
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
JAKARTA (Waspada.id): Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejarah baru dengan menempati posisi sebagai bursa saham terbesar di kawasan Asia Tenggara. Hingga awal Agustus 2025, kapitalisasi pasar BEI menembus Rp13.400 triliun atau setara kurang lebih 800 miliar dolar AS. Pencapaian tersebut sekaligus mengantarkan Indonesia masuk dalam daftar 20 bursa saham terbesar di dunia.
Keberhasilan ini tidak hanya tercermin dari kapitalisasi pasar. Aktivitas perdagangan di BEI pun menunjukkan tren positif, dengan nilai transaksi harian yang kini mencapai Rp13,4 triliun.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
“Dengan capaian ini, Indonesia berada di peringkat ke-11 bursa terbesar dunia dari sisi aktivitas perdagangan,” kata Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, saat menerima kunjungan Media OJK Sumatera Bagian Utara di Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Jeffrey menjelaskan, pencapaian tersebut merupakan hasil transformasi pasar modal Indonesia yang terus bergerak menuju sistem yang lebih kokoh dan memiliki daya saing tinggi di tingkat internasional.
Untuk menjaga momentum ini, BEI berkomitmen memperluas diversifikasi produk dan layanan agar ekosistem investasi semakin inklusif dan menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat.
“Pasar modal Indonesia kini tidak hanya fokus pada perdagangan saham. Kami sudah mengembangkan berbagai instrumen baru seperti bursa karbon, waran terstruktur, short selling, dan dalam waktu dekat akan menghadirkan liquidity provider serta instrumen repo,” jelas Jeffrey.
Ia menegaskan, langkah-langkah tersebut merupakan bagian dari strategi besar BEI untuk memastikan keberlanjutan, relevansi, dan daya saing, baik di pasar domestik maupun global.
Dalam kesempatan tersebut, Jeffrey juga menyoroti peningkatan signifikan jumlah investor ritel di Indonesia. Menurutnya, tren ini menjadi sinyal positif bahwa kesadaran masyarakat terhadap pasar modal semakin meningkat. Bahkan, sekitar 15 persen dari total investor nasional saat ini berasal dari wilayah Sumatra.
Berdasarkan data hingga akhir Juli 2025, jumlah investor pasar modal Indonesia telah mencapai 17,4 juta orang. Pada tahun 2024 saja, jumlah investor baru bertambah 2,7 juta, melampaui target awal sebesar 2 juta. Sementara itu, selama tujuh bulan pertama di 2025, sudah ada tambahan 2,5 juta investor baru.
Jeffrey menilai, perkembangan ini menunjukkan adanya kemajuan signifikan dalam literasi dan inklusi keuangan di masyarakat.
“Prioritas kami adalah terus memberikan edukasi, memperluas akses, serta memperkuat perlindungan bagi seluruh investor di Indonesia,” pungkasnya. (Id09)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.