MBG Butuh Pasokan Besar, Menko Zulhas Minta Kebut Cetak Sawah

7 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menekankan pentingnya percepatan pencetakan sawah baru untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal ini ia sampaikan usai menerima arahan melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14 Tahun 2025 dan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 19 Tahun 2025 terkait percepatan swasembada pangan, energi, dan air.

"Saya baru terima 10 hari Inpres dan Keppres untuk percepatan swasembada pangan, air, dan energi," ujar Zulhas, saat ditemui usai Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di kantor Kemendagri, Jakarta, Selasa (2/9/2025).

Ia menjelaskan, saat ini Indonesia sudah berhasil mencatat surplus pangan sekitar 3 juta ton. Meski jumlah tersebut dinilai cukup hingga tahun depan, namun kebutuhan akan bertambah besar karena adanya program MBG.

"Oleh karena itu, kita melakukan perbaikan secara menyeluruh, surplus sekarang sudah tercapai pada tahun ini... memang surplusnya tidak banyak, kira-kira 3 juta ton tahun ini. Jadi sampai tahun depan cukup," jelasnya.

MBG Butuh Pasokan Besar

Namun, Zulhas mengingatkan program MBG membutuhkan pasokan pangan dalam jumlah besar.

"Tapi kan kita ada program makan bergizi gratis. Makan bergizi itu kan 80 juta orang itu perlu. Karena itu, perlu percepatan lahan-lahan yang baru, agar produksi kita baik itu pangan, dalam arti seperti padi dan jagung dipercepat, ditambah juga protein. Protein itu ya ayam, telur, kemudian daging, hortikultura, dan lain-lain," terang dia.

Karena itu, menurutnya, pemerintah tengah menyiapkan langkah perbaikan menyeluruh di sektor pertanian dan pangan agar produktivitas meningkat dalam waktu cepat.

"Jadi kita melakukan perbaikan secara menyeluruh agar produktivitas bisa cepat meningkat," pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menjabarkan, anggaran ketahanan pangan dalam RAPBN 2026 ditetapkan sebesar Rp164,4 triliun.

Dana tersebut akan digunakan untuk program cetak sawah seluas 550 ribu hektare, penyaluran pupuk bersubsidi 9 juta ton, pengadaan bibit unggul, penyediaan alat mesin pertanian, hingga pembiayaan murah bagi petani.

Subsidi pupuk Rp46,9 triliun untuk 9,62 juta ton pupuk dan memperkuat peranan bulog terus sebagai penyangga stok pangan, stabilitas harga pangan serta perlindungan petani.

"Tahun 2025 pemerintah sudah memangkas 145 regulasi penyaluran pupuk yang rumit Hasilnya produksi beras meningkat, stok terjaga di atas 4 juta ton, harga beras terjaga stabil dan petani semakin sejahtera," bebernya dalam dalam Rapat Paripurna DPR RI Ke-3 Masa Sidang I, Kamis (21/8/2025).


(dce)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Mantap! Zulhas Bilang RI Sudah Capai Swasembada Pangan, Ini Alasannya

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |