
SUBULUSSALAM (Waspada): Komunitas Budaya Insitute for Singkel Research on Adat and Culture (ISRAC) Subulussalam gelar Pelatihan Pembacaan Manuskrip Melayu Syekh Hamzah Fansuri di Aula Pendopo Wali Kota setempat, Rabu (16/4).
Wali Kota Haji Raysid Bancin (HRB) dalam sambutannya pada acara diikuti 50-an perwakilan Guru Agama dan Guru PAI se-SMP/SMA/SMK dan MTs/MA se-Kota Subulussalam itu mengapresiasi dan dukungan ISRAC yang dinilai sebagai langkah akademik tersebut.
Bahkan melalui video singkat di laman sosial media sebelum digelar acara itu, HRB tegaskan dukungan penuh atas rangkaian kegiatan ISRAC.
Pembina ISRAC Subulussalam melalui rilisnya, Rabu kepada Waspada mengatakan, kegiatan ini adalah salah satu agenda Turats Syekh Hamzah Fansuri, budaya, karya dan karsa yang diselenggarakan untuk mendiseminasi naskah, manuskrip, pemikiran dan sejarah tasawuf Syekh Hamzah Fansuri di Kota Subulussalam.
Kegiatan yang disponsori Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan Dana Indonesiana dari Kementerian Kebudayaan RI ini menghadirkan tiga pemateri, Dr. T. Lembong Misbah, MA dari UIN Ar Raniry, Dr. Musriaparto, MM dan Ramli, M.Ag dari STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh.
Dalam paparannya, Lembong Misbah menyatakan bahwa turats merupakan warisan masa lalu, di mana teks agama (dalam hal ini Bahasa Arab) berkaitan erat dengan agama itu sendiri.
Disebutkan, salah satu upaya Islamisasi melalui teks Bahasa Arab, yakni membuat tulisan Arab-Jawi berbahasa Jawi/Melayu yang beraksara arab.
Lalu, Musriaparto membahas materi menyangkut bagaimana guru mengaktualkan nilai-nilai pendidikan dan aksara jawi Syekh Hamzah Fansuri dalam pendidikan menyajikan kisi-kisi yang terkait strategi menjadikan pembacaan kitab Syekh Hamzah Fansuri sebagai salah satu muatan lokal di sekolah-sekolah di Kota Subulussalam
Sedangkan, Ramli M.Ag (Ramli Cibro) mengulas dua corak karya tasawuf Syekh Hamzah, yakni prosa (kitab tasawuf) untuk kalangan muntahi dan syair-syair bagi kalangan mubtadi.
Dikatakan, Tasawuf Syekh Hamzah Fansuri sangat dekat dengan pemikiran Wahdatul Wujud Syekh Ibnu Arabi, namun sudah diinternalisasi dalam alam kosmologi Melayu Nusantara. Akibatnya, orang sering salah faham terhadap analogi-analogi yang diciptakan yang menurut mereka tidak diajarkan Syekh Ibnu Arabi.
Ketua ISRAC Zulfikar Riza Hariz Pohan dalam kesempatan itu berharap akan ada perubahan cara pandang masyarakat terkait eksistensi Syekh Hamzah Fansuri di Kota Subulussalam.
Dia mensinyalir, soal Syekh Hamzah Fansuri lebih sering disalahfahami daripada diketahui kebenaran pemikirannya. (b17)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.