
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
MEDAN (Waspada.id): Perdagangan awal pekan ini berlangsung relatif datar di tengah minimnya agenda ekonomi global. Mayoritas bursa Asia dibuka beragam dengan kecenderungan menguat, sementara IHSG juga sempat terkerek ke level 8.066 di sesi pembukaan.
Meski demikian, indeks diperkirakan masih akan bergerak dalam rentang sempit di kisaran 8.000 hingga 8.090, menunggu rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang diproyeksikan menjadi penentu arah pasar selanjutnya.
Mata uang rupiah pada perdagangan hari ini juga relatif stabil di sekitar Rp16.600 per USD. Kondisi ini terjadi seiring dengan imbal hasil US Treasury yang bergerak sideways dan pasar global yang masih mengambil sikap wait and see jelang rilis data inflasi AS.
Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin, mengatakan minimnya sentimen fundamental membuat pasar lebih banyak digerakkan oleh faktor teknikal.
“IHSG saat ini memang rawan bergerak di dua zona berbeda. Investor menunggu kepastian dari rilis inflasi AS, sehingga transaksi cenderung terbatas. Rupiah juga stabil karena pasar menahan diri dari aksi spekulatif,” jelas Gunawan di Medan, Selasa (23/9).
Sementara itu, harga emas dunia masih bertahan tinggi di kisaran USD 3.742 per ons troy atau sekitar Rp2 juta per gram. Emas sempat mencetak rekor baru pada perdagangan sebelumnya, didorong tensi geopolitik di Eropa serta ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan oleh The Federal Reserve.
“Harga emas yang stabil di level tertinggi menunjukkan tren bullish masih kuat. Investor global tetap mencari perlindungan pada aset aman karena ketidakpastian geopolitik dan arah kebijakan moneter global,” pungkas Gunawan. (id09)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.