adalah penenun masa depan. Di jemari kalian yang fasih menari di atas layar digital, terdapat kekuatan untuk menciptakan budaya baru—budaya yang tak hanya mengagungkan inovasi, tapi juga peduli alam.
Di genggaman kalianlah “digital native” atau pribumi digital memainkan peran ilmu teknologi yang terus berkembang tiada henti. Manfaatkanlah teknologi sepenuhnya untuk literasi dan advokasi kemanusiaan.
Masa depan kalian sebagai pencipta budaya baru adalah membangun tren masa depan yang lebih peduli pada lingkungan, sosial, dan nilai-nilai kemanusiaan. Inilah tantangan besar sekaligus potensi luar biasa yang harus dimiliki oleh Gen Z.
Kemampuan teknis (hardskill) di dunia digital harus diimbangi dengan kecerdasan emosional dan kepedulian sosial. Dunia masa depan tidak hanya membutuhkan orang-orang pintar, tetapi manusia-manusia yang memiliki resonansi kasih terhadap sesama. Masa depan menuntut kalian untuk tidak hanya menjadi ahli teknologi, tetapi juga pemimpin yang memiliki integritas sosial.
Jadikan tahun yang baru sebagai panggung aksi nyata. Gunakan potensi digital dan kreativitas kalian untuk menumbuhkan harapan dan membangun kembali apa yang sempat runtuh.
Mari kita jadikan tahun baru ini sebagai titik balik. Sebuah transisi di mana semangat inovasi melangkah dengan keyakinan, bahwa setiap tindakan kecil kita—mulai dari kesederhanaan hingga aksi nyata—adalah fondasi bagi Indonesia yang lebih tangguh.**
Penulis: Oleh: H. Syahrir, SE, M.I.Pol
Anggota Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat, Fraksi Gerindra.
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.






















































