Perang Dagang Trump Guncang Dunia, Harga Emas Langsung Melejit

6 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia- Harga emas dunia terus bergerak di zona tinggi sepanjang dua pekan terakhir. Pada perdagangan Jumat (11/7/2025), harga emas ditutup di level US$3.355,48 per troy ounce, naik dari posisi hari sebelumnya di US$3.322,69. Sepanjang sepekan, harga emas sempat menyentuh titik tertinggi di US$3.368,59.

Kenaikan harga emas terjadi karena ketidakpastian geopolitik yang kembali membayangi pasar setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif impor baru, 35% untuk Kanada mulai bulan depan, serta rencana tarif menyeluruh 15-20% bagi hampir seluruh mitra dagang AS.

Melansir Reuters, Trump juga menetapkan tarif 50% untuk impor tembaga dan produk asal Brasil. Langkah-langkah ini langsung mengguncang sentimen pelaku pasar dan mendorong investor kembali melirik emas sebagai aset lindung nilai.

"Pasar kembali memasuki fase penuh ketidakpastian, dan emas mendapatkan dorongan sebagai aset safe haven," ungkap Aakash Doshi, Kepala Strategi Emas Global di State Street Global Advisors kepada Reuters. Ia memperkirakan pergerakan harga emas akan berada dalam kisaran US$3.100 hingga US$3.500 pada kuartal III-2025. "Paruh pertama tahun ini sangat kuat untuk emas, dan saat ini kita memasuki fase konsolidasi."

Faktor lain yang memperkuat daya tarik emas adalah prospek pelonggaran kebijakan moneter di AS. Gubernur Federal Reserve, Christopher Waller, kembali membuka peluang pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. Pasar bahkan sudah memperkirakan pemangkasan sebesar 50 basis poin hingga akhir tahun. Dalam lingkungan suku bunga rendah, aset non yielding seperti emas cenderung tampil lebih atraktif.

Bersamaan dengan emas, logam mulia lainnya juga mencatat lonjakan harga tajam. Harga perak naik 3,9% menjadi US$38,46 per ounce-tertinggi sejak September 2011.

Platinum menguat 2,8% ke level US$1.399,13 dan palladium melonjak 6,5% menjadi US$1.216,12. Kenaikan harga ini didorong oleh lonjakan tarif tembaga yang menimbulkan keketatan pasokan dan arus modal dari pasar berjangka ke pasar fisik.

Lonjakan tarif tersebut mendorong para pelaku pasar untuk membalik posisi di bursa berjangka NYMEX/COMEX dan melakukan pembelian fisik-fenomena yang mendorong lonjakan harga logam putih seperti platinum dan palladium, meski efeknya relatif netral terhadap emas.

Sentimen tambahan muncul dari spekulasi bahwa Trump akan mengumumkan kebijakan besar terkait Rusia pada Senin mendatang.

Jika pernyataan tersebut menyangkut sanksi terhadap pasokan logam asal Rusia, terutama palladium, reli harga bisa berlanjut lebih jauh. 

Dengan begitu banyak ketidakpastian yang menyelimuti kebijakan perdagangan global dan arah suku bunga, emas dan logam mulia lain tampaknya masih akan mempertahankan kilaunya di bulan-bulan mendatang.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |