RI Bakal Bangun Pembangkit Baru: Nuklir-Arus Laut!

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan Indonesia akan memasifkan tambahan kapasitas listrik dari energi baru terbarukan (EBT) hingga tahun 2034, termasuk dari sumber energi baru seperti nuklir hingga arus laut.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi menyebutkan sumber listrik dari energi nuklir yang akan dimanfaatkan di Indonesia setidaknya dalam kurun waktu 10 tahun ini sebesar 500 Mega Watt (MW).

Hal itu sudah tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034. Sedangkan potensi arus laut yang juga bisa dijadikan tambahan kapasitas EBT dalam negeri diperhitungkan mencapai 40 MW.

"Lalu, potensi yang lain untuk mengimbangi baseload nuklir itu ada 500 MW. Dan juga pertama kali di RUPTL ini mengaddress nuklir dan pembangkit listrik tenaga arus laut," ujarnya kepada CNBC Indonesia dalam program Economic Update, Selasa (8/7/2025).

Khusus arus laut masih memerlukan studi lebih lanjut. Hal itu juga menjadi jawaban dari kecilnya rencana pemanfaatan arus laut sebagai sumber energi di dalam negeri.

"Nah, arus laut juga ada tetapi kecil 40 MW karena itu perlu studi. Jadi, sekarang sudah mulai studi untuk melihat potensi arus laut di Indonesia Timur," jelasnya.

Potensi yang diperhitungkan tersedia di wilayah Indonesia Timur tersebut, Eniya menargetkan akan mulai beroperasi sekitar tahun 2030 mendatang yang mana saat ini masih dilakukan proses studi pemanfaatan arus laut.

"Nah, kita cantumkan di RUPTL nanti on grid mungkin sekitar 2030, ya," tandasnya.

Asal tahu saja, dalam RUPTL 2025-2034 tercatat rencana total penambahan kapasitas pembangkit listrik baru sebesar 69,5 GW sampai 2034, sebesar 42,6 GW atau 61% akan berasal dari pembangkit listrik berbasis EBT, dan 10,3 GW atau 15% dari sistem penyimpanan (storage).

Adapun, dari seluruh jenis pembangkit EBT, sumber energi surya memiliki porsi yang cukup besar yakni 17,1 GW. Kemudian, disusul oleh Air sebesar 11,7 GW, Angin sebesar 7,2 GW, Panas bumi sebesar 5,2 GW, Bioenergi sebesar 0,9 GW, dan Nuklir sebesar 0,5 GW.

Sementara itu, untuk kapasitas sistem penyimpanan energi mencakup PLTA pumped storage sebesar 4,3 GW dan baterai 6,0 GW. Kemudian, untuk pembangkit fosil masih akan dibangun sebesar 16,6 GW, terdiri dari gas 10,3 GW dan batubara 6,3 GW.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article RI Yakin Bakal Bangun 'Nuklir', Ini Buktinya

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |