Kemendiktisaintek Dorong Literasi dan Partisipasi Publik untuk Membumikan Sains dan Teknologi

1 month ago 16
Pendidikan

Kemendiktisaintek Dorong Literasi dan Partisipasi Publik untuk Membumikan Sains dan Teknologi Direktur Minatsaintek Kemendiktisaintek, Prof Yudi Darma (kiri) saat temu media di Jakarta, Kamis (31/7).

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

JAKARTA (Waspada.id): Direktur Peminatan dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi (Minatsaintek) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), Yudi Darma, menegaskan pentingnya peran media dan masyarakat dalam membumikan sains dan teknologi agar manfaat riset benar-benar dirasakan hingga ke tingkat akar rumput.

Dalam temu media di Jakarta, Kamis (32/7), Yudi menekankan bahwa hasil riset belum sepenuhnya menyentuh dan dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

“Media punya kekuatan untuk membumikan saintek, bahkan hingga ke obrolan-obrolan pagi di warung kopi di desa, sampai di kafe-kafe pinggiran kota,” ujarnya.

Menurutnya, diseminasi dan pemanfaatan hasil riset harus hadir di tengah masyarakat, bukan hanya di ruang akademik. Apalagi, berdasarkan studi Nature Human Behaviour tahun 2025, tingkat kepercayaan publik Indonesia terhadap ilmuwan berada di angka 3,84 dari skala 5. Jumlah itu lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 3,62, dan sejajar dengan Malaysia serta Meksiko.

Data juga menunjukkan bahwa 78 persen responden percaya ilmuwan memiliki kompetensi tinggi, dan 75 persen menyatakan metode ilmiah adalah cara terbaik untuk mengetahui kebenaran.

Namun, Yudi mengingatkan bahwa kepercayaan ini bersifat dinamis.

“Ilmuwan dinilai belum cukup terbuka. Feedback masih rendah. Jika respons baik ini tidak diimbangi transparansi, dialog, dan relevansi kebijakan, maka kepercayaan publik bisa berubah menjadi skeptisisme diam-diam, apalagi di era disinformasi,” paparnya.

Ia menekankan bahwa pembangunan saintek harus berbasis pada kemampuan SDM lokal dalam mengadopsi teknologi, serta keseimbangan dukungan dari pemda dan pemangku kepentingan lainnya. Tujuannya adalah menciptakan transformasi menuju masyarakat berbasis ilmu pengetahuan.

“Kalau ini tercapai, akan tumbuh ekonomi berbasis pengetahuan yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Kita juga ingin membentuk ekosistem citizen science dan menciptakan inklusivitas saintek,” kata Yudi.

Dalam jangka panjang, ia ingin melihat masyarakat yang aktif berpartisipasi, terliterasi tinggi dalam sains dan teknologi.

“Dari model top-down, kita ingin beralih ke pendekatan partisipatif. Harus ada sinergi kreasi antara masyarakat dan akademisi,” tambahnya.

Sebagai upaya konkret, Direktorat Minatsaintek menggulirkan program unggulan bertajuk “Semesta”. Semesta adalah akronim dari Sinergi Kreasi Masyarakat dan Akademisi untuk Sains dan Teknologi Nusantara.

Program ini mengedepankan kolaborasi, kooperasi, diplomasi sains, integrasi lintas sektor, serta perencanaan berdampak jangka panjang.

“Bahasa sains harus dimudahkan agar masyarakat bisa memahami. Untuk itu, kami akan fasilitasi kolaborasi lintas wilayah,” ucap Yudi.

Ia menyebut tiga pilar utama dalam strategi tersebut, yakni science literacy, public understanding, dan public engagement.

Untuk itu, Direktorat Minatsaintek meluncurkan empat program utama dalam satu misi membumikan sains dan teknologi, yaitu:
• In Saintek – Inovasi Sains dan Teknologi Terapan
• Tera Saintek – Transformasi Edukasi dan Riset Aplikatif
• Resona Saintek – Resonansi Kolaborasi Ilmiah dan Sosial
• Panen Raya Berdikari – Penguatan Ekonomi Berbasis Riset Mandiri

Yudi mengajak seluruh pihak, termasuk media, akademisi, pemerintah daerah, dan komunitas masyarakat, untuk mengambil bagian dalam gerakan ini.

“Kita sedang menyiapkan fondasi masa depan, dan sains harus hadir di setiap perbincangan publik,” pungkasnya.(id11)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |