Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)
Imam Ibnu Juraij (ابن جريج) adalah seorang tabi’ tabi’in besar, sekaligus murid senior dari seorang tabi’in besar yang bernama Atha’ Bin Abi Rabah. Ibnu Juraij memiliki nama lengkap Abu Khalid Abdul Malik Bin Abdul Aziz Ibn Juraij al Quraisyi al Umawi yang masyhur dengan panggilan Imam Ibnu Juraij. Imam Ibnu Juraij adalah mawla atau bekas hamba sahaya Khalid Bin Asid dari garis keturunan Banu Umayyah. Ayah imam Ibnu Juraij yang bernama Abdul Aziz adalah salah seorang fakih (ahli fikih) terkemuka di kota Mekkah pada zaman itu, sedangkan kakek dari imam Ibnu Juraij berasal dari kota Bizantium yang dikenal sebagai pusat kekuasaan Romawi Timur. Scroll Untuk Lanjut Membaca IKLAN
Juraij adalah bentuk bahasa Arab yang merupakan serapan dari bahasa Yunani Gregorious. Menurut penjelasan Imam Yahya al Nu’aim Qattan dan imam Maki Bin Ibrahim, bahwa imam Ibnu Juraij lahir di Mekkah pada tahun 80 Hijriah (699 M) pada era dinasti Umayyah dan wafat di Mekkah pada tanggal 11 Dzulhijjah tahun 150 Hijriah (768 M) pada era dinasti Abbasiyah. Imam Ibnu Juraij wafat dalam usia 70 tahun.
Selanjutnya, pada usia 15 tahun, Imam Ibnu Juraij mulai belajar tentang fikih dan hadist kepada seorang tabi’in besar yang bernama imam Atha’ Bin Abi Rabah selama 17 tahun, dengan terlebih dahulu dipersyaratkan agar imam Ibnu Juraij menghafal Al Qur’an dan menguasai ilmu faraidh atas saran dari imam Abdullah Bin Umair. Setelah itu, imam Ibnu Juraij berguru kepada Amru Bin Dinar sampai tahun 120 Hijriah (738 M).
Menurut muridnya imam Abdurrazaq Bin Hammam bahwa imam Ibnu Juraij adalah pengarang kitab induk hadist Mushannaf pertama di kota Mekkah dan menurut imam Ibnu al Nadhim bahwa imam Ibnu Juraij adalah peletak dasar dari kitab hadits berbentuk Mushannaf, Sunan dan Muwatha’, karena imam Ibnu Juraij adalah ulama pertama yang menulis kitab dengan merujuk kepada tema thaharah, wudhu’, adzan, shalat, puasa, haji dan seterusnya yang merupakan tema-tema fikih.
Selain itu, imam Ibnu Juraij seorang ulama dari kalangan tabi’ tabi’in ternama pertengahan abad ke-2 Hijriah yang memiliki banyak guru, di antaranya adalah imam Atha’ Bin Rabah, imam Ibnu Abi Mulaikhah, Nafi’ maula Ibnu Umar, thawus, Mujahid, Maimun Bin Mihram, Ikrimah, Amru Bin Syu’aib, Amru Bin Dinar, Muhsmmad Bin Abbad Bin Ja’far, dan lain-lainnya. Imam Ibnu Juraij juga memiliki banyak murid yang menjadi ulama besar dan masyhur pada masanya.
Di antaranya adalah imam Tsaur Bin Yazid, imam Sufyan al Tsauri, Sufyan Bin Uyainah, Ibnu Wahbin, Khalid Bin Harits, Abdurrazak Bin Hammam, Muhamnad Bin Bakar al Bursani, dan lain-lainnya. Imam Ibnu Juraij sangat jarang berpergian, ia lebih banyak berdiam di Mekkah dan di antara wilayah yang sempat ia kunjungi sebelum wafat adalah Irak, dan ia sempat bermukim untuk beberapa waktu di Baghdad. Selain itu, imam Ibnu Juraij juga pernah berkunjung ke Yaman, dan juga pernah menetap di ibukota Yaman yaitu Shan’a.
Di samping itu, imam Ibnu Juraij juga memiliki karya dalam bidang tafsir Al Qur’an dan Manasik Haji. Menurut imam Ahmad Ibn Hanbal kitab tafsir dan Manasik Haji Imam Ibnu Juraij adalah karya murid-muridnya yang naskahnya dikumpulkan dari catatan manuskrip majelis ilmu imam Ibnu Juraij yang dicatat oleh murid muridnya. Adapun yang murni karya imam Ibnu Juraij adalah kitab Mushannaf al Shan’ani yang berisi 5.000 buah hadist, yang kemudian dipopulerkan oleh muridnya bernama Abdurrazaq al Shan’ani.
Kitab Mushannaf al Shan’ani adalah buah karya imam Ibnu Juraij yang ditulisnya pada saat ia berada di Yaman dan menetap di kota Shan’a. Menurut imam Ahmad Ibn Hanbal, Imam Yahya Bin Ma’in, dan Imam Ali al Madini, Imam Ibnu Juraij adalah sanad hadist dan ulama yang tsiqah (terpercaya) dan terjaga dengan baik hafalannya.
Menurut Harald Motzki di dalam bukunya yang berjudul Ibn Juraij, Encyclopaedia of Islam Three Online yang terbit pada tanggal 2 Maret 2016, bahwa imam Ibnu Juraij dipandang terkadang ada menyembunyikan mata rantai hadistnya (mudallis), sehingga imam al Bukhari membuat catatan terhadap beberapa hadist yang diriwayatkan melalui jalur imam Ibnu Juraij. Jika diteliti lebih dalam, Imam al Bukhari menyebutkan nama imam Ibnu Juraij sebanyak 200 kali di dalam kitab Shahihnya.
Di antara jalur sanad imam Ibnu Juraij yang dipakai oleh imam al Bukhari di dalam kitab Shahihnya adalah dari Ishaq Bin Ibrahim dari Abdurrazaq dari Ibnu Juraij, ada 5 jalur periwayatan melalui jalur sanad seperti ini, di dalam kitab Shahih al Bukhari.
Contoh lain adalah jalur sanad dari Ibnu Juraij dari Atha’ Bin Abi Rabah dari Jabir Bin Abdillah, jalur sanad seperti ini ditemukan dua kali dalam kitab Shahih al Bukhari. Imam Hisyam Bin ‘Urwah dan Abu al Hajjaj Jamaluddin Yusuf al Mazyi, di dalam kitab Tahdzib al Kamal mengatakan, bahwa imam Ibnu Juraij adalah pemburu ilmu yang berguru kepada lebih 50 orang guru terkenal pada zamannya.
Selanjutnya, imam Ibnu Juraij memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan ilmu hadits dan fikih. Imam Ibnu Juraij dipandang sebagai pelopor dalam metode penulisan kitab Mushannaf, Sunan, dan Muwatha’, yang kemudian metode tersebut banyak diadopsi oleh para ulama lain setelahnya.
Banyak jasa keilmuan yang telah disumbangkan oleh imam Ibnu Juraij, baik berupa peletak dasar dasar dari keberadaan metode penulisan kitab Mushannaf, kitab Sunan, dan kitab Muwatha’ di dalam metodologi penulisan kitab induk hadist, juga peletak dasar dasar metode penulisan kitab fikih dengan tema-tema fikih seperti thaharah, wudhu’, nida’ (adzan), iqamah, waktu waktu shalat, shalat, puasa, zakat, haji, umrah, jenazah, faraidh, mawarits, dan lain lainnya.
Dengan demikian, imam Ibnu Juraij layak untuk diapresiasi dan dikenang atas semua jasa keilmuan yang pernah disumbangkan dan didharmabaktikannya. Semoga Allah Swt menganugrahkan pahala yang berlimpah kepada imam Ibnu Juraij dan juga kepada semua ulama dan kaum Muslimin yang gemar mencari dan mengajarkan ilmunya. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin. Wallahua’lam. WASPADA.id
Penulis adalah Dosen Hadist Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.