
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
LONDON (Waspada.id): Muhammad Fahmi, Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Simpang Teritit, Kecamatan Wih Pesam, Kabupaten Bener Meriah yang menjadi korban penipuan online dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Kamboja, akhirnya berhasil melarikan diri dari tempat kerjanya dan kini dalam perjalanan pulang ke Tanah Air.
“Alhamdulillah, tiket pulang dari Kamboja ke Indonesia sudah dipesan. Insya Allah Fahmi berangkat malam ini karena visa keluar (exit visa)-nya akan habis masa berlakunya pada 7 Agustus 2025,” ujar Yusradi Usman al-Gayoni, inisiator World Gayonese Community (Diaspora Gayo Dunia) dari London, Inggris, melalui pesan WhatsApp kepada Waspada Selasa (5/8).
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
Sementara itu, rekannya sesama korban TPPO asal Aceh Tengah, Al Muttakim, masih harus menunggu pengurusan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) dan exit visa sehingga belum bisa pulang bersamaan.
Rute Kepulangan Fahmi
Fahmi dijadwalkan terbang dari Phnom Penh International Airport ke Kuala Lumpur, Malaysia, menggunakan maskapai AirAsia pada Selasa malam (5/8) pukul 20:20 WIB, dan tiba di Kuala Lumpur International Airport pukul 23:15 WIB.
Esok paginya, Rabu (6/8), ia melanjutkan perjalanan ke Medan menggunakan penerbangan dari Kuala Lumpur pukul 08:55 WIB dan tiba di Bandara Kualanamu pukul 09:55 WIB.
“Malamnya, insya Allah Fahmi akan melanjutkan perjalanan darat dari Medan ke Bener Meriah. Mudah-mudahan, Kamis pagi (7/8/2025) sudah sampai di kampung halamannya di Simpang Teritit,” terang Yusradi.
Bertahan dengan Dana Terbatas
Yusradi menjelaskan, kondisi Fahmi dan Al Muttakim sempat memprihatinkan. Mereka hanya bertahan dengan sisa uang gaji Fahmi yang disimpannya.
“Konsumsi mereka hanya cukup sampai tanggal 27 Juli malam. Itu pun dari uang Fahmi. Saya bantu transfer tanggal 26, dan ada juga bantuan dari Takengon untuk kebutuhan makan mereka,” ungkapnya.
Karena kondisi semakin genting, ia kemudian menginisiasi penggalangan dana melalui gerakan eteng-eteng iyak sejak 29 Juli 2025.
Minimnya Respon Pemerintah
Menurut Yusradi, hingga saat ini belum ada kejelasan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Bener Meriah maupun Baitul Mal setempat. Bantuan dari Bupati Aceh Tengah dan Baitul Mal Aceh Tengah yang sempat diberitakan juga belum terealisasi.

“Kalau tidak cepat digerakkan penggalangan dana, pengurusan SPLP dan exit visa bisa terhenti. Belum lagi soal keselamatan mereka yang terancam. Situasi konflik di perbatasan Kamboja-Thailand juga menambah kekhawatiran,” katanya.
Ucapan Terima Kasih dan Laporan Dana
Mewakili keluarga, Yusradi menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berdonasi untuk membantu kepulangan Muhammad Fahmi dan Al Muttakim. Di antara para donatur adalah Basri, Sofyan Griantara, Prof. Darmawan, Malsi Daud, Rosnida Sari, Sutarmi, Drs. H. Taufik, M.M., Siti Aminah, Salihin, Indah Mayasary, dan Aman Muhammad Faiz Akbar al-Gayoni.
“Total dana yang terkumpul sampai hari ini Rp6.900.000. Sudah digunakan Rp6.500.000 untuk konsumsi, pengurusan dokumen, transportasi, dan tiket Fahmi dari Kamboja ke kampung halaman. Masih tersisa Rp400.000 yang akan dipakai untuk pengurusan kepulangan Al Muttakim,” jelasnya.
Bagi pihak yang ingin membantu kepulangan Al Muttakim, Yusradi membuka ruang komunikasi langsung untuk berdonasi. “Kalau ada yang ingin membantu, silakan langsung hubungi saya,” tutupnya.(id86)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.