
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
MEDAN (Waspada.id): Menjelang keputusan Bank Indonesia (BI) terkait kebijakan moneternya pada perdagangan hari ini, Rabu (17/9), rupiah terpantau melemah ke posisi Rp16.430 per dolar AS.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru dibuka menguat di level 7.964, seiring kecenderungan bursa Asia yang bergerak positif.
Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, pelemahan rupiah saat ini lebih dipengaruhi faktor teknikal semata.
“Rupiah sebenarnya berpeluang menguat jika BI benar-benar mempertahankan bunga acuannya, ditambah dengan ekspektasi pemangkasan bunga acuan oleh The Fed. Itu bisa menjadi kombinasi positif bagi rupiah dalam jangka pendek,” jelasnya, Rabu (17/9).
Menurut Gunawan, pasar juga akan mencermati paparan BI terkait kinerja serta proyeksi ekonomi nasional. “Jika ada perbedaan antara realisasi kebijakan BI dengan ekspektasi pasar, potensi volatilitas akan meningkat. Investor akan lebih berhati-hati,” tambahnya.
Selain itu, ia menilai tekanan rupiah dari sisi likuiditas, khususnya aliran dana besar ke Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), belum akan terlihat dalam waktu dekat.
“Dalam jangka pendek, banjir likuiditas justru bisa menjadi akselerator pertumbuhan ekonomi. Namun tetap perlu diwaspadai dampaknya terhadap inflasi maupun stabilitas rupiah ke depan,” ungkap Gunawan.
Untuk perdagangan hari ini, Gunawan memproyeksikan IHSG akan bergerak dalam rentang 7.900 hingga 8.000. Sedangkan rupiah berpeluang diperdagangkan di kisaran Rp16.400 hingga Rp16.480 per dolar AS.
Sementara itu, harga emas dunia relatif stabil di level US$3.680 per ons troy, atau sekitar Rp1,95 juta per gram. (id09)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.