Jakarta, CNBC Indonesia - Alibaba mulai bangkit setelah diterpa tekanan bertubi-tubi. Mulai dari persaingan sengit di industri e-commerce, proses restrukturisasi yang penuh hambatan, serta para petinggi yang meninggalkan perusahaan.
Ditarik ke belakang, kejayaan Alibaba pelan-pelan merosot setelah ditinggal sang pendiri, Jack Ma, usai bersitegang dengan pemerintah China. Namun, baru-baru ini Jack Ma hadir dalam pertemuan khusus dengan Presiden Xi Jinping.
Keduanya tampak akrab dan berjabat tangan. Hal ini menandai hubungan keduanya sudah melunak dan turut meningkatkan optimisme investor terhadap Alibaba, dikutip dari Reuters, Jumat (21/2/2025).
Pada pembukaan perdagangan Jumat ini, saham Alibaba dibuka dengan kenaikan 10% di bursa Hong Kong. Angka itu mencapai level tertinggi selama lebih dari tiga tahun belakangan.
Kenaikan saham itu juga terjadi setelah Alibaba melaporkan pendapatan kuartal-III 2024 yang melampaui estimasi para analis. Selain itu, Alibaba mengumumkan rencana akan berinvestasi lebih di e-commerce dan kecerdasan buatan (AI).
Saham Alibaba yang terdaftar di Amerika Serikat (AS) naik 8% dan menandai peningkatan terbesar dalam satu haru sejak September tahun lalu.
CEO Alibaba Eddie Wu mengatakan AI membawa peluang untuk transformasi industri yang hanya terjadi satu kali dalam setiap beberapa dekade. Ia mengatakan Alibaba akan berinvestasi pada AI dan komputasi cloud dalam 3 tahun ke depan.
Alibaba membukukan pendapatan 280,15 miliar yuan selama periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Desember 2024. Angka itu lebih tinggi ketimbang prediksi 17 analis yang dikumpulkan LSEG senilai 279,34 miliar yuan.
Baru-baru ini, Alibaba juga bekerja sama dengan Apple untuk menyokong sistem AI Apple Intelligence pada unit iPhone yang dijual di China. Alibaba mengatakan peningkatan sistem AI Qwen miliknya yang dirilis akhir Januari lalu telah mengalahkan kemampuan model V3 DeepSeek.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini: