

Menteri Kebudayaan Fadli Zon saat menyelenggarakan Sawala Budaya meningkatkan sinergi dalam upaya mempertegas peran Indonesia dalam diplomasi internasional dan menguatkan diplomasi budaya Indonesia dengan 31 Duta Besar Republik Indonesia Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP), di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Selasa (22/4). Waspada/Ist
JAKARTA (Waspada) : Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) Republik Indonesia menempatkan budaya sebagai soft power untuk meningkatkan hubungan antar negara dan daya tarik bangsa, juga memiliki visi besar untuk menjadikan Indonesia sebagai ibu kota kebudayaan dunia sebagai salah satu wujud komitmen dan menyambut akan diselenggarakannya kembali World Culture Forum.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
“Melalui para Duta Besar kami harapkan adanya MoU atau perjanjian kerja sama bidang kebudayaan dengan negara-negara di tempat para Dubes bertugas. Mulai dari repatriasi, perjanjian, dan Rumah Budaya Indonesia. Kita butuh dukungan para diaspora yang berada di negara-negara tempat para Duta Besar bertugas,” aku Menbud Fadli Zon saat menyelenggarakan Sawala Budaya untuk meningkatkan sinergi dalam upaya mempertegas peran Indonesia dalam diplomasi internasional dan menguatkan diplomasi budaya Indonesia dengan 31 Duta Besar Republik Indonesia Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) yang baru saja terpilih untuk menjalankan tugas diplomasi di berbagai negara, di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Selasa (22/4).
“Kita memiliki mimpi dan gagasan besar yaitu Indonesian Wave untuk melestarikan dan memperkenalkan budaya, termasuk seni, musik, film, dan kuliner Indonesia – seperti Korean
Wave atau Japanese Wave,” harapnya.
Fadli Zon menyampaikan amanat konstitusi, yakni UUD 1945 Pasal 32 Ayat 1 yang menjadi landasan peranan kebudayaan Indonesia bagi peradaban dunia.
Menbud lantas menyampaikan jika pada pertemuan ini ingin menyoroti 2 hal, yakni narasi Indonesia sebagai negara mega diversity dan juga Indonesia sebagai peradaban tertua di dunia.
“Narasi ini kita ingin sampaikan pada dunia. Rencananya kita akan membuat film-film tentang ini, dan kami kirimkan ke negara-negara tempat para Duta Besar bertugas agar nanti ada subtitles
dengan bahasa setempat,” terang Menbud.
Lebih lanjut disampaikannya arah kebijakan Kementerian Kebudayaan tahun 2025, yang diturunkan melalui organisasi kerja, antara lain Direktorat Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan
Tradisi, yang melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pelindungan kebudayaan dan tradisi. Menbud turut menyampaikan jika bidang permuseuman berada di dalamnya.
“Kita tengah berbenah dan perbaiki museum-museum di daerah agar layak dikunjungi. Museum Nasional Indonesia bisa menjadi benchmark. Namun tentu masih banyak yang perlu diperbaiki,” jelasnya.
“Kebijakan berikutnya adalah diplomasi budaya melalui Direktorat Jenderal Diplomasi dan Promosi Kebudayaan. Melalui Ditjen ini diharapkan Kementerian Kebudayaan dapat menjalankan kebijakan diplomasi budaya untuk mengangkat keunikan Indonesia, memperkokoh citra di tataran global, sekaligus memperluas pengaruh strategis bangsa di tingkat internasional,” tambah Menbud.
Kebijakan selanjutnya ujar Menbud disampaikan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan. Melalui Ditjen ini Kementerian Kebudayaan berkeinginan agar dapat menyelaraskan kebijakan dengan tren budaya modern seperti budaya digital dan industri budaya yang memicu pertumbuhan ekonomi budaya. Termasuk di dalamnya
ujar Menbud adalah pop culture, dan industri perfilman.
“Film itu penting karena era sekarang ini dunia perfilman lebih banyak ke co-production, menggunakan dukungan dana hingga tenaga insan perfilman, yang kini tren disebut funding production. Film kita sedang bagus, 67% pasar kita dipegang oleh film lokal. Saat ini kita juga memiliki Film Market melalui JAFF, yang mempertemukan stakeholders bidang perfilman dari
berbagai negara,” ujar Menbud.
Dalam kesempatan tersebut, Fadli Zon menyampaikan delapan poin call to action kepada para Duta Besar, antara lain: mainstreaming budaya dalam program kerja sebagai salah satu upaya
menghadapi global uncertainty; koordinasi dan fasilitasi pengusulan Intangible Cultural Heritage (ICH), World Heritage (WH) UNESCO; koordinasi dan fasilitasi repatriasi benda warisan budaya Indonesia; mendorong pembentukan dan pengembangan Rumah Budaya Indonesia (RBI); melibatkan dan meningkatkan peran diaspora; mendorong sister-city dengan fokus bidang kerjasama budaya serta mempromosikan kuliner bangsa; mendorong dan memfasilitasi kerja
sama investasi dalam revitalisasi museum, cagar budaya, ekosistem budaya, serta joint production film, teater, musik dan seni rupa; dan pemanfaatan teknologi digital dengan
memfasilitasi kerja sama dengan perusahaan teknologi untuk digitalisasi aset budaya, termasuk museum. (j01)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.