Jeda Bantuan Berakhir Israel Langsung Serang Gaza, 17 Orang Tewas

1 day ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Israel langsung meluncurkan serangan lanjutan ke Gaza, setelah kebijakan pemberian fasilitas pengiriman bantuan kemanusiaan berakhir pada Jumat (29/8/2025). Selama masa itu, Israel menjanjikan penghentian sementara segala bentuk serangan ke Gaza.

Namun, sehari setelah kebijakan itu berakhir, Israel langsung menyerang kota Gaza pada Sabtu (30/8/2025). New York Times melaporkan, hasil dari serangan itu menewaskan sedikitnya 17 orang di Kota Gaza.

Militer Israel mengklaim, serangan itu dilakukan untuk menargetkan seorang tokoh "kunci" Hamas, Tiga pejabat Israel menyebut, serangan itu menargetkan Abu Obeida, juru bicara Brigade Qassam, sayap bersenjata Hamas.

"Ketiganya berbicara dengan syarat anonim untuk membahas topik sensitif tersebut," sebagaimana dilansir nytimes.com, Minggu (31/8/2025).

Masih belum dibuktikan apakah target itu tercapai atau tidak. Sebab, Abu Obeida merupakan nama samaran dari juru bicara Brigade Qassam yang berpenampilan tertutup dengan topeng.

Dalam sebuah serangan yang menargetkan tokoh kunci Hamas itu, setidaknya telah tewas 5 orang di kawasan Rimal, Kota Gaza, menurut laporan Palestinian Civil Defense Rescue Service.

Direktur rumah sakit Al Shifa di kota itu, Mohammad Abu Salmiya lalu mengatakan, dalam serangan terpisah di dekat toko roti terdapat 12 orang yang tewas.

Tidak ada satupun korban yang dapat diverifikasi secara independen. Militer Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait serangan kedua.

Israel sedang bersiap untuk serangan besar-besaran lainnya di Gaza, dengan tujuan untuk merebut Kota Gaza. Ratusan ribu warga Palestina masih berada di kota itu; para pejabat Israel mengatakan mereka ingin sebanyak mungkin warga Palestina mengungsi terlebih dahulu demi keselamatan mereka sendiri.

Dua juta penduduk Gaza menghadapi kelaparan parah, dengan banyak orang terkadang tidak makan selama beberapa hari berturut-turut, menurut Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa. Bulan ini, panel ahli yang didukung PBB mengatakan Kota Gaza dan daerah sekitarnya menderita kelaparan, meski dibantah Israel.

Pada akhir Juli, di tengah meningkatnya kemarahan internasional atas kondisi di Gaza, Israel mengatakan akan menghentikan serangannya di beberapa bagian daerah kantong itu, termasuk Kota Gaza, selama sebagian besar hari untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk.

Namun pada Jumat, militer Israel mengatakan akan melanjutkan operasi di Kota Gaza, dalam upaya nyata untuk menekan warga Palestina agar mengungsi dari daerah tersebut.

Para pejabat bantuan mengatakan harga pangan di Gaza telah turun selama beberapa minggu terakhir, meskipun masih terjadi kekurangan pangan yang parah.

Mereka juga memperingatkan evakuasi besar-besaran di Kota Gaza dapat menghapus secercah kemajuan dalam mencegah malnutrisi lebih lanjut, terutama karena tidak ada tempat tersisa untuk berlindung di wilayah kantong yang hancur tersebut.

"Mustahil evakuasi massal Kota Gaza dapat dilakukan dengan cara yang aman dan bermartabat dalam kondisi saat ini," ujar Mirjana Spoljaric, Presiden Komite Internasional Palang Merah, dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu.

"Evakuasi semacam itu akan memicu perpindahan penduduk besar-besaran yang tidak dapat ditampung oleh wilayah mana pun di Jalur Gaza, mengingat kerusakan infrastruktur sipil yang meluas dan kekurangan makanan, air, tempat tinggal, dan perawatan medis yang ekstrem," tegasnya.

Kampanye Israel telah menewaskan lebih dari 60.000 orang di Gaza, termasuk ribuan anak-anak, menurut pejabat kesehatan setempat, yang tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan. Perang dimulai setelah serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel.

Setelah serangan yang dipimpin Hamas, para pemimpin Israel berjanji untuk melenyapkan kelompok Palestina tersebut di Gaza. Namun, meskipun berulang kali menginvasi hampir setiap sudut Jalur Gaza dan membunuh banyak pemimpin Hamas, tujuan tersebut tetap sulit dicapai.

Hamas telah berjuang melawan pemberontakan yang gigih dan terus merekrut pejuang baru ke dalam barisannya, menurut pejabat Israel dan AS. Kelompok bersenjata tersebut juga masih menyandera sekitar 20 sandera hidup yang ditawan dalam serangan 7 Oktober, di samping jenazah sekitar 28 orang lainnya.

Pada Sabtu malam, militer Israel mengumumkan bahwa seorang tentara cadangan tewas di Gaza selatan, sehingga jumlah total tentara Israel yang tewas menjadi sekitar 900 sejak awal perang.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Gaza Membara, 80 Tewas di Tengah Kunjungan Trump ke Timur Tengah

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |