Penunjukan Abu Paya Pasi Jadi Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman Dinilai Tepat Dan Strategis

LHOKSEUMAWE (Waspada.id): Pimpinan Dayah Qari Hafidz (QAHA) Ukhwatul Quran Lhokseumawe, Waled Jamaluddin Abdul Qadir menyebutkan, penunjukan Abu Paya Pasi (Tgk H. Muhammad Ali) sebagai Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman sudah tepat dan strategis.

Itu artinya, sebut Waled Jamal, Gubernur Aceh, H. Muzakir Manaf, sebelum melakukan penunjukan, telah lebih dulu melewati berbagai proses penilaian dan pertimbangan, yang matang, sehingga keputusan yang diambil oleh orang nomor satu di Bumi Sultan Iskandar Muda ini, menghasilkan pilihan yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh seluruh lapisan masyarakat di Nanggroe Aceh Darussalam.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

“Saya pribadi yakin, keputusan ini telah dipikirkan dengan cukup matang dan tentu, Mualem juga telah mempertimbangakan dampak jangka pendek dan jangka panjang, kalau Abu Paya Pasi adalah orang yang tepat dan cocok menjadi Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman,” sebut Waled Jamal kepada Waspada.id, Rabu (13/8) pagi

Di mata Waled Jamal, Abu Paya Pasi merupakan sosok teladan dan salah seorang ulama kharismatik yang sangat dihormati dan disegani di Nanggroe Aceh Darusaalam. Hampir seluruh masyarakat Aceh kenal dengan sosok Abu Paya Pasi. Pasalnya, hampir sebagian besar waktu yang dimiliki oleh Abu, digunakan untuk mengajar ilmu agama kepada masyarakat, baik yang di kota maupun di pelosok gampong (desa).

“Abu Paya Pasi bukan hanya ahli di bidang kitab dan Quran saja, melainkan Abu juga ahli di bidang politik. Abu memiliki pandangan yang tajam dalam membaca keadaan. Kecerdasan dan kebijaksanaan telah menempatkan Abu di hati masyarakat Aceh,” kata Waled Jamal, seraya menambahkan, penunjukan Abu Paya Pasi sebagai Imam Besar Masjid Baiturrahman oleh Mualem merupakan langkah strategis yang diambil oleh seorang pemimpin yang bijaksana.

Menjawab Waspada.id, Waled Jamal mengatakan, penunjukan ini merupakan komitmen Mualem untuk membangun Aceh yang berlandaskan syariat Islam dan itu hanya bisa dilakukan, jika ulama berada di garda terdepan.

“Jika benar demikian, maka kami dari Dayah QAHA Ukhwatul Quran Lhokseumawe, berterima kasih kepada Gubernur Aceh atas langkah yang baik dan didasari pemikiran yang cerdas atas pengambilan keputusan menunjuk Abu Paya Pasi sebagai Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman,” ucap Waled Jamal.

Apakah Imam Besar Harus Setiap Hari Di Masjid

Mengingat jarak antara kediaman dan dayah Bustanul Huda di Gampong Alue Cek doi, Kecamatan Julok, Aceh Timur, tempat Abu Paya Pasi mengajar ilmu agama kepada para santri dengan lokasi Masjid Raya Baiturrahman terpaut lebih dari 300 km apakah tidak menjadi kendala dalam menjalankan tugasnya sebagai imam besar.

Waled Jamal kepada Waspada.id menjelaskan, seorang imam besar tidak harus selalu berada di masjid tersebut, karena kehadiran imam tergantung pada jadwal dan kebijakan masjid.

Tugas imam adalah untuk memimpin shalat berjamaah, membimbing jamaah, memberikaan ceramah dan lain sebagainya. Beberapa tugas tersebut mungkin tidak mengharuskan imam harus berada di masjid setiap hari. Tugas-tugas di atas dapag digantikan imam pengganti.

“Menurut padangan saya, kehadiran imam besar sangat fleksibel dan tergantung pada kebutuhan dan kebjikan masjid. Dan ini pun berlaku pada Imam Besar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Jadi nggak masalah kediaman Abu jauh dari Masjid Raya Baiturrahman,” katanya.

Sebelum menutup wawancara dengan Waspada.id, Waled Jamal menambahkan, tugas Imam Besar Masjid Raya Baiturahman adalah memimpin shalat berjamaah, memberikan ceramah agama, membimbing masyarakat dalam masalah keagamaan, serta berperan dalam kehidupan sosial dan pendidikan keagamaan di Nanggroe Aceh Darussalam. (id70)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.