Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah kondisi pasar saham yang masih bearish saat ini, banyak dari kita mengalami floating loss. Lantas gimana caranya biar loss yang dihadapi gak semakin ambles?
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak awal tahun sudah jatuh lebih dari 9% karena banyak ketidakpastian yang dihadapi, mulai dari ketidakjelasan tarif Trump, potensi perlambatan ekonomi global, sampai daya beli domestik yang lemah.
Dari kondisi ini, banyak dari kita yang sulit menghindari risiko terbawa penurunan harga saham yang signifikan. Meski begitu, masih ada cara supaya kita bisa terhindar terbawa rugi lebih banyak.
Atur Strategi : Beli Saham Buat Trading atau Investasi?
Pertama, kita harus atur strategi dulu. Pastikan saham yang kita beli punya tujuan. Apakah itu untuk trading atau itu untuk investasi.
Kalau untuk trading kita harus disiplin terhadap trading plan, jika harga terkoreksi sampai batas tolerasi cut loss, maka kita harus berani untuk amankan modal dulu.
Jangan sampai, saham trading yang kita lupa cut loss, malah jadi saham investing, karena hold terlalu lama.
Sementara, kalau kita beli fokus untuk investasi, pastikan kondisi fundamental perusahaan masih bisa bertahan dari kondisi ekonomi yang sedang tak pasti saat ini. Paling tidak, perusahaan yang kita investasikan sahamnya masih memiliki kas tebal dan minim utang berbunga, agar mereka bisa melewati badai ini.
Pahami Tabel Breakeven Poin (BEP)
Kedua, kita harus pahami tabel breakeven di bawah ini untuk menentukan toleransi risiko yang bisa kita terima.
Dari tabel ini kita mencermati bahwa semakin dalam loss yang kita alami, kita harus mendapat penguatan harga yang lebih tinggi secara persentase.
Parahnya, kalau kita loss sampai 50%, maka kita harus menunggu harga naik sampai 100% untuk mencapai harga BEP.
Maka dari itu, kalau kita memutuskan untuk average down suatu saham investasi untuk mengurangi risiko, sebaiknya jangan tunggu sampai harga jatuh sampai 50%. Akan lebih baik sesuaikan dengan batas risiko toleransi yang bisa diterima, idealnya minimal 5% sampai 15%.
Money Management Check
Terakhir, ingat bahwa modal kita itu terbatas, kecuali kita sultan atau big fund.
Dengan modal yang terbatas, maka untuk positioning size tiap saham juga perlu diatur. Misal untuk trading 5% dari modal, dan saham investing maksimal 20% dari modal.
Dari modal yang kita atur ini, kita bisa mengalokasikan dengan lebih bijak jika mau averaging down, maupun mengatur porsi selanjutnya seberapa banyak saham yang akan dimiliki.
Akan lebih baik, jika tidak terlalu banyak memiliki saham, karena kita akan punya kontrol yang lebih fokus terhadap saham yang kita miliki. Semakin banyak saham yang kita punya, kontrol kita akan semakin lemah, yang mana rentan membuat kita terperosok dalam kerugian.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)