
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
BANDUNG (Waspada.id): Pernyataan tajam dan menggugah datang dari Peraih Nobel Fisika 2010, Profesor Konstantin Novoselov, dalam pembukaan sesi pleno pertama Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) Indonesia 2025, Kamis (7/8), di Sasana Budaya Ganesa, Bandung.
“Pertama kalinya dalam sejarah, kita mempunyai pilihan,” tegas Novoselov. Pernyataan itu menjadi titik tolak pentingnya material sebagai fondasi perubahan besar dalam peradaban dan arah masa depan teknologi.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
Profesor dari National University of Singapore itu memaparkan bahwa sejarah manusia selalu dibentuk oleh material — dari zaman batu, perunggu, besi, hingga kini era digital dan silikon. Namun kini, umat manusia memiliki kemampuan unik: tidak lagi terpaku pada satu “usia material” tertentu.
“Untuk pertama kalinya, umat manusia tidak perlu memilih satu usia material tertentu, melainkan dapat tetap membuka berbagai kemungkinan melalui rekayasa material modern,” ujar Novoselov.
Dengan kemajuan teknologi, manusia kini dapat mendesain material dari tingkat atom, memungkinkan hadirnya bahan-bahan baru yang dirancang khusus untuk kebutuhan industri atau bahkan solusi terhadap tantangan lingkungan.
“Jika Anda akan mendesain material atom demi atom, satu-satunya batasan adalah imajinasimu,” ungkapnya.
Salah satu terobosan yang disorot adalah graphene, material 2D yang dikenal sangat kuat dan konduktif secara listrik. Ditemukan dengan metode sederhana, kini graphene telah diproduksi massal dan digunakan luas — mulai dari perangkat elektronik, baterai, hingga optoelektronik.
“Dari setiap telepon genggam yang kita beli saat ini pasti mengandung graphene,” katanya.
Namun, potensi terbesar graphene, menurut Novoselov, justru ada pada pengembangan functional intelligent materials, material masa depan yang mampu merespon rangsangan, menyimpan memori, hingga memproses data layaknya otak manusia.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi riset yang inklusif dan inovatif, khususnya di Asia dan dunia, untuk pengembangan material baru yang revolusioner.
Sesi ini selaras dengan arah kebijakan strategis Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), yaitu Diktisaintek Berdampak — mendorong riset yang unggul secara akademik, aplikatif, lintas disiplin, dan berkelanjutan.
Melalui forum seperti KSTI Indonesia 2025, Kemdiktisaintek menegaskan komitmennya: Indonesia harus menjadi pionir dalam pengembangan material dan ilmu terapan berbasis riset unggulan, bukan sekadar konsumen teknologi.
Dengan menempatkan riset material di garda depan inovasi nasional, Indonesia semakin siap menghadapi era transformasi teknologi global secara berdaulat dan berkelanjutan.
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.