Anggrek Indonesia Merana, Primadona yang Mulai Kehilangan Pesona

5 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia- Anggrek potong sempat menjadi simbol prestise florikultura Indonesia. Namun pada 2024, angka-angka resmi menunjukkan kemunduran yang tidak bisa diabaikan. Produksi nasional hanya mencapai 1,3 juta tangkai, turun hampir separuh dibanding tahun sebelumnya. Luas panen ikut menyusut menjadi 8,53 hektare. Penurunan ini terjadi nyaris di seluruh sentra utama.

Tiga provinsi masih memegang kendali produksi nasional, Jawa Barat menyumbang 344 ribu tangkai, Banten 318 ribu, dan Kalimantan Barat 283 ribu. Di wilayah lain, kegiatan budidaya tidak berkembang signifikan. Produktivitas tertahan, biaya tinggi, dan ketergantungan terhadap metode tanam konvensional belum teratasi.

Nilai ekspor anggrek tercatat naik signifikan menjadi US$69 ribu, tetapi tidak sebanding dengan lonjakan impor yang mencapai US$305 ribu. Taiwan, Thailand, dan Vietnam tetap menjadi asal utama bunga masuk. Pasar domestik tidak cukup disuplai oleh produksi lokal, bahkan untuk kebutuhan sendiri.

Volume ekspor pun masih kecil. Korea Selatan menerima 10,2 ton anggrek dari Indonesia, Singapura sekitar 3,7 ton. Sementara itu, impor dari Taiwan mencapai 273 ton. Ketimpangan ini menunjukkan bahwa Indonesia belum membangun sistem produksi yang memadai untuk bersaing di pasar regional.

Faktor teknologi turut memengaruhi daya saing. Negara produsen besar seperti Thailand dan Taiwan sudah bertahun-tahun menggunakan sistem kultur jaringan untuk mempercepat siklus dan menjaga kualitas. Indonesia belum mengadopsi skala yang setara. Petani lokal masih bekerja dengan peralatan terbatas, pasar terbuka, dan risiko cuaca yang makin tidak menentu.

Dalam kondisi seperti ini, potensi pasar tidak cukup untuk mengangkat industri. Tanpa intervensi teknologi, distribusi benih unggul, dan pembukaan akses pembiayaan mikro, produksi anggrek sulit pulih. Komoditas ini memang tidak vital bagi pangan nasional, tetapi punya nilai tinggi dalam ekspor non-migas dan produk kreatif.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(emb/emb)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |