Perusahaan Leasing Buka-bukaan Kabar Terbaru Kredit Macet Otomotif

2 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Leasing kendaraan bermotor menghadapi situasi sulit dengan daya beli masyarakat yang menurun. Salah satu upaya mencari konsumen baru dengan menggaet di pameran motor.

Termasuk PT Federal International Finance (FIFGroup) yang membidik kinerja positif dari ajang Indonesia Motorcycle Show (IMOS) tahun ini. Setidaknya, perusahaan membidik pencapaian sama dari ajang serupa tahun lalu. Alasannya, saat ini kondisi ekonomi masih penuh tantangan.

"Target tahun ini ngga muluk, sama dengan IMOS tahun lalu sebesar Rp 6,8 miliar atau sebanyak 300 unit SPK, rasanya itu yang coba kita kejar," ungkap Direktur PT Federal International Finance (FIFGroup) Daniel Hartono dalam media gathering, Selasa (16/9/2025) di Jakarta.

Sepanjang semester I-2025, total pembiayaan FIFGroup tercatat mencapai Rp 23,748 triliun, tumbuh 7,9% secara tahunan. Pertumbuhan ini didorong oleh performa lini bisnis roda dua, termasuk perabotan hingga pembiayaan multiguna.

Sementara itu, Division Head FIFAstra Ronald Bintoro menekankan, kondisi ekonomi yang fluktuatif turut berdampak terhadap kemampuan pembayaran pelanggan, meski sifatnya relatif.

Kondisi perekonomian makro, termasuk situasi politik dalam negeri, dan perlambatan ekonomi global, ikut menjadi tantangan tersendiri. Apalagi, kontribusi dari daerah-daerah di luar Jawa sangat dipengaruhi oleh siklus panen dan sektor tambang yang beragam di tiap wilayah.

"Soal pembayaran customer, dengan kondisi ekonomi gini, ada yang terdampak, ada yang mungkin tidak terdampak juga, itu kan masing-masing juga sesuai. Jadi kalau misal dibilang apakah banyak yang macet atau tidak? Ya itu relatif, karena kan tergantung masyarakat terdampaknya," jelas Ronald.

Leasing berupaya menjaga rasio kredit bermasalah (NPL) sesuai dengan batas aman yang ditetapkan regulator. Perusahaan juga terus melakukan pendekatan bagi nasabah yang mengalami kesulitan akibat tekanan ekonomi.

"Kita coba selalu jaga dengan keadaan sekarang ini, kita harus selalu jaga NPL itu, tetap sama, seperti tahun sebelumnya. Masih jaga dalam profesionalitas kita. Kalau masalah nilainya, kita kan naik turun tiap bulannya, tapi itu masih dalam koridornya, kita masih bilang oke," kata Daniel.

"Kalau dilihatnya mungkin, pasti di bawah 2% so far, karena kita memang ada level dari OJK," lanjutnya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Bukan Cuma Mobil, Penjualan Motor di RI Juga Anjlok-Turun 24% Lebih

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |