Kementerian Agama Republik Indonesia secara resmi meluncurkan tahapan Penerimaan Mahasiswa Baru Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PMB PTKIN) Tahun 2026 di Hotel Vertu Harmoni, Jakarta, Senin (22/12).
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
JAKARTA (Waspada.id):Kementerian Agama (Kemenag) secara resmi meluncurkan tahapan Penerimaan Mahasiswa Baru Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PMB PTKIN) Tahun 2026 di Jakarta, Senin (22/12).
Tahun 2026, PMB PTKIN mengusung tema besar ‘Pendidikan Islam Ramah Difabel’ sebagai komitmen nyata menghadirkan akses pendidikan tinggi yang inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat.
PMB PTKIN 2026 diikuti 58 PTKIN dan 1 PTN. Kursi tersedia sebanyak 186.889 kursi dengan 1.345 prodi.
Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN
Dalam pidato pembukaan, Menteri Agama Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A., menegaskan bahwa seluruh PTKIN di Indonesia harus menjadi institusi yang inklusif dan ramah bagi penyandang disabilitas. Ia menyatakan bahwa keadilan akses pendidikan adalah bagian dari implementasi nilai-nilaiagama.
“PTKIN bukan hanya milik mereka yang berprestasi secara akademik, tapi milik seluruhanak bangsa tanpa terkecuali. Tahun 2026 ini, kita mempertegas bahwa tidak boleh adacalon mahasiswa yang terhambat mimpinya hanya karena keterbatasan fisik.
“Semangat inklusivitas ini adalah manifestasi dari nilai-nilai Islam yang memanusiakan manusia,” ujar Nazarudin.
Senada dengan Menag Nazaruddin Umar, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Prof. Amin Suyitno mengatakan transformasi sistem seleksi tahun ini dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan calon mahasiswa berkebutuhan khusus sejak tahap awal pendaftaran.
“Kami melakukan transformasi pada sistem SPAN dan UM-PTKIN melalui pengenalan Sistem Pemetaan Disabilitas dan Sistem Rekomendasi Peminatan. Tujuannya agar pihak kampus dapat menyiapkan skema pendampingan yang tepat sejak dini, sehingga mahasiswa difabel dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan optimal,” ujar Amin.
PMB-PTKIN juga juga mencari pribadi yang mampu merangkul keberagaman sebagai kekuatan, serta memiliki visi transformatif untukmenghadirkan solusi nyata yang berdampak serta peduli terhadap isu-isu ekoteologi.
Melalui integrasi sistem yang ketat dan keberpihakan terhadap kaum difabel, Kemenag
berharap PMB PTKIN 2026 dapat melahirkan generasi intelektual Muslim yang unggul,berkarakter, dan memiliki empati sosial yang tinggi.
Jalur dan Jadwal Seleksi PMB PTKIN 2026 terbagi dalam dua jalur utama. Pertama, Seleksi Prestasi Akademik Nasional (SPAN-PTKIN). Jalur ini tanpa ujian tulis namun berbasis prestasi akademik dan non-akademik.
Untuk SPAN, rangkaian seleksi dimulai dari pendaftaran dimulai dari Pengisian PDSS (Sekolah) pada 5 Januari – 7 Februari 2026. Kemudian pendaftaran siswa pada 11 – 28 Februari 2026 dan disusul pengumuman hasil pada 7 April 2026.
Penilaian untuk SPAN kini turut mempertimbangkan variabel Tes Kompetensi Akademik (TKA) guna meningkatkan objektivitas.
Jalur kedua adalah Ujian Masuk (UM-PTKIN). Jalur seleksi inj melalui ujian berbasis teknologi Sistem Seleksi Elektronik (SSE). Masa Pendaftaran untuk jalur UM PTKIN dimulai pada 13 April sampai 30 Mei 2026. Pelaksanaan Ujian (SSE) pada 8 – 14 Juni 2026 dan pengumuman hasil pada 30 Juni 2026.
Salah satu inovasi dalam penerimaan mahasiswa PTKIN tahun ini adalah peningkatan perangkat SSE yang diperbarui dengan fitur aksesibilitas bagi calon mahasiswa difabel.
“Untuk mahasiswa difabel tahun 2025 ada 80 orang di seluruh PTKIN yang ikut PMB ini. Tahun 2026 diharapkan jumlahnya lebih banyak karena pelayanan bagi mahasiswa difabel juga makin baik,” ujar Koordinator Kelompok Kerja Penjaminan Mutu PMB PTKIN Zulfahmi Alwi.
Ditambahkan Zulfahmi, materi ujian pada jalur UM-PTKIN 2026 tetap mengedepankan kualitas intelektual dan karakter dengan fokus pada empat pilar utama yakni Penalaran Akademik, Penalaran Matematika, Literasi Membaca, dan Literasi Ajaran Islam.
“Khusus untuk literasi ajaran Islam, instrumen seleksi dirancang secara komprehensif tidak hanya untuk memetakan keunggulan akademik, tetapi juga untuk mengukur literasi ajaran Islam yang moderat sertakarakter inklusif calon mahasiswa,” ujar Zulfahmi.
Koordinator Kelompok Kerja Sistem Seleksi Elektronik/ SSE) Haris Setiaji, mengatakan, secara teknologi, PMB PTKIN sudah mampu mendeteksi apabila ada upaya kecurangan seperti praktik perjokian. Di sisi lain, soal yang beragam mencapai lebih dari 80-an soal, menjadikan sulit bagi peserta untuk saling contek.
“Kami menggelar ujian sampai 8 hari. Masing-masing hari ada beberapa sesi. Dan satu sesi itu ada beberapa jenis soal. Jadi soalnya bisa dikatakan tidak ada yang sama persis antar sesama peserta,” imbuh Haris.
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.






















































