Jelang Ramadan Diam-Diam Harga Cabai Naik, Pemerintah Lakukan Apa?

2 weeks ago 10

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga cabai di berbagai daerah terpantau cenderung bervariasi, di mana ada beberapa daerah yang mengalami kenaikan harga cabai secara signifikan menjelang Ramadan 1446 H.

Ketua Dewan Penasihat Perhepi Bustanul Arifin mengatakan di beberapa daerah, harga cabai merah berdasarkan laporan PHPS mengalami lonjakan hingga mencapai Rp 65.000 per kilogram, sedangkan cabai ada yang ditemui sudah mencapai Rp 68.000 per kilogram.

"Harga cabai saya cek di laporan PIHPS nih, malah melonjak, cabai merah itu sudah Rp 65.000 per kilo. Bahkan cabai rawit itu sudah mencapai Rp 68.000 per kilo," kata Bustanul kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (21/2/2025).

Merespons hal itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo menjelaskan, harga cabai mengalami dinamika naik turun karena tergantung tingkat panennya. Jika panen terbatas maka harga cabai berpotensi naik, berlaku juga sebaliknya. Sementara, sambungnya, Bapanas telah memetakan kondisi harga cabai yang turun di beberapa daerah tersebut.

"Cabai ini kalau kita lihat memang dinamikanya up and down-nya cukup tinggi. Pada saat panen terbatas maka harga naik. Pada saat panennya banyak harganya jatuh. Sehingga pemerintah ini khususnya Badan Pangan Nasional itu memang telah memetakan kondisi tersebut," ujar Arief kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (20/2/2025).

"Jadi apabila ada satu daerah produksinya terlalu tinggi, sementara daerah lain produksinya kurang, kita hubungkan. Kemudian pemerintah daerah itu punya yang namanya DTT. Kemudian punya insentif fiskal untuk stabilisasi," ujar Arief.

Arief juga menyarankan setiap daerah harus memiliki neraca pangan. Karena hal ini tidak hanya digunakan untuk mengendalikan harga di konsumen, tapi juga untuk menjaga harga di tingkat petani. 

"Jadi sedulur-dulur petani ini harus dilindungi oleh kita semua. Karena kalau teman-teman ini merasa harga cabainya jatuh, harusnya panennya bisa 20 kali petik, kemudian di panen ke-10 dia berhenti, karena mereka berpikiran ngapain saya urus tanaman saya, saya pupuk, saya segala macam kalau harganya jatuh," ujarnya lagi.

"Nah, keberadaan Bapanas memang menjadi connectivity antara hulu sama hilir. Jadi nggak bisa hulu produksi harus meningkat gitu, tapi tidak diperhatikan standby buyer-nya, harganya, distribusinya, itu nggak bisa," pungkasnya.


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Langkah Pemerintah & Pelaku Usaha Jaga Stabilisasi Harga Pangan

Next Article Sudah Turun 30% Lebih, Harga Cabai Diramal Berpotensi Naik

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |