Prof. Toni Toharudin: AI Bukan Ancaman, Guru Harus Jadi Arsitek Pembelajaran

2 weeks ago 13
Pendidikan

30 Agustus 202530 Agustus 2025

 AI Bukan Ancaman, Guru Harus Jadi Arsitek Pembelajaran Dr. Lidia Sandra, M. Psi, Psikolog selaku Keynote speaker 2, bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bali.

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

DENPASAR (Waspada.id): Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Prof Toni Toharudin, S.Si., M.Sc meminta agar sekolah bergerak meninggalkan pola lama. Ia mengingatkan bahwa Artificial Intelligence (AI) bukan ancaman, tetapi peluang.

“Dan guru harus membekali diri dengan kemampuan baru untuk memanfaatkan teknologi tanpa kehilangan nilai kemanusiaan,” ujar Toni saat menjadi pembicara dalam Pelatihan bersertifikat Pendidikan Berbasis Human AI Collaboration di Quest Hotel San Denpasar, Kamis (28/8/2025). Kegiatan ini diikuti lebih dari tiga ratus pendidik secara hybrid, dengan lebih dari seratus sepuluh orang hadir luring.

Dalam kesempatan yang sama, Dr Lidia Sandra, S.Psi., S.Kom., M.Psi., M.Eng.Sc., Psikolog, Wakil Rektor I Universitas Bali Dwipa sekaligus CEO CH Group, menancapkan kompas nilai. Ia menekankan, AI bukan untuk menggantikan manusia, melainkan untuk berkolaborasi sehingga guru dan pelajar bergerak dari sekadar mengerjakan ke ranah berpikir, berkreasi, dan memetik hikmah.

Ia juga menggarisbawahi reputasi Children’s House School dan CH Group, lewat Cendekian Corporate Learning and Development (CCLD), kembali menjadi pembicaraan. Bukan karena jargon, melainkan karena manfaat yang langsung terasa di ruang kelas.

Narasi yang selama ini mengambang dijahit menjadi mandat kebijakan yang konkret.

“Guru didorong berperan sebagai arsitek pembelajaran yang menumbuhkan penalaran, literasi data, dan tanggung jawab etis, sementara sekolah membangun budaya inovasi yang aman dan inklusif,” ujarnya.

Ir Timothy Dillan, B.Sc. (Hons), M.Kom., pembicara utama berusia sembilan belas tahun yang tengah menempuh doktor IlmuKomputer dengan spesialisasi kecerdasan buatan, membumikan istilah AI first menjadi praktik.

“Bukan AI yang menggantikan manusia, melainkan manusia yang memanfaatkan AI akan menggantikan yang tidak,” tegasnya.

Sejumlah guru menyambut positif pelatihan ini. Nyoman Yuliana Citra, guru SMA Negeri 2 Kuta Selatan, menyebut undangan dari Children’s House terasa relevan karena langsung menyorot cara memaksimalkan peran guru dengan bantuan AI. Ni Nengah Sukerti, Kepala Sekolah SD 9 Jimbaran, menilai materi sangat menarik dan bermanfaat untuk menambah wawasan serta keterampilan. Agung Mayun, guru SMA PGRI 2 Denpasar, mengapresiasi Children’s House sebagai pionir penerapan teknologi pembelajaran dan mengaku pulang dengan pemahaman baru bahwa manusia tidak bersaing dengan teknologi, melainkan berjalan berdampingan.

Pelatihan ditutup dengan komitmen bersama membentuk komunitas Indonesia Development of Education and AI (IDEA). Dengan format seperti ini, CH Group tidak hanya mengedukasi, melainkan memastikan adopsi. Peserta pulang dengan rencana aksi, alat siap pakai, dan jejaring yang siap mendorong perubahan di sekolah masing-masing.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |