Jakarta, CNBC Indonesia- Pasar keuangan global akan menghadapi pekan yang penuh dengan sentimen ekonomi penting, baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Dari Indonesia, data perkembangan uang beredar Januari 2025 akan menjadi fokus utama, sementara dari Amerika Serikat (AS), sederet data ekonomi penting seperti inflasi PCE, pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2024, serta data tenaga kerja akan menjadi perhatian investor.
Senin, 24 Februari 2025, Uang Beredar RI dan Data Manufaktur AS
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) akan merilis data M2 Money Supply (uang beredar) Januari 2025. Sebelumnya, uang beredar tumbuh 4,4% secara tahunan (YoY). Data ini akan memberikan gambaran mengenai likuiditas di perekonomian Indonesia dan potensi arah kebijakan moneter BI ke depan.
Sementara itu, dari AS, Dallas Fed Manufacturing Index Februari akan diumumkan. Sebelumnya, indeks ini tercatat di 14,1 dan diperkirakan turun ke 18. Indeks ini menjadi indikator awal aktivitas manufaktur di wilayah Texas dan dapat mencerminkan tren permintaan industri.
Selasa, 25 Februari 2025 Indeks Keyakinan Konsumen AS
Investor global akan mencermati data CB Consumer Confidence (Indeks Keyakinan Konsumen) Februari dari AS. Sebelumnya, indeks ini berada di 104,1 dan diperkirakan turun ke 103. Jika angka yang dirilis lebih rendah dari perkiraan, pasar bisa bereaksi negatif karena mengindikasikan pelemahan daya beli konsumen.
Selain itu, data S&P/Case-Shiller Home Price Index Desember akan dirilis, yang mengukur perubahan harga rumah di 20 kota besar AS. Indeks ini berpotensi memberikan petunjuk terkait kondisi pasar properti AS, yang bisa berdampak pada kebijakan suku bunga The Fed.
Rabu, 26 Februari 2025, Data Pasar Perumahan AS dan Stok Minyak
Data New Home Sales Januari dari AS akan menjadi perhatian. Sebelumnya, penjualan rumah baru tercatat 698 ribu unit, sedikit lebih tinggi dari ekspektasi. Jika angka ini lebih rendah, bisa menandakan pelemahan sektor properti AS.
Selain itu, API Crude Oil Stock Change akan memberikan gambaran mengenai stok minyak mentah di AS. Sebelumnya, stok minyak naik 3,34 juta barel, yang dapat memengaruhi harga minyak global.
Kamis, 27 Februari 2025, Pertumbuhan Ekonomi AS & Klaim Pengangguran
Hari yang sangat penting bagi pasar global, karena AS akan merilis estimasi kedua pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2024. Sebelumnya, PDB AS tumbuh 3,1%, dan jika angka terbaru lebih rendah, maka ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed bisa meningkat.
Selain itu, data Initial Jobless Claims (klaim pengangguran mingguan) akan dirilis. Sebelumnya, klaim pengangguran berada di 219 ribu, dan ekspektasi pasar berada di 225 ribu. Jika angka ini lebih tinggi dari perkiraan, bisa menjadi sinyal melemahnya pasar tenaga kerja AS.
Jumat, 28 Februari 2025, Inflasi PCE dan Neraca Perdagangan AS
Fokus utama pasar pekan ini adalah data Core PCE Price Index Januari, indikator inflasi favorit The Fed. Sebelumnya, indeks ini naik 2,8% YoY, dan ekspektasi pasar berada di 2,7%. Jika inflasi lebih tinggi dari perkiraan, maka kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed akan tertunda.
Selain itu, data Goods Trade Balance (Neraca Perdagangan Barang) Januari akan diumumkan. Defisit perdagangan sebelumnya tercatat US$122,1 miliar, dan jika defisit melebar, bisa menjadi sinyal tekanan bagi perekonomian AS.
Dengan banyaknya data ekonomi penting yang akan dirilis, pasar akan menghadapi pekan yang penuh tantangan. Dari dalam negeri, likuiditas uang beredar akan memberikan gambaran mengenai kebijakan moneter BI, sementara dari AS, inflasi PCE dan data tenaga kerja akan menjadi kunci bagi arah suku bunga The Fed.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(emb/emb)