Peninjauan Standar RSU Haji Medan: Forum Publik Dorong Pelayanan yang Responsif Dan Transparan

3 weeks ago 13

MEDAN (Waspada.id): Rumah Sakit Umum Haji Medan, Provinsi Sumatera Utara, menggelar Forum Konsultasi Publik Peninjauan Standar Pelayanan sebagai langkah untuk memperkuat mutu pelayanan sekaligus menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat.

Wakil Direktur Umum dan Pengembangan SDM RSU Haji Medan, Ridesman Nasution, SKM, SH, M.Kes, MH, menegaskan bahwa standar pelayanan rumah sakit tidak boleh statis. Menurutnya, perubahan harus dilakukan sesuai praktik terbaik serta perkembangan kebijakan pemerintah.

“Rumah sakit tidak bisa hanya berpegang pada pola lama. Standar pelayanan harus ditinjau ulang secara berkala, sesuai pengalaman dan praktik terbaik di lapangan. Pemerintah juga berperan besar dalam memperluas akses layanan agar manfaatnya dirasakan semua lapisan masyarakat,” ujar Ridesman, Kamis (28/8/2025) di Ruang Rapat Umum Gedung B Manajemen.

Didampingi Wakil Direktur Pelayanan Medis, Keperawatan dan Penunjang RSU Haji Medan dr. Yulinda Elvi Nasution, M.Kes, Kabag Umum, dr Aria Novita Pasaribu, dalc Kasubbag Ketatausahaan dan Rumah Tangga RSU Haji Medan, Hastriyani Rusmana, Ridesman menambahkan, evaluasi program kesehatan harus dilakukan berkesinambungan. “Pelayanan kesehatan bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga kualitas tenaga medis, sistem yang efisien, dan keputusan klinis yang tepat. Intinya, standar pelayanan harus mengutamakan keselamatan pasien,” tegasnya.

Sementara itu, Kabid Pelayanan Medik dan Keperawatan RSU Haji Medan, drg. Fitrady Ulianda Siregar, M.Kes, menyoroti banyaknya kesalahpahaman di masyarakat terkait prosedur rawat inap.

“Sering terjadi masyarakat bingung bagaimana bisa masuk rawat inap. Syarat utama adalah memiliki jaminan, seperti BPJS Kesehatan. Bagi warga Kota Medan, bisa juga menggunakan program Universal Health Coverage (UHC) dengan menunjukkan KTP. Jika syarat itu ada dan ada indikasi medis, pasien bisa langsung dirawat,” jelasnya.

Ia juga menekankan soal jangka waktu perawatan yang sering diperdebatkan keluarga pasien. “Keluarga sering merasa pasien masih lemah, padahal dokter sudah menyatakan boleh pulang. Perlu dipahami bahwa keputusan pulang ditentukan oleh dokter berdasarkan hasil laboratorium dan kondisi fisik. Jadi lamanya rawat inap sangat bergantung pada kondisi pasien, bukan pada permintaan keluarga,” tegas Anda sapaan akrab dr Fitrady.

Selain itu, ia mengingatkan bahwa saat ini 80 persen pasien RSU Haji adalah peserta BPJS, namun masih ada masalah pasien menunggak iuran atau belum memiliki BPJS. “Jika BPJS menunggak, maka keluarga wajib melunasi. Bila tidak punya BPJS, pasien tercatat sebagai pasien umum. Nantinya, jika program UHC Provinsi Sumut berjalan, cukup dengan KTP saja. Tapi saat ini masih menunggu peluncuran dari Gubernur,” katanya.

Anda meminta dukungan masyarakat, tokoh agama, akademisi, dan perangkat desa untuk turut menyosialisasikan pentingnya kepesertaan BPJS yang aktif.

Dalam forum yang sama, Sekretaris Umum Pujakesuma Sumut, Joko, memberikan apresiasi terhadap peningkatan pelayanan RSU Haji Medan.

“RS Haji ini adalah harapan umat. Pelayanan sudah jauh lebih baik dibanding beberapa tahun lalu. Apalagi sekarang ada pembangunan gedung baru yang bisa menampung lebih banyak pasien,” ujarnya.

Namun Joko juga mengingatkan tantangan yang masih ada, terutama keterbatasan kamar dan waktu tunggu. “Sering pasien atau keluarga harus menunggu lama untuk mendapatkan kamar. Ini wajar karena jumlah pasien meningkat, tapi perlu dikelola dengan baik. Tenaga medis harus mampu menenangkan keluarga yang panik dan memberikan informasi yang jelas agar tidak terjadi salah paham,” katanya.

Ia menekankan pentingnya komunikasi yang humanis dari tenaga kesehatan. “Pasien itu bukan hanya butuh obat, tapi juga butuh ketenangan. Kalau datang disambut ramah, dilayani cepat, itu sudah menjadi bagian dari penyembuhan. RS Haji harus bisa menjadi primadona pelayanan kesehatan di Sumatera Utara,” ujarnya.

Joko juga mengusulkan adanya sistem pengaturan jadwal kunjungan pasien rawat jalan agar masyarakat tidak menunggu terlalu lama. “Kalau pasien diberi kepastian waktu kedatangan, mereka lebih tenang. Ini akan meningkatkan kepuasan layanan,” tambahnya.

Komitmen Perbaikan

Forum konsultasi publik ini menjadi sarana bagi RSU Haji Medan untuk menampung masukan dari masyarakat, tokoh organisasi, dan pemangku kepentingan lainnya. Seluruh masukan akan menjadi bahan perbaikan standar pelayanan agar lebih adaptif terhadap kebutuhan pasien.

Ridesman menegaskan, RSU Haji Medan berkomitmen menjaga kepercayaan publik. “Kami akan terus memperbaiki standar pelayanan, meningkatkan kualitas SDM, serta memastikan fasilitas sesuai standar nasional. Harapannya, RSU Haji Medan benar-benar menjadi rumah sakit harapan umat,” pungkasnya.(id20)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |