Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia tengah dilanda gelombang demonstrasi yang terjadi hampir di seluruh wilayah sejak pekan lalu. Pusat aksi sebagian besar berlangsung di Jakarta, terutama di depan Gedung DPR/MPR RI. Namun, riak unjuk rasa juga meluas ke berbagai kota besar lainnya.
Sejak Senin (25/8/2025), ribuan massa yang terdiri dari mahasiswa, buruh, pengemudi ojek online, hingga masyarakat sipil tumpah ruah ke jalan untuk menyuarakan tuntutan mereka. Situasi kian memanas pada Kamis (28/8/2025) setelah insiden tragis seorang pengemudi ojek online tertabrak kendaraan aparat, yang membuat aksi berubah menjadi kerusuhan.
Meski begitu, aksi tidak serta-merta surut. Unjuk rasa masih berlangsung hingga awal pekan, Senin (1/9/2025), dengan nuansa yang lebih damai. Mahasiswa dan elemen masyarakat tetap hadir untuk menekan pemerintah serta DPR agar menindaklanjuti aspirasi rakyat.
Rentetan aksi ini sejatinya bukan kali pertama terjadi. Sejak awal 2025, gelombang demonstrasi silih berganti digelar oleh berbagai kelompok dengan isu yang beragam. Berikut ini beberapa demo besar sepanjang 2025 beserta tuntutan utamanya.
1. Demo "Indonesia Gelap" (17-20 Februari 2025)
Demo yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) seluruh Indonesia menginisiasi aksi "Indonesia Gelap" sebagai simbol keresahan publik terhadap kebijakan pemerintah yang dirasa tidak berpihak kepada rakyat.
Demo ini menuntut efisiensi kabinet, menolak revisi UU TNI, Polri , dan Kejaksaan, hingga evaluasi program makan bergizi gratis.
2. Demo Ojol & Kurir Online (17 Februari 2025)
Demo ini dilakukan oleh Serikat Pekerja Anggutan Indonesia (SPAI) yang mengerahkan ribuan driver ojek online dan kurir untuk menuntut pemberian THR.
Mereka meminta Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) untuk mewajibkan aplikator seperti Gojek, Grab, hingga ShopeeFood untuk mengikuti aturan THR sesuai UU Ketenagakerjaan.
3. Demo Buruh (11 Maret 2025)
Puluhan buruh melakukan unjuk rasa di depan Kemenaker untuk menyoroti kebijakan ketenagakerjaan yang dinilai merugikan buruh. Aksi berlangsung relatif kondusif tanpa mengganggu lalu lintas.
4. Demo Pembatasan Truk saat Mudik Lebaran (21 Maret 2025)
Asosisasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) bersama sopir truk memprotes Surat Keputusan Bersama (SKB) pembatasan angkutan barang saat Lebaran.
Mereka menilai kebijakan itu merugikan logistik nasional dan menuntut solusi agar distribusi tetap berjalan.
5. Demo Hari Buruh (1 Mei 2025)
Sekitar 200 ribu buruh turun langsung ke Monas dalam rangka memperingati May Day atau hari buruh.
Mereka menyuarakan harapan agar May Day menjadi momentum perjuangan keadilan sosial sekaligus mendesak kenaikan upah layak dan perlindungan buruh.
6. Demo Ojek Online (20 Mei 2025)
Ribuan pengemudi ojol menggelar aksi serentak di Jakarta dan sejumlah kota. Mereka menuntut potongan aplikasi maksimal 10% serta revisi tarif penumpang yang dinilai merugikan serta menghentikan program yang merugikan pengemudi.
7. Demo Buruh di KPK (22 Mei 2025)
Massa buruh mendatangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mendesak pengusutan kasus dugaan suap TKA di Kemnaker. Mereka membawa spanduk "Tangkap Koruptor di Kementerian Ketenagakerjaan" dan menuntut semua pejabat terkait diperiksa.
8. Demo Sopir Truk (19 Juni 2025)
Sopir truk dari berbagai daerah menolak kebijakan ODOL (Over Dimension and Over Loading). Mereka meminta pemerintah meninjau ulang aturan pembatasan, menyesuaikan tarif logistik, serta memberi perlindungan hukum bagi sopir.
9. Demo Driver Ojol URC (17 Juli 2025)
Unit Reaksi Cepat (URC) ojol berunjuk rasa di Bundaran Patung Kuda, Jakarta. Mereka menolak status ojol sebagai buruh, menolak wacana potongan 10%, serta mendesak Presiden Prabowo mengeluarkan Perppu ojol.
10. Demo DPR (25 Agustus 2025)
Raturan pendemo yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat mulai dari mahasiswa, ojol, hingga masyarakat biasa menggelar aksi di depan DPR RI menolak kenaikan tunjangan anggota DPR. Aksi sempat ricuh saat massa mencoba menerobos barikade polisi hingga terjadi bentrokan.
11. Demo DPR oleh Partai Buruh (28 Agustus 2025)
Partai Buruh memimpin aksi yang menuntut reformasi DPR dan percepatan pengesahan UU Perampasan Aset. Aksi ini berlangsung damai sampai akhirnya pecah bentrokan saat massa memanjat pagar DPR, merusak fasilitas, hingga memicu bentrokan dengan aparat.
12. Demo DPR (1 September 2025)
Aksi mahasiswa dan influencer di depan DPR berlangsung damai dengan menekankan "17+8 Tuntutan Rakyat". Mereka mendesak investigasi independen kasus kekerasan aparat, reformasi kepolisian, hingga transparansi DPR.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(evw/evw)